Film layar lebar kolaborasi Disney-Marvel, Black Panther, di mana sang super hero T'Challa (Chadwick Boseman) kembali ke Kerajaannya di belantara Afrika untuk naik tahta, bergaung keras pada akhir pekan kemarin. Black Panther memecahkan rekor box office serta merontokkan mitos tentang kelangsungan film-film yang berakar pada budaya kulit hitam di mancanegara. Penjualan tiket global hingga senin ini diestimasi mencapai $ 387 juta, menurut comScore.
Black Panther sontak menjadi film dengan sutradra kulit hitam (Ryan Coogler) serta mayoritas pemeran berkulit hitam, yang meraih pendapatan kotor terbesar. Pemegang rekor sebelumnya adalah “Straight Outta Compton,” yang mengumpulkan $ 214 juta secara global pada tahun 2015 tentunya setelah disesuaikan dengan inflasi.
Disney, yang mendukung Black Panther dengan promosi gencar-gencaran selama 9 bulan, mengatakan bahwa pada hari Minggu penjualan tiket untuk film ini di Amerika Utara mencapai kurang lebih $ 218 juta antara hari Jumat sampai Senin. Bioskop pun antusias menambah jam tayang untuk mengakomodasi penonton yang membludak.
Para penonton di Amerika Utara terlihat menyukai Black Panther, begitu juga dengan para kritikus. “Konsep cerita Afrika, dengan aktor-aktor keturunan Afrika sebagai pemeran utama, dikombinasikan dengan franchise pembuatan film layar lebar modern, adalah sesuatu yang jarang dilihat sebelumnya,” tutur Coogler, sang sutradra Black Panther. “Kamu merasa bahwa kamu mendapatkan kesempatan untuk menyaksikan sesuatu yang fresh, menjadi bagian dari sesuatu yang baru, di mana saya pikir semua penontn ingin merasakan terlepas dari apakah mereka keturunan kulit hitam atau tidak,” tambahnya lagi.
Tidak pernah ada keraguan bahwa Black Panther akan mengguncang Amerika Utara. Akan tetapi tidak ada yang berani mengklaim bagaimana performa Black Panther untuk pasar global.
Film berdana besar yang berfokus pada karakter-karakter berkulit hitam telah lama tertahan oleh argumen-argumen di Holywood – yang keterlaluan menurut para kritikus, bahwa konsumen mancanegara tidak tertarik pada film layar lebar dengan mayoritas aktornya berkulit hitam.
Black Panther datang dan langsung menaklukkan Inggris, Belgia, Ukraina, Korea Selatan, Meksiko, dan Brazil. Di Indonesia sendiri, animo penonton lokal akan Black Panther juga sangat tinggi melihat bejibunnya bioskop-bioskop tanah air.
“Kami amat sangat senang dengan reaksi di seluruh dunia (akan film Black Panther), terlebih lagi karena kami tidak menghadapi pesaing ketat dalam satu bulan,” tutur Dave Hollis, presiden distribusi Disney.