7 Mitos Tentang Homeschooling
Beberapa tahun belakangan ini fenomena homeschooling sedang mewabah di kalangan masyarakat. Banyak yang mengganggap homeschooling menjadi alternatif dari pendidikan formal seperti sekolah pada umumnya. Homeschooling kadang juga disebut dengan home education, secara umum model homeschooling memungkinkan peserta belajarnya untuk lebih mengembangkan bakatnya dibidang yang memang diminati.
Karena sifatnya pendidikan alternatif, homeschooling ini jadi memiliki banyak padangan di masyarakat. Mulai dari pandangan yang mendukung hingga padangan yang negatif. Berikut beberapa mitos mengenai homeschooling yang biasa beredar di masyarakat
1. Peserta Homeschooling Susah Untuk Bersosialisasi
Pandangan ini muncul hanya karena anak yang memilih untuk homeschooling tidak memiliki teman sebaya atau teman bergaul seperti di sekolah formal pada umumnya. Tapi ternyata tidak selalu seperti itu. Peserta homeschooling justru diajarkan untuk bisa bersosialisasi dengan siapa saja. Baik itu mereka yang berumur lebih tua atau lebih muda. Ini karena peserta homeschooling lebih sering diajak untuk "bergaul" dengan orang-orang yang berkaitan dengan bakat atau minat yang mereka miliki.
2. Peserta Homeschooling Tidak Punya Teman
Mitos berikutnya yang muncul adalah peserta homeschooling tidak punya teman. Ini sebenarnya masih lanjutan dari mitos yang pertama. Nyatanya adalah karena peserta homeschooling lebih banyak berada diluar ruangan dan bertemu orang-orang baru jadi peserta homeschooling jadi lebih punya banyak teman dibandingkan dengan anak-anak yang bersekolah formal dimana teman-temannya hanya berasal dari lingkungan sekolah saja.
3. Peserta Homeschooling Biasanya Dari Kalangan Artis
Mitos ini lahir karena banyaknya artis usia sekolah yang lebih memilih untuk homeschooling dibandingkan dengan sekolah formal karena dengan homeschooling mereka bisa menyesuaikan jadwal syuting dengan jadwal belajar. Sebenarnya tidak juga, banyak yang anak yang bukan berasal dari kalangan artis memilih untuk homeschooling.
4. Biaya Homeschooling Lebih Mahal
Faktanya, homeschooling bisa mahal dan bisa juga murah. Masalah biaya sangat tergantung dari budget dan kreativitas orang tua. Bila cerdas, orang tua bisa bergabung dengan komunitas homeschooling dan slaing membantu malah pembiayaan untu alat-alat peraga untuk belajar.
5. Peserta Homeschooling Pemalu
Hanya karena namanya siswa homeschooling dan belajar di rumah, bukan berarti mereka yang memilih untuk homeschooling menjadi pemalu dan tidak pernah keluar rumah. Justru peserta homeschooling lebih sering keluar rumah dan bertemu orang baru serta mengasah rasa percaya diri mereka sendiri.
6. Peserta Homeschooling Tidak Bisa Kuliah
Sekarang ini dengan dukungan pemerintah yang membolehkan peserta homeschooling mendafta untuk perguruan tinggi dengan syarat mengikuti ujian paket C. Jadi tidak ada alsan lagi bagi mereka yang mengikuti homeschooling untuk tidak melanjutkan pendidikannya di jenjang yang lebih tinggi.
7. Tidak Ada Laboratorium Pengetahuan Alam Untuk Peserta Homeschooling
Tapi beberapa komunitas homeschooling punya. Orang tua juga bisa menyewa peralatan percobaan ilmiah. Yang lebih baik lagi adalah bila orang tua menggunakan kreativitas dalam membantu anak melakukan percobaan ilmiah. Kebanyakan percobaan ilmiah bisa dilakukan dengan peralatan dan bahan-bahan sederhana yang bisa didapat di rumah atau di pasar/supermarket.