Atlit Catur Igo Ini Sungguh Cantik Dan Ramah
Feminim dan tampak lemah lembut, namun dengan mata yang tajam serta insting tajam yang tak kenal ampun saat ia meletakkan setiap biji catur igo ke papan membuatnya tak boleh disepelekan dalam permainan igo (catur Jepang). Tubuh yang semampa bak modeli serta kecantikan yang merupakan perpaduan kelembutan oriental dengan ke-eleganan khas kaukasian, masih berusia 23 tahun, namun sudah menjadi atlet igo wanita terkuat Taiwan dengan ranking 7-dan profesional membuat dara blasteran ini terkesan sempurna ditambah lagi dengan temperamennya yang ramah dan murah senyum, seperti bunga desa yang sedang mekar-mekarnya.
Joanne Missingham lahir pada tahun 1994 di Australia sebagai anak blasteran Australia - Taiwan, sebelum kemudian pindah ke Taiwan pada usia 4 tahun. Pertemuannya dengan igo dimulai saat ia berusia 5 tahun. Saat itu ia hanya melawan anggota keluarganya untuk bersenang-senang saja, tapi kemudian sang ibu merayunya untuk mendalami igo lebih dalam lagi. Joanne kecil tak menyangka bahwa setelah mencoba, ia langsung ketagihan akan misteri permainan igo.
"Saya suka makan buah catur lawan, hehe." Ungkapnya suatu waktu. Jika buat gadis-gadis lain pada umumnya, masa kecil mereka ditemani oleh boneka, untuk Joanne igo adalah teman baiknya. "Saya suka permainan yang mengasah otak, yang memaksa kita untuk berpikir dan menantang batas kita sendiri." Menurut Joanne, igo sangat membantu untuk meningkatkan konsentrasi serta kesabaran, karena permainan ini seringkali mencapai durasi lebih dari 7 jam.
Joanne kecil bersama dengan ayah (foto kiri) dan ibunya (foto kanan)
Joanne dalam turnamen level junior
Kedua orang tuanya sangat mendukung karir Joanne dalam catur igo dan menerapkan pendidikan yang bebas bagi anak mereka. Mereka tidak akan memaksa anak=anak untuk mempelajari sesautu, dan membiarkan anak-anak mengeksplorasi sendiri hal-hal yang menarik perhatian mereka. Joanne pernah belajar menarik, berenang, gymnastic, ballet, serta kaligrafi bahkan piano. Namun sepertinya hatinya memang tertanam pada catur igo.
Saat Joanne masih di sekolah dasar, dengan bimbingan dari sang mentor Zhou Keping, ditambah dengan komik "The Chess King", ia memutuskan untuk menjadi pemain catur go profesional. Antusiasmenya bermain igo tidak memudar meski ia harus pindah ke Amerika karena pekerjaan ayahnya. Meski tidak ada yang tahu permainan catur igo, ia masih bisa bermain secara online dan terus-menerus belajar otodidak.
Dengan mudah Joanne menjadi pemain profesional di usia 14 tahun
Pada usia 13 tahun, ia ambil bagian dalam sebuah "scheduled race" untuk para amatir menjadi pemain profesional. Ia mencetak skor 7 kemenangan dan 4 kalah, dan berakhir di posisi ke 20 dari 90 orang. Sayangnya hanya 2 orang yang berhak mendapat promosi menjadi profesional. Namun sang ibu tidak kecewa dan terus menyemangati Joanne kecil agar tidak jangan larut dalam kegagalan terlalu lama.
Joanne lalu mengikuti konsep pikiran yang tenang. Pada tahun berikutnya ia berhasil merain 9 kemenangan dan hanya mengalami 2 kekalahan, serta menduduki peringkat 2. Ia pun akhirnya berhasil menjadi pemain igo profesional pada usia 14 tahun.
Keseharian Joanne Missingham tidak pernah lepas dari catur igo. Tiap hari ia selalu aktif mencari lawan para master igo di internet dan juga memperhatikan kondisi dari kompetisi-kompetisi besar igo dan rajin menonton siaran ulang pertandingan igo untuk mempelajari segala macam strategi dan taktik di dalamnya. Mempelajari dari langkah yang bagus dan langkah yang buruk, menurut Joanne adalah cara belajar terbaik.
Kematian Ibunya membuat Joanne belajar untuk menjadi lebih tegar
Bersama sang ibu dan kakak perempuannya
Hidupnya yang terkesan lurus dan normal berubah seketika saat ia berusia 20 tahun. Ibunya meninggal karena leukimia pada tahun 2014. Ibunya lah yang selalu mengurusi semua kebutuhan Joanne mulai dari menemani dalam perjalanan ke tempat turnamen igo yang kadang di luar negeri, ataupun mencarikan informasi-informasi mengenai kompetisi-kompetisi igo. Kematian ibunya terhitung sangat mendadak. Joanne pun mencoba dengan sekuat tenaga untuk berubah dan menjadi independen. Sejak saat ibunya sakit hingga meninggal, ia hanya memainkan 2 pertandingan internasional dan ratingnya di kancah profesional nyaris jatuh. "Aku merasa runtuh dan depresi, tapi aku tak pernah berpikir untuk berhenti bermain igo."
Igo merupakan ikatan kuatnya dengan sang ibu. Dari sejak ia masih kecil hingga beranjak dewasa ibunya selalu mendukung dan menemani karir bermain catur igo-nya. Dan dengan transformasi menjadi wanita yang lebih dewasa dan berani, Joanne juga dinasehati oleh ayahnya. Ayahnya berkata bahwa hidup tidak hanya tentang igo, lalu menceritakan kisah hidupnya sampai bertemu dengan sang ibu untuk pertama kalinya. Rupanya ayah dan ibu Joanne dulunya adalah guru dan murid.
Terinspirasi dari kisah dan nasehat ayahnya, Joanne pun mulau mempelajari makeup, lebih memperhatikan kecantikan, tata cara dalam berbicara, tata krama tertentu, dan lain-lain. Ia kini telah menjadi model untuk suatu perusahaan.
Pada tahun 2011, ia menjadi pusat perhatian setelah bersama dengan atlet-atlet wanita lain memboikot Qiandeng Cup karena para pemain catur igo pria dibayar USD$886 setiap pertandingan sedangkan para pemain wanita sama sekali tidak dibayar. Pada akhir turnamen ia membawa sebuah kipas bertuliskan "Protes terhadap diskriminasi gender" dalam bahasa mandarin.
Kabar terakhirnya sekarang
Joanne Missingham berhasil menjadi runner-up pada edisi pertama Senko Cup World Go Women's Championships di Tokyo. Dalam pertandingan final Joanne akhirnya kalah dari pemain Tiongkok Yu Zhiying setelah menjalani pertandingan alot selama 3,5 jam. Meski begitu ia sukses membawa pulang hadiah sebesar 3 juta yen (kurang lebih 400 juta rupiah). Ia berkata bahwa ini adalah kali pertama baginya dalam 7 atau 8 tahun terakhir mencapai final. Semoga ia tetap melaju kencang dalam kancah catur igo internasional dan makin cantik aja ya.
Joanne Missingham (kiri) bersama dengan Yu Zhiying dalam Senko Cup