Kopitiam Tertua di Bandung dan Makanannya yang Menggugah Selera
Bandung, Indonesia – Saat zaman penjajahan kolonial, Bandung disebut-sebut sebagai Paris van Java atau Kota Paris-nya Pulau Jawa, karena beragam butik fashion serta kafe-kafe yang elok untuk bersantai.
Ada satu tempat yang mencolok di sana, bukan karena berbeda, namun karena betapa lamanya tempat itu mempertahankan jati diri serta eksistensinya di Kota Bandung dari sebelum Indonesia merdeka hingga sekarang.
Dijalankan oleh keluarga yang sama selama 4 generasi, Warung Kopi Purnama menarik minat orang baik tua maupun muda dengan pesona aroma dan rasa menawan kopi serta makanan yang hangat.
Warung Kopi Purnama telah menjadi tempat sarapan favorit untuk penduduk lokal sejak tahun 1940. Pelanggan-pelanggannya yang paling setia adalah mereka yang ikut tumbuh tua bersama dengan warung kopi tersebut. Dan tidaklah susah untuk menemukan pelanggan-pelanggan setia ini. Laki-laki dan perempuan berusia sekitar 50-60 tahun menghabiskan waktu berjam-jam di Warung Kopi Purnama, membaca koran atau mengobrol dengan kolega sembari sesekali menyeruput kopi.
Dikenal sebagai Kopitiam tertua di Bandung, warung kopi ini sekarang dijalankan oleh cicit sang pendiri, Aldi Rinaldi Yonas bersama dengan istri dan keponakan-keponakannya.
Pria berkacamata berumur 29 tahun ini pertama kali ikut bekerja di warung kopi milik keluarganya sekitar 4 tahun lalu, saat ibunya, Evy Josana, yang menghabiskan hidupnya menjalankan Warung Kopi Purnama, di diagnosis mengidap kanker.
“Hal itu sangat mendadak,” kata Yonas, yang berlatar belakang desain grafis. “Saya memulai dari mencuci piring lalu berjuang keras untuk naik hingga mampu menjalankan warung kami tersebut.”
Saat sang ibu akhirnya meninggal 2 tahun lalu, Yonas pun mengambil alih Warung Kopi Purnama. “Menjalankan warung ini adalah hal yang sulit, namun kami harus melanjutkan usaha keluarga,” katanya.
Sejak saat itu ia merombak interior warung, menambahkan sentuhan desainer dan membuat ruangan warung menjadi lebih hijau dan menyegarkan.
Satu hal yang tidak berubah adalah cara menyiapkan makanan. “Kami tidak menggunakan mesin, semua dilakukan secara manual,” kata Yonas lagi. “Semua makanan di sini fresh dan khas rumahan.”
Selain kopi, berikut ini adalah beberapa menu makanan rekomendasi dari Yonas:
Roti Kaya
Menu ini adalah ciri khas Warung Kopi Purnama. Kaya, atau selai kelapa yang digunakan, memakan waktu hingga 9 jam tiap hari untuk proses pembuatannya. Kaya versi Warung Kopi Purnama dibuat ala Hainanese, berwarna kecoklatan karena ditambahi dengan gula karamel sebagai campurannya.
Selain itu, bukannya menggunakan roti lapis standar, mereka menggunakan roti buatan sendiri yang tebal. “Kami harus menggunakan roti yang tebal karena kaya buatan kami sangat manis. Kami harus menyatukan mereka tanpa merusak keseimbangan rasa,” jelas Yonas.
Rota Dadar
Versi Gurih dari roti panggang dibalut dengan omelet, dan toping sesuai selera: daging ham, daging asap, atau sosis. Menurut Yonas menu ini harus disandingkan dengan saus mustard merica spesial bikinan mereka agar lebih nendang rasanya.
Bacang Gulung Sekba
“Menu ini hanya ada di warung kami,” jelas Yonas bangga. Bacang Gulung Sekba pada intinya adalah Bak Chang yang dipecah-pecah lalu dibalut dengan omelet. Lalu disajikan bersama dengan sekba atau jeroan babi direbus di dalam kaldu yang manis ringan serta asin terbuat dari kecap dan bumbu khas Tiongkok yang sayangnya dirahasiakan oleh Yonas.
Jika kalian tertarik silakan kunjungi Warung Kopi Purnama yang berlokasi di Jalan ALkateri No. 22, Bandung, Indonesia.