Kandidat Presiden Ekuador Fernando Villavicencio Tewas Ditembak
Salah satu dari delapan kandidat Presiden Ekuador, Fernando Villavicencio, tewas ditembak saat melakukan kampanye di Quito pada hari Rabu (9/8).
Tragedi penembakan terjadi ketika Fernando Villavicencio (59) dikawal masuk mobil usai bertemu dengan para pendukungnya. Penembakan tersebut berakibat fatal karena ia tertembak tiga kali di bagian kepalanya. Ia sempat dibawa ke rumah sakit namun tak tertolong.
Dilansir dari BBC, kelompok kriminal Los Lobos menyatakan bahwa serangan tersebut adalah tidakan mereka. Los Lobos adalah kelompok kriminal terbesar kedua di Ekuador yang beranggotakan sekitar 8.000 kriminal.
Fernando Villavicencio adalah salah satu sosok paling vokal dalam membahas persoalan korupsi dan kriminalisme, terutama narkoba di Ekuador. Sebagai mantan jurnalis, ia sering menulis tentang keterlibatan organisasi pemerintahan yang bekerja sama dengan kelompok-kelompok kriminal.
Ekuador termasuk salah satu negara paling aman di Amerika Latin. Negara tersebut juga berhasil bertansformasi untuk mengurangi kemiskinan dan menuju kemakmuran dari tahun 2005 hingga 2015.
Cerita indah transformasi kondisi Ekuador tersebut sayangnya harus tergoncang oleh bertumbuh pesatnya gembong narkoba. Mafia gembong narkoba di Ekuador didominasi oleh kriminal dari Kolombia dan Meksiko.
Pemilihan Presiden Ekuador dilakukan dalam dua putaran. Putaran pertama akan dilangsungkan 20 Agustus nanti. Jika tidak ada kandidat yang mendapatkan suara lebih dari 50% atau lebih dari 40% dan 10% dari rival terdekat, maka putaran kedua akan dilangsungkan di bulan Oktober.
Presiden Ekuador saat ini, Guillermo Lasso, umumkan keadaan darurat selama 60 hari. Angkatan bersenjata akan dimobilisasi ke seluruh wilayah di Ekuador. Meski begitu, putaran pertama pemilihan Presiden Ekuador tidak berganti jadwal.
Foto fitur: REUTERS.
(IDWS/deJeer)