Erdogan Salahkan 'Takdir' Atas Ledakan Tambang di Turkiye yang Tewaskan 41 Orang, Bikin Publik Marah
41 orang tewas dalam tragedi ledakan tambang di Kota Amasra, Turkiye (sebelumnya Turki) yang terjadi pada Jumat (15/10/2022) menyisakan duka mendalam bagi rakyat Turkiye dan terutama keluarga korban.
IDWS, Senin, 17 Oktober 2022 - Selain itu ledakan tersebut juga menjebak para penambang di bawah tanah selama bejam-jam lamanya.
Kecelakaan tersebut diduga disebabkan oleh penumpukan gas mudah (firedamp) terbakar di dalam tambang batu bara tersebut. 110 pekerja tambang tengah berada di kedalaman 300 meter di bawah tanah ketika ledakan itu terjadi, di mana 49 di antaranya berada di zona "berbahaya" yakni kedalaman 300-350 meter. Butuh waktu 20 jam bagi regu penyelamat untuk mengevakuasi para korban serta jenazah korban jiwa.
Presiden Turkiye, Recep Tayyip Erdogan, langsung pergi menuju Amasra keesokan harinya. Namun bukannya menstabilkan situasi, Erdogan justru membuat komentar yang memicu kemarahan publik Turkiye.
Presiden Turkiye, Erdogan, sempat sebut tragedi ledakan tambang di Amasra adalah salah "takdir". (duvar.english)
Erdogan pada awalnya menyatakan bahwa "takdir" yang menyebabkan insiden mematikan tersebut, sebelum kemudian mengatakan bahwa sebuah tim yang terdiri dari tiga jaksa telah dikerahkan ke Amasra untuk menyelidiki penyebab pasti ledakan.
"Penyelidikan administratif dan peradilan akan mengungkap apa yang menyebabkan ledakan dan siapa, jika ada, yang bertanggung jawab," kata Erdogan seperti dilansir dari The Guardian.
"Tentunya tidak termaafkan bagi kita bahwa kecelakaan-kecelakaan dengan korban jiwa signifikan seperti ini terus terjadi kepada para penambang kami. Kami tidak ingin melihat lagi defisiensi atau risiko tidak perlu kepada para penambang," tambahnya.
Ini bukan pertama kalinya Erdogan menyalahkan takdir dalam kecelakaan maut. Pada 2014 silam dalam tragedi terburuk dalam sejarah penambangan yang terjadi di Kota Soma dengan korban jiwa mencapai 301 orang, Erdogan mengatakan bahwa "hal-hal seperti ini memang terjadi", memicu kemarahan publik Turkiye dan unjuk rasa kepada Erdogan.
(Stefanus/IDWS)
Sumber: The Guardian