Indosat Ooredoo Merger Dengan Tri Indonesia, Bagaimana Nasib Pelanggan dan Siapa yang Diuntungkan?
Layaknya fushion antara Son Goku dan Vegeta di serial anime lawas Dragon Ball Z, merger merupakan salah satu cara yang ditempuh dua perusahaan agar bisa terus bersaing di suatu marketplace. Kali ini berita merger terbaru terjadi antara dua operator seluler Indosat Ooredoo dan Tri Indonesia.
IDWS, Sabtu, 18 September 2021 - Merger tersebut terjadi setelah induk dari kedua perusahaan — Ooredoo Q.P.S.C. dan CK Hutchison Holdings Limited — mencapai kesepakatan bisnis dengan nilai transaksi mencapai 6 miliar dollar AS atau sekitar Rp 85,5 triliun (kurs Rp 14.200) seperti dilansir dari pemberitaan Kompas.com.
Jika fushion antara Son Goku dan Vegeta menghasilkan petarung Saiya baru yang disebut Gogeta, maka merger bisnis antara dua operator seluler tersebut melahirkan entitas bisnis baru bernama Indosat Ooredoo Hutchison yang disebut-sebut akan menjadi perusahaan telekomunikasi terbesar kedua di Indonesia tepat di belakang Telkomsel dengan prediksi pendapatan tahunan (revenue) mencapai 3 miliar dollar AS atau sekitar Rp 42,7 triliun.
Lantas, bagaimana nasib para pelanggan?
Siapa yang lebih untung dari merger ini?
Baik pihak Indosat Ooredoo maupun Tri Indonesia sama-sama menyatakan bahwa aksi merger tersebut tidak akan mengubah produk dan layanan yang selama ini telah eksis melansir laporan Kompas.com.
Hal ini dikonfirmasi oleh Director & COO Indosat Ooredoo, Vikram Sinha yang juga dinominasikan sebagai CEO Indosat Ooredoo Hutchison. Ia mengatakan selama proses integrasi, pelanggan Indosat Ooredoo tidak akan terdampak apa pun.
Meskipun saat ini belum ada rencana untuk mengubah layanan dan produk, ke depannya Indosat Ooredoo akan mengembangkan rencana produk jangka panjang, dan akan mengumumkan produk baru secara bertahap.
Sedangkan dari pihak Tri Indonesia, Deputy Presiden Direktur Danny Buidansyah menyatakan bahwa paket dan layanan yang ada tidak ada yang berubah sama sekali.
Menurut pengamat telekomunikasi Moch S. Hendrowijono, merger Indosat Ooredo dan Tri Indonesia akan menguntungkan dari sisi keterjangkauan, terutama bagi pelanggan Tri terutama dari sisi keterjangkauan. Wilayah yang selama ini belum terjangkau oleh Tri kini bisa dicakup berkat merget dengan Indosat Ooredoo.
"Di mana ada Tri pasti sudah ada Indosat, di mana ada Indosat belum tentu ada Tri atau Smartfren ada," kata Hendro seperti dikutip dari Kompas.com.
Akan tetapi, penyusutan pelanggan berpeluang terjadi pasca-merger. Sebab, pelanggan bisa tidak merasakan hal yang sama ketika menggunakan layanan atau produk operator seluler, sebelum dan sesudah merger.
"Kebiasaan-kebiasaan yang sudah mereka lakukan tidak akan sama dengan ketika masuk ke operator baru," jelas Hendro.
(stefanus/IDWS)
Sumber: Kompas.com