Bajak Anime Detektif Conan, Kepolisian Jepang Bekuk 6 Tersangka
Pembajakan memang bukan hal yang aneh lagi, tapi di Jepang hal seperti ini sudah dianggap sebagai kejahatan yang serius. Satuan tugas Kejahatan di dunia maya dari Kepolisian Osaka bersama instansi lainnya mengumumkan bahwa mereka telah menangkap enam pelaku yang terkait dengan tindak kriminal pembajakan manga dan anime di dunia maya.
Seperti yang idws lansir dari Anime News Network, Kamis (21 Januari 2016), enam pelaku yang sekarang menjadi tahanan pihak Kepolisian Osaka semuanya berjenis kelamin pria. Pria-pria itu diduga telah memosting anime Detective Conan, Hunter x Hunter, Vandread, dan judul-judul lain secara ilegal melalui Internet.
Tersangka itu dilaporkan, karena telah melanggar hak cipta dengan menggunakan kagamin2 dan perangkat lunak lainnya untuk mendistribusikan video-video anime. Tertangkapnya keenam pelaku ini menjadi salah satu kasus pertama kalinya di seluruh penjuru negeri perihal distribusi ilegal melalui kagamin2 terkuak secara umum.
Ironisnya, pria-pria ini kebanyakan merupakan para pengangguran dan para pekerja paruh waktu dengan usia mereka sekitar 20-an sampai 40-an. Mereka rata-rata berasal dari Sakai, Tokyo, dan Chiba. Bahkan diantara tersangka tersebut, ada yang masih berstatus mahasiswa yang berusia 24 tahun. Mahasiswa itu berasal dari Sakai City.
Seperti yang Satuan tugas Kejahatan di dunia maya dari Kepolisian Osaka sampaikan, keenam pelaku itu saling mengenal satu sama lain mulai dari papan pengumuman online, dan berulang kali mendistribusikan video-videonya dari rental DVD maupun cara-cara lain. Selanjutnya, mereka memosting rincian tentang bagaimana caranya untuk mengakses video-video tersebut di situs 2channel.
Kejahatan mereka juga diduga dimulai dari mendistribusikan lima video Detective Conan, termasuk episode ke-292, sejak Maret hingga Juni 2015 lalu. Sementara itu, dua tersangka usia 24 tahun dari Sakai dan Sano dilaporkan mendistribusikan anime Vandread episode ke-7 pada 11 Mei 2015.
Sebagai tanda bukti, pihak Kepolisian menyita sembilan komputer pribadi dan 11 buah hard disk selama pencarian mereka di rumah para tersangka. Kepolisian Jepang melakukan pemeriksaan pembajakan ilegal ini, karena mengingat para pengarang yang membuat manga bekerja keras untuk menyelesaikan komiknya hingga tidak mengenal istirahat dan tidur. Oleh karena itu, Kepolisian akan terus menuntaskan aksi pembajakan terhadap anime manga Jepang.