Wacana Menpora Memasukkan eSports Ke Dalam Kurikulum Pendidikan
IDWS, Senin, 22 April 2019 - Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi mengaku serius mendorong eSports (olahraga elektronik) agar masuk ke dalam kurikulum sekolah menengah. Demi mewujudkannya, ia meminta kepada para kepala sekolah untuk memberi rekomendasi eSports masuk ke kurikulum pendidikan siswa.
"Harus ada rekomendasi dari kepala sekolah karena ini sebuah prospek, memberi harapan masa depan, baik itu dalam konteks industri olahraga, maupun prestasi olahraga," ungkap Nahrawi di Aula Kemenpora, Jakarta Selatan, Selasa (29/1/2019).
Menpora Imam Nahrawi (tengah) saat menunjukkan permainan mobile game di ponsel pintar. Di samping kanan dan kirinya adalah pemain eSports dari EVOS Esports
Nahrawi berpendapat eSports bukan cuma sekedar permainan semata. Terdapat nilai-nilai sportivitas, azas saling menghargai dan semangat bekerja sama dalam eSports. "Belajar [permainan] digital bisa membentuk kepribadian yang kuat, saling menghargai, menghormati, dan tentu saling bekerja sama. Makanya kalau ada yang mengatakan eSports bukan bagian olahraga, itu perlu diluruskan," tutur Nahrawi.
Ia menolak anggapan bahwa eSports bukan aktivitas fisik, sebab menurutnya atlet eSports juga membutuhkan kebugaran tubuh dan asupan gizi yang baik agar berprestasi. "Kami akan bekera sama dengan Kemendikbud agar di masing-masing sekolah terfasilitasi betul [pembelajaran eSports]."
Nahrawi juga akan meminta Kemendibud untuk menyosialisasikan eSports kepada masyarakat yang masih memandang sebelah mata cabang olahraga ini. "Bahwa eSports yang dulu dianggap sebelah mata sekarang menjadi masa depan," ujarnya.
Youth National eSports Championship 2019 yang digelar Kemenpora awal tahun ini.
Kemenpora sendiri memang tengah menggalakkan eSports di tingkat pelajar, salah satunya dengan mengadakan Youth National eSports Championship 2019 yang diklaim melibatkan tim dari 600 sekolah setingkat SMP dan SMA di 22 kota di Pulau Jawa dan Sumatera. Kompetisi ini dimulai pada 18 Januari 2019 hingga September 2019 nanti.
Mendapat kritik
Wacana Menpora Imam Nahrawi untuk memasukkan eSports ke dalam kurikulum pendidikan itu mendapat kritik dari Doni Koesoema, praktisi dan pengamat pendidikan.
"Game online sebagus apapun merupakan permainan yang menjauhkan anak-anak dari dunia nyata dan interaksi sosial," ungkap dosen di Universitas Multimedia Nusantara itu kepada reporter Tirto, Selasa (29/1/2019).
Doni lebih menyarankan agar pemerintah melalui Kemenpora lebih mengoptimalkan olahraga yang lebih mengedepankan fisik dengan alasan anak Indonesia adalah olahraga sungguhan, bukan hanya game.
Apalagi, kata Doni, olahraga menjadi amanat revolusi mental pendidikan lewat Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 87 Tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan Karakter.
Terkait dengan wacana Menpora Imam Nahrawi, Doni menyatakan tidak semua hal harus termaktub menjadi kurikulum, sebab menurutnya kurikulum bukanlah "panasea" atau obat mujarab bagi seluruh permasalahan pendidikan bangsa.
"Mungkin bisa masuk dalam ekstrakurikuler, tapi perlu dijelaskan apa tujuan utamanya," kritik Doni.
(Stefanus/IDGS)
Sumber: Tirto.id