Media Asing Tuduh Penjaga Kebun Binatang Surabaya Hamili Orangutan
Kebun Binatang Surabaya kembali mendapatkan berita miring. Berita yang membuat geram Direksi Kebun Binatang Surabaya (KBS) itu datang dari pemberitaan media asing.
Worldnewsdailyreport.com menuliskan berita perihal kehamilan orangutan yang diduga dihamili oleh penjaga Kebon Binatang Surabaya. Berita yang membuat heboh itu di unggah media asing ada 16 Desember 2015 tersebut yang merupakan berita bohong yang tidak bisa dibuktikan kebenarannya.
"Semua pemberitaan itu bohong. Tindakan asusila itu tidak mungkin dilakukan oleh penjaga KBS (Kebun Binatang Surabaya)," tegas Aschta Boestani Tajuddin selaku Pejabat Sementara (Pjs) Direktur Utama KBS, seperti yang idws lansir dari merdeka.
Beberapa kebohongan yang disebarluaskan media asing itu langsung heboh dan membuat semua orang terkejut, karena baru kali ini ada pemberitaan yang sangat mencengangkan perihal manusia yang menghamili binatang.
"Media asing itu menyebutkan nama orangutan yang di hamili penjaga KBS yaitu Marilyn, tapi sayangnya sejak KBS berdiri, tidak ada nama orangutan atas nama tersebut," ujar Tajuddin.
"Bukan hanya itu, kesalahan berita yang disampaikan media asing itu juga mengutarakan nama Direktur KBS yang salah. Bahkan mereka juga menyebutkan nama pegawai KBS yang bernama Akhiroel Yahya, padahal nama tersebut tidak ada dalam daftar penjaga di KBS," tambah Tajuddin.
Tajuddin mencurigai bahwa pada tahun 2013 pernah ada kunjungan ahli kebun binatang se-ASEAN yang waktu itu juga mereka menyebutkan bahwa Dora si orangutan hamil. Padahal Dora sendiri telah memiliki dua ekor anak, di mana anak keduanya kini telah berumur 2,5 tahun.
"Waktu itu juga saya sudah menegaskan, daripada ragu-ragu mending ambil hormonalya,"ujarnya.
KBS juga tidak akan tinggal diam menanggapi pemberitaan miring tersebut. Apalagi jika ada yang memuat pemberitaan media lokal yang mengutip worldnewsdailyreport.com, maka dirinya tidak segan-segan untuk meminta hak jawab. Selain itu, dia juga mengaku akan mengadukan kasus ini ke dewan pers.