Kasus Rasisme Kepada Mesut Ozil, Presiden Bayern Munich Mencela Ozil Dengan Kata-Kata Kasar
Keputusan Mesut Ozil untuk pensiun dari timnas Jerman ternyata masih berbuntut panjang. Pernyataannya panjangnya di Twitter yang mengkritik DFB (Federasi Sepakbola Jerman) serta media Jerman karena perlakuan rasis terhadap dirinya seusai performa buruk timnas Jerman di Piala Dunia 2018 kemarin tampaknya membuat DFB panas dan menyangkal tuduhan pemain berusia 29 tahun tersebut.
Mesut Ozil dalam pertandingan terakhirnya bersama timnas Jerman. Foto: AFP
Suara paling panas yang terdengar datang dari presiden Bayern Munich, Uli Hoeness. Salah satu legenda hidup sepakbola Jerman ini dengan gamblang melontarkan serangan verbal terhadap Ozil, kurang dari 24 jam sejak sang gelandang flamboyan tersebut menyatakan bahwa ia adalah korban dari rasis serta kurang dihargai.
Pemain yang masih terikat kontrak dengan klub Inggris, Arsenal tersebut dikritik habis-habisan karena performa buruknya bersama timnas Jerman -- yang gagal lolos dari fase grup Piala Dunia 2018 -- dan memposting sebuah foto di mana dirinya berpose bersama presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan sebelum turnamen sepakbola terbesar sejagat itu berlangsung.
Dalam pernyataaan di akun Twitter-nya yang terdiri dari tiga bagian tersebut, Ozil menuduh DFB memandangnya dengan cara 'Orang Jerman saat kami menang, namun aku adalah imigran jika kami kalah'. Ozil, yang lahir di Gelsenkirchen, merupakan generasi ketiga keturunan Turki yang menetap di Jerman.
Saat ditanyai mengenai peryataan kontroversial Ozil tersebut, Hoeness mengklaim bahwa timnas Jerman tidak akan rindu pada Ozil dan malah mempertanyakan komitmen serta profesionalismen sang pemain.
"Saya senang ini semua sudah berakhir. Bertahun-tahun ia bermain seperti kotoran," ucap Hoeness dilansir dari Sport Bild. "Terakhir ia memenangkan sebuah tackle terjadi sebelum Piala Dunia 2014. Dan sekarang ia dan performa kotorannya tak akan terlihat lagi (di timnas Jerman)."
"Saat (Bayern) melawan Arsenal, kami pasti mengincar dia karena kami tahu ia adalah titik kelemahan Arsenal. Bocah-bocah follower-nya sejumlah 35 juta yang tidak eksis di dunia nyata yakin ia telah bermain dengan bagus saat ia melakukan sebuah umpan silang. Perkembangan di negara kami seperti sebuah bencana. Kalian harus melihat kembali apa sebenarnya hal ini: Olahraga. Dan dari sudut pandang olahraga, Ozil tidak punya tempat di timnas selama bertahun-tahun."
Sang playmaker sendiri bermain dalam seluruh pertandingan di Piala Dunia 2014 di mana Jerman menjadi Juara, dan sepanjang karirnya di timnas, Ozil telah mengoleksi 40 assist dan 23 gol dari 92 penampilan.
Ozil setidaknya masih menerima dukungan yang cukup signifikan, dari Menteri Kehakiman Jerman Katarina Barley, yang memposting di Twitter: "Ini adalah sebuah sinyal alarm saat seorang pemain hebat Jerman seperti @MesutOzil1088 merasa tidak diinginkan oleh negarinya sendiri karena rarisme dan tidak diwakilkan oleh DFB."
Es ist ein Alarmzeichen, wenn sich ein großer, deutscher Fussballer wie @MesutOzil1088 in seinem Land wegen #Rassismus nicht mehr gewollt und vom #DFB nicht repräsentiert fühlt. #Özil — Katarina Barley (@katarinabarley) July 22, 2018
Jerome Boateng merupakan satu-satunya rekan Ozil di timnas Jerman yang memberikan dukungan di depan publik meski hanya berupa sebuah cuitan Twitter yang memperlihatkan fotonya bersama Ozil dengan caption 'Merupakan suatu kehormatan (bermain bersamamu), Abi!'.
Pada hari Senin, 23 Juli 2018, DFB menyangkal tuduhan Ozil bahwa ia mengalami rasisme dan kurang dihargai karena garis keturunan Turkinya. "Kami dengan tegas menolak bahwa DFB terkait dengan rasisme," tutur DFB lewat sebuah peryataan. "DFB telah terlibat dalam tugas yang terintegrasi di Jerman selama bertahun-tahun."
Organisasi anti-rasisme di sepakbola, Kick It Out juga angkat bicara dengan membuat sebuah pernyataan yang berbunyi: "Ozil tidak salah dengan menyinggung berbagai elemen dalam masyarakat dengan istilah, 'saat kami menang saya orang Jerman, saat kami kalah saya seorang imigran.' Sayangnya pemain kulit hitam di Inggris, Prancis, dan negara-negara lain juga masih menerima perlakuan yang sama dari dulu.
Our diversity is a big part of why we are such a special club
Together ??#ArsenalForEveryone pic.twitter.com/8f62IrxyFV — Arsenal FC (@Arsenal) July 23, 2018
"Tudingan yang menyudutkan Ozil dari beberapa media Jerman, komentar-komentar diskriminasi yang dilakukan oleh suporter, dan kurangnya dukungan dari beberapa sponsor serta penanganan resmi dari presiden DFB Reinhard Grindel sudah kelewatan dan jauh dari segala analisa logis mengenai performanya."
Mesut Ozil ini sedang berada di Singapura bersama Arsenal untuk menjali tur pramusim. Keputusan Ozil untuk pensiun dari timnas bisa jadi berkah bagi tim asal kota London tersebut karena saat ini mereka tengah mengusung era baru di bawah Unai Emery. Ozil bisa lebih fokus untuk membantu klub tersebut melewati masa transisi sepeninggalan pelatih veteran Arsene Wenger.
____________________________________________
Sumber: telegraph.co.uk