Roy Hodgson Mundur Setelah Inggris Tersingkir Dari Euro 2016
Pelatih tim nasional Inggris, Roy Hodgson, menyatakan mundur dari jabatannya setelah dikalahkan oleh Islandia pada perdelapan final Piala Euro 2016. Inggris secara mengejutkan kalah 1-2 atas Islandia di Allianze, Riviera, Nice, Prancis, Selasa (28/6/2016) dinihari WIB.
Hodgson mundur setelah menjabat sebagai pelatih The Three Lions sejak 2012. Sebelumnya Hodgson menukangi klub West Bromwich Albion, Fulham, Inter Milan dan Liverpool. Hodgson berharap penerusnya bisa membuat The Three Lions lebih baik dengan modal para pemain muda yang dibawanya.
"Saya sangat kecewa atas hasil malam ini dan akhirnya kami tersingkir dari turnamen. Kami gagal memenuhi target dan sejauh yang saya pikir kami sebenarnya bisa, tapi hal tersebut tidak bisa diterima," kata Hodgson.
Hodgson berkata, dua asistennya yakni, Gary Nevile dan Ray Lewington, juga memutuskan untuk mundur dari jabatannya. Ia pun berterima kasih kepada Asosiasi Sepak Bola Inggris (FA), media, dan suporter yang telah mendukung dalam empat tahun terakhir.
Meskipun tersingkir, Hodgson tetap memuji permainan anak asuhnya, kendati tidak membawa pulang piala dari Prancis.
Hodgson mengaku bisa saja tetap bertahan di skuat Inggris, setidaknya sampai Piala Dunia 2018 mendatang. Namun menurutnya, sepak bola tidak mengubah hasil akhir.
"Kontrak saya berakhir setelah Euro jadi sekarang waktunya bagi orang lain untuk mengawasi kemajuan pemain muda yang lapar dan sangat berbakat ini. Mereka selalu mendengarkan saran dan telah melakukan pekerjaan fantastis," Ujar Roy Hodgson kepada UEFA usai pertandingan.
Hodgson menambahkan, "Saya bangga atas pekerjaan staf dan pencapaian saya selama menukangi Inggris, Transisi dari pemain rata-rata usia 30 sampai menjadi yang termuda di turnamen itu sangat luar biasa dan menarik untuk masa depan sepak bola Inggris."
"Saya meminta maaf jika semuanya harus berakhir dengan kegagalan. Tapi hal itu yang terjadi dan saya berharap yang terbaik untuk kalian semua. Saya juga berharap bisa melihat tim Inggris di final turnamen besar secepatnya, sesuatu yang tak bisa kami wujudkan," tutupnya.