Bocoran Dokumen Menyebut Bahwa Amerika Serikat Danai Penelitian Virus Corona di Labolatorium Wuhan Sejak 2014 Silam
Amerika Serikat (AS) disebut mendanai studi mengenai virus corona pada kelelawar di Laboratorium Virologi di Wuhan, China.
IDWS, Sabtu, 11 September 2021 - Keterlibatan AS tersebut diungkit dalam dokumen yang diperoleh oleh media The Intercept dilansir dari suara.com, yang menyebut AS sudah mendanai penilitan akan virus corona pada kelelawar di Laboratorium Wuhan sejak 2014 silam atau jauh sebelum pandemi COVID-19 terjadi.
Dokumen setebal 900 halaman itu diterbitkan pada 7 September 2021 lalu di mana di dalamnya tertulis dana dari AS disalurkan lewat lembaga nirlaba bernama EcoHealth Alliance, organisasi kesehatan di AS yang menggunakan dana federal untuk mendanai penelitian corona pada kelewawar di Wuhan.
Dalam dokumen tersebut, EcoHealth Alliance disebut menyalurkan dana hibah sebesar USD 3,1 juta, termasuk USD 599.0000 ke Institut Virologi Wuhan pada kurun waktu 2014-2019. Hibah itu kemudian diperpanjang pada 2019 namun kemudian dihentikan oleh Presiden AS kala itu, Donald Trump, pada April 2020. Dana hibah dari EcoHealth Alliance disebut digunakan untuk mengidentifikasi serta mengubah virus corona dalam kelelawar.
Laboratorium virologi di Wuhan, Cina . [ZERO HEDGE]
Sudah tahu bahwa penelitian tersebut berbahaya
Sebelum pandemi, banyak ilmuwan khawatir tentang potensi bahaya yang terkait dengan eksperimen tersebut. Proposal hibah mengakui bahwa proyek ini berbahaya. “Pekerjaan lapangan melibatkan risiko tertinggi terpapar SARS atau CoV lainnya, saat bekerja di gua dengan kepadatan kelelawar yang tinggi di atas kepala dan potensi debu tinja untuk terhirup,” tulis dokumen itu.
Dokumen-dokumen itu dirilis berkaitan dengan litigasi Undang-Undang Kebebasan Informasi yang sedang berlangsung oleh The Intercept terhadap National Institutes of Health. Intercept mengunggah dokumen lengkap dan tersedia untuk umum.
“Ini adalah peta jalan menuju penelitian berisiko tinggi yang dapat menyebabkan pandemi saat ini,” kata Gary Ruskin, direktur eksekutif Hak Untuk Tahu A.S., sebuah kelompok yang telah menyelidiki asal-usul Covid-19.
Salah satu proposal hibah berjudul “Memahami Risiko Munculnya Virus Corona Kelelawar,” menguraikan upaya Presiden EcoHealth Alliance Peter Daszak untuk menyaring ribuan sampel kelelawar untuk virus corona baru. Penelitian ini juga melibatkan orang-orang yang bekerja dengan hewan hidup.
Dokumen-dokumen tersebut berisi beberapa detail penting tentang penelitian di Wuhan, termasuk fakta bahwa pekerjaan eksperimental utama dengan tikus manusia dilakukan di laboratorium tingkat 3 keamanan hayati di Pusat Percobaan Hewan Universitas Wuhan, dan bukan di Institut Virologi Wuhan, seperti sebelumnya.
Dokumen itu juga menimbulkan pertanyaan tambahan tentang teori bahwa pandemi kemungkinan disebabkan karena kecelakaan di laboratorium. Namun hal itu dibantah oleh Daszak.
Alina Chan, seorang ahli biologi molekuler di Broad Institute, mengatakan dokumen tersebut menunjukkan bahwa EcoHealth Alliance sebenarnya tahu ada potensi kebocoran di laboratorium. “Apakah EcoHealth memiliki catatan itu? Jika tidak, bagaimana mereka mengesampingkan kecelakaan terkait penelitian?”
Menurut ahli ahli biologi molekuler di Rutgers University, Richard Ebright, dokumen berisi informasi penting tentang penelitian yang dilakukan di Wuhan, termasuk tentang membuat virus baru. Dokumen tersebut menjelaskan dua jenis virus corona baru dapat menginfeksi tikus yang sudah direkayasa agar memiliki reseptor manusia.
Beredarnya dokumen itu membuat Senator Amerika Serikat Rand Paul menuduh pakar kesehatan Anthony Fauci telah berbohong. Sebelumnya Fauci membantah keterlibatan Institut Kesehatan Nasional AS tidak mendanai penelitian virus corona di Wuhan.
(Stefanus/IDWS)
Sumber: suara.com