Tes Napas untuk Deteksi Demam Berdarah
Tes napas selama ini hanya digunakan untuk melihat kadar alkohol di beberapa negara. Namun perkembangan teknologi di bidang kesehatan memungkinkan tes napas untuk mempunyai fungsi lebih.
Dr.Stephen Trowell dari Commonwealth Scientific and Industrial Research Organisation (CSIRO) berhasil mengidentifikasi bio-marker dari penyakit malaria. Dikatakan Dr Trowell bahwa ada salah satu unsur yang dapat terdeteksi dengan tes napas, layaknya alkohol.
"Kami menemukan ada 4 unsur kimiawi saling terikat dan mengandung sulphur-atom, yang dalam jumlah banyak tentunya akan meninggalkan bau. Nah, penyakit malaria meningkatkan kadar unsur ini di dalam tubuh kita, sehingga sekecil apapun kuman yang masuk, unsur ini pasti akan melonjak tajam dan bisa terdeteksi karena memiliki bau," tutur Dr Trowell.
Dr.Stephen Trowell
Dr Trowell menjelaskan bahwa apa yang sedang dikerjakannya ini dapat menjadi alternatif baru bagi deteksi penyakit malaria. Saat ini, deteksi malaria hanya dapat dilakukan dengan tes darah dan menurut Dr Trowell, tes darah sangat tidak praktis.
Tes darah membutuhkan laboratorium lengkap, yang akan sulit dimiliki oleh daerah-daerah terpencil tempat malaria masih menjadi endemis. Dengan tes napas, deteksi pun akan menjadi lebih praktis dan jangkauannya juga semakin luas.
"Yang paling hebat adalah unsur kimia yang kami sebutkan tadi sangat sensitif pada malaria, bahkan pada fase yang sangat awal, di mana tes darah terkadang tidak akurat," tuturnya lagi.
Profesor James McCarth
Profesor James McCarthy, pakar penyakit tropis yang juga anggota CSIRO mengatakan bahwa penelitian ini dapat menjadi salah satu solusi untuk eradikasi malaria dari bumi. Saat ini, ada hampir 200 juta kasus malaria setiap tahun dan hampir 500 ribu orang meninggal tiap tahunya karena malaria.
"Kita membutuhkan peralatan baru untuk mendiagnosis malaria, dan aku pikir apa yang sedang dilakukan Dr Trowell dapat memiliki kontribusi penting di area tersebut," paparnya.