Identifikasi Beras Oplosan Dari Sekarang, Yuk !
Beras Plastik yang beredar di Indonesia sepekan ini sangat meresahkan masyarakat. Akhirnya penelitian dari Tim ahli Laboratorium Sucofindo, Cibitung, Bekasi, mengungkap perbedaan beras asli dan beras yang palsu atau berbahan baku plastik bisa dibedakan secara kasat mata. Cara untuk membedakan beras asli dan palsu dengan cara memilah bentuk fisiknya.
Kepala Bagian Pengujian Laboratorium Sucofindo, Adisam, di Bekasi menginstrusikan dengan cara meletakkan beras diatas kertas atau meja, lalu coba dipilah. Jika terdapat beras yang tidak memiliki lengkungan dibagian ujungnya, lalu teksturnya lentur, warnanya putih bersih, dan yang terpenting lihat ada atau tidak titik putih ditengahnya, kalau tidak ada itu sudah dikategorikan sebagai beras yang berbahan baku plastik.
Beras plastik via google
Memang untuk masyarakat tidak terlalu perhatikan ciri ciri tersebut, jadi banyak yang tertipu dengan bentuk dan warnanya. Cara lain untuk membedakannya saat memasak, beras plastik cenderung lebih menggumpal walau sudah dimasak dalam waktu yang lama.
Baca juga : Makan Nasi Tidak Perlu 3x Sehari
Beras yang berbahan plastik ini banyak mengandung senyawa yang berbahaya untuk tubuh, diataranya Penggunaan senyawa polyvinyl chloride dan senyawa-senyawa yang identik dengan pelentur bahan polyvinyl seperti; BBP (Benzyl Butyl Phtalate), DEHP (Bis (2-ethylhexy phtalate), DINP (diisonony phtalate) dapat membahayakan tubuh manusia.
Nasi Plastik via google
Senyawa senyawa itu sangat dilarang di Eropa. Pelarangan ini tidak lain pasti karena efek yang akan ditimbulkan senyawa tersebut. Berdasarkan riset yang dilakukan di Eropa, jika dikonsumsi jangka panjang, senyawa itu menyebabkan kanker.
Baca juga : Ganti Nasi Dengan Makanan Ini,Yuk !
Tim ahli Laboratorium Sucofindo jua melakukan pengujian laboratorium terhadap 250 gram beras plastik yang terbagi menjadi dua sampel. Melalui metode alat screening dengan spektrum infrared, ternyata beras plastik terdeteksi memiliki senyawa lain yaitu senyawa polyvinyl Chloride yang biasa digunakan bahan baku industri. Pihaknya juga kembali mengecek adanya dugaan beras campuran dan hasilnya terdapat kandungan protein 3,38 persen, dan sampel kedua juga memiliki kandungan protein 6,78 persen.