Skandal Cambridge Analytical Menerpa Facebook, Indikasi Pelanggaran Privasi pada 87 Juta Orang
Jangan kaget bila kamu data-data pada akun Facebook-mu telah di sisir oleh skandal Cambridge Analytica.
Dimulai pada hari Minggu, 8 April 2018 kemarin, sekitar 87 juta pengguna Facebook yang kemungkinan data-datanya dibagi bersama dengan Cambridge Analytica, sebuah firma konsultasi politik asal Inggris, akan mendapatkan pesan mendetail pada beranda mereka. Facebok menyatakan bahwa kebanyakan pengguna (lebih dari 70 juta) berada di Amerika Serikat, dan sekitar 1 juta pengguna berasal dari Filipina, Indonesia, dan Inggris Raya.
Sebagai tambahan, seluruh pengguna Facebook yang berjumlah 2,2 milyar orang akan menerima pengumuman berjudul Protecting Your Information (Lindungi Informasi Dirimu) dengan sebuah link untuk melihat aplikasi apa saja yang mereka gunakan dan informasi apa yang telah mereka bagikan ke aplikasi-aplikasi tersebut. Jika mereka mau, para pengguna Facebook dapat mematikan sendiri aplikasi-aplikasi itu secara manual atau memutuskan akses pihak ketiga terhadap aplikasi-aplikasi tersebut.
Dengan kasus krisis privasi terburuk dalam sejarah Facebook, dimana Cambridge Analytica yang disebut-sebut memiliki hubungan dengan Presiden Amerika Serikat saat ini, Donald Trump, dapat menggunakan data-data yang diperoleh dari Facebook untuk mempengaruhi hasil pemilihan umum. CEO Facebook Mark Zuckerberg mengakui bahwa ia telah membuat sebuah kesalahan besar karena gagal melihat dari sudut pandang yang lebih luas akan kewajiban Facebook pada dunia luas. Ia dijadwalkan akan memberikan testimoni pada kongres minggu depan.
Pengambil keputusan Cambridge Analytica Christoper Wylie sebelumnya mengestimasi bahwa lebih dari 50 juta orang bermasalah karena sebuah kuis personal yang mengumpulkan data dari para pengguna Facebook dan teman-teman mereka. Dilansir dari interview dari NBC, Wylie mengatakan bahwa jumlah sebenarnya bisa membengkak hingga lebih dari 87 juta orang.
Aplikasi Facebook bernama "This is Your Digital Life," adalah sebuah kuis personal yang diciptakan pada periode 2014 oleh seorang peneliti akademik bernama Aleksander Kogan, yang membayar sekitar 270,000 orang untuk mengikuti kuis tersebut. Applikasi tersebut tak hanya menyedot data dari orang-orang yang mengikuti kuis itu, namun juga - berkat restriksi Facebook yang longgar - data dari teman-teman mereka, juga termasuk detil-detil akan informasi yang tidak terbuka untuk umum. Tak lama kemudian Facebook bereaksi dengan membatasi akses aplikasi tersebut namun semuanya sudah terlambat.