3 Mitos Konyol Munculnya Gerhana Matahari Total di Belahan Dunia
Fenomena Gerhana Matahari Total yang terjadi pada 9 Maret 2016 ternyata menyimpan sebuah cerita yang misterius di berbagai negara. Bahkan, moment langka ini didefinisikan dengan mitos-mitos unik yang berkembang di tengah masyarakat.
Di Indonesia sendiri, mitos Gerhana Matahari Total (GMT) datang dari pulau Jawa yang menyebutkan bahwa fenomena GMT ini merupakan aksi raksasa Betara Kala atau Rahu yang menelan matahari lantaran dendamnya pada Sang Surya atau Dewa Matahari.
Tetapi mitos yang beredar bukan hanya ada di Indonesia, negara-negara lain yang memiliki kisah yang berhubungan dengan GMT pun kian mencurahkan definisi munculnya GMT melalui mitos-mitos berikut ini:
1. Jepang
Jepang yang kita kenal sebagai Negeri Matahari Terbit ini mengungkapkan bahwa munculnya GMT di dunia merupakan suatu wabah yang sangat berbahaya. Saat GMT muncul, masyarakat Jepang mempercayai bahwa ada racun yang disebarkan ke bumi. Ketika Matahari tertutup itulah diyakini waktu penyebaran racun, oleh karena itu ketika GMT muncul masyarakat Jepang bersiap-siap menutupi sumur-sumur mereka agar air mereka tidak terkontaminasi dengan racun.
2. Mesir Kuno
Negara kedua yang memiliki mitos terkait GMT yaitu Mesir Kuno. Dalam mitologi Mesir Kuno menyebutkan bahwa fenomena GMT ini berkaitan dengan Dewa Ra. Dewa yang memiliki kepala elang ini disebut-sebut sebagai Dewa Matahari.
Kisah Dewa Ra yang dikenal dengan perjalanannya menuju akhirat dihadang oleh dewa ular laut yang jahat membuat masyarakat meyakini Dewa Ra masuk kedalam cengkraman Dewa ular Jahat tersebut.
3. India
Di India mitos GMT diyakini sebagai turunnya dua setan yaitu Rahu dan Ketu yang menelan matahari. Turunnya setan inilah yang membuat mitos bagi wanita hamil untuk tetap berada dalam rumah selama gerhana berlangsung agar bayi mereka tak terlahir cacat. Untuk menghindari itu, maka masyarakat India biasanya menjalankan puasa dan mandi ritual di sungai-sungai suci saat terjadi gerhana matahari. Hal ini dilakukan untuk menghindari efek negatif dari gerhana.