Kasus Pemalsuan Air Galon Isi Ulang di Banten yang Meresahkan Masyarakat dan Distributor
Kasus pemalsuan air galon isi ulang merek terkenal marak menjadi pembicaraan masyarakat. Melansir Tribun Banten, Aparat Satreskim Polres Cilegon menangkap lima oknum terduga yang melakukan pemalsuan air galon merek terkenal di Kelurahan Panggung Rawi, Cilegon, pada Sabtu, 16 Juli 2022 lalu.
IDWS, Jumat, 29 Juli 2022 - Pemalsuan air galon tersebut dilakukan dengan cara menggunakan galon dan tutup asli merek ternama, kemudian mengoplos isinya.
Kasus air galon isi ulang oplosan ini tentunya berdampak pada masyarakat, baik yang telah mengetahui tentang pemalsuan air galon isi ulang merek tersebut, maupun yang tidak.
Salah satu contohnya adalah distributor air galon isi ulang merek terkenal, Toko Limaya di Banten, yang mengeluh bahwa usaha penjualan galon merek tersebut menurun dari biasanya.
Menurut Kusnaedi selaku pemilik Toko Limaya, penjualan mulai menyusut dan tidak sesuai target setelah kasus pemalsuan air minum galon isi ulang terungkap.
"Sekarang sudah terasa dari pelanggan dan karyawan pun bilangnya kacau, dikira mengirim air galon isi ulang palsu," Kata Kusnaedi, saat kepada Tribun Banten di ruang kerjanya, Selasa (26/7/2022).
"Di sini biasanya pengeluaran mencapai 1.000 lebih galon yang didistribusikan. Sekarang menyusut banyak, tidak mencapai seribu, dan stok barang pun banyak dikarenakan tidak habis," ujarnya.
Namun, Kusnaedi meyakinkan bahwa air galon isi ulang yang dijualnya adalah asli dan berasal dari pabrik langsung di Sukabumi.
"Air galon isi ulang yang kita distribusikan di sini asli dari pabrik langsung dan Toko Lima Jaya ini sudah berdiri dari 2001,” ujarnya.
Ia pun berpesan kepada masyarakat agar tidak risau dengan adanya isu pemalsuan. Namun harus tetap berhati-hati, yaitu dengan mengecek nomor seri pada tutup dan badan galon.
"Berhati-hati saat membeli air galon isi ulang. Cek nomor seri tutup galon dan nomor seri pada badan galon. Jika berbeda antara tutup dan badan galon, harus hati-hati, dan dari rasa pun pasti berbeda," ungkapnya.
Reaksi masyarakat terhadap kasus pemalsuan Air Galon Isi Ulang
Sementara itu, salah satu pembeli galon isi ulang yang enggan menyebutkan namanya, mengatakan dirinya mengetahui isu pemalsuan itu, dan dirinya akan berhati-hati dalam membeli air galon isi ulang dari merek tersebut.
"Saya tahu. Tentunya kita tetap berhati-hati membeli Air galon," ucapnya kepada Tribun Banten.
Dirinya mengaku membeli merek air galon isi galon tersebut untuk dikosumsi dirumah. "Saya buat dikonsumsi sendiri dirumah, satu minggu paling 2-3 galon," tuturnya.
Meski dengan maraknya pemberitaan terkait kasus pemalsuan air galon isi ulang, ternyata masih terdapat sebagian masyarakat Kota Serang yang tidak mengetahui tentang adanya dugaan pemalsuan merek air galon isi ulang merek terkenal.
Salah satunya adalah pemilik toko sembako, Yusi Rahmawati (22). Sebanyak 10 galon air minum isi ulang tersedia di warungnya. Sehari-harinya, ia biasa menjual air galon isi ulang merek terkenal tersebut dengan harga Rp18 ribu.
Penjualan air galon isi ulang tersebut biasanya habis selama kurun waktu 3 hari. Pengiriman air pun akan dilakukan selama 3 hari sekali, seiring dengan habisnya stok.
Namun, ia mengaku bahwa tidak mengetahui kasus pemalsuan yang marak dibicarakan "Enggak tahu," ujarnya saat ditemui di warungnya di Jalan Cigabus Pasar Rau Kota Serang oleh pihak Tribun Banten, Senin (25/7/2022).
Hal ini pun cukup mengkhawatirkan karena kebanyakan pelanggan warungnya membeli air galon isi ulang untuk kebutuhan rumah tangga. "Ambilnya menetap dari satu orang, biasanya diantar ke toko. Yang di rumah-rumah biasanya yang beli," katanya kepada Tribun Banten.
Salah satu lokasi pengoplosan air galon isi ulang. (Tribun Banten)
Yusi mengaku, ia baru menjual air minum galon isi ulang merek terkenal tersebut selama dua bulan. Galon air minum isi ulang yang dijualnya bertutup, sesuai standar yang berlaku dan di bagian lekukan kedua galon terdapat tanggal kedaluwarsa. Selain itu, ada pula barcode terpasang di stiker galon.
"Baru 2 bulan, Alhamdulillah sejauh ini enggak ada yang komplen," paparnya.
Pedagang lainnya, Dewi mengungkapkan hal yang sama. Ia tidak mengetahui tentang adanya air galon isi ulang merek terkenal yang dipalsukan.
"Belum tahu, kalau beneran ada, ya merasa khawatir," jelasnya.
Dewi yang berjualan di Kaligandu, Kota Serang, mengaku sudah lebih dari 10 tahun jualan air mineral galon isi ulang ini. Biasanya, stoknya galon dikirim menggunakan mobil losbak.
Ia menjual sekitar 15 galon yang biasanya akan habis selama tiga hari. Dewi mengaku bahwa sejauh ini, tidak ada pelanggannya yang mengajukan keluhan terkait air galon isi ulang.
“Saya jual per galon Rp19 ribu, tiga hari habis. Langganan sudah 10 tahun lebih, saya dapat barangnya dari distributor, diantarkan pakai losbak. Enggak ada yang komplain,” paparnya kepada Tribun Banten.
Selain distributor, terdapat juga konsumen yang belum mengetahui tentang bahaya akan air galon isi ulang palsu. Pelanggan air galon merek terkenal bernama Rizki misalnya, menyebut tidak mengetahui akan adanya dugaan pemalsuan air galon isi ulang yang biasa ia konsumsi di rumah.
"Enggak tahu," tuturnya.
Rizki mengaku, sudah 4 bulan mengonsumsi merek terkenal tersebut. Ia memilih merek terkenal karena bersih. "Sudah 4 bulan pakai air merek terkenal karena bersih," ungkap Rizki.
Bahaya pemalsuan air galon isi ulang
Pengurus Harian YLKI Eliyani mengungkapkan, sangat bahaya jika air mineral yang banyak dikonsumsi masyarakat Indonesia mudah dipalsukan.
“Betapa bahayanya kalau air mineral dari merek yang paling banyak dikonsumsi masyarakat mudah sekali dipalsukan. Tutupnya dijual di mana-mana dan sama persis dengan tutup yang asli, sehingga masyarakat sulit membedakan mana yang asli dan yang palsu. Bisa dibilang keamanan air mineral dalam kemasan seperti ini jadi sangat diragukan,” kata Eliyani.
Menurut YKLI karena potensi bisnisnya yang mudah, murah, dan cepat memberikan keuntungan besar, para pelaku pun tidak pernah jera, sehingga kejadian pemalsuan air galon isi ulang terus berulang.
Maka dari itu, YLKI meminta agar berbagai pihak perlu bekerja sama untuk mencegah agar kasus-kasus pemalsuan air mineral tidak kembali terulang dan meredam kecemasan masyarakat.