Mengapa Pemain Sepakbola Melakukan Diving?
Piala Dunia 2018 telah usai, dengan Prancis keluar sebagai juara dunia untuk kedua kalinya. Namun dalam Piala Dunia edisi kali ini, selain aksi-aksi brilian para pemain serta kegagalan dua megabintang, Cristiano Ronaldo dan Lionel Messi, ada suatu hal yang menjadi sorotan. Hal itu tak lain ialah aksi-aksi diving yang dilakukan para pemain, terutama Neymar yang menjadi perbincangan publik sepakbola dunia hingga muncul berbagai meme bahkan suatu atraksi baru berguling-guling di tanah yang dinamai "Neymar."
Pada minggu pertama turnamen sepakbola terbesar sejagat tersebut, pemain Prancis Lucas Hernandez mengakui bahwa ia sengaja menjatuhkan diri saat kemenangan Prancis 2-1 atas Australia agar gelandang Australia Mathew Leckie dikartu merah. Lalu bek Spanyol, Gerard Pique menuduh kapten Portugal Cristiano Ronaldo melebih-lebihkan aksi jatuhnya agar mendapat pinalti dalam pertandingan yang berakhir imbang 3-3 tersebut Pique menyebut bahwa bahwa Ronaldo memiliki kebiasaan "menjatuhkan diri ke tanah."
Dan tentu saja, aksi diving yang menjadi perbincangan khalayak luas, adalah bintang Brazil Neymar Jr., di mana aksi tak sportifnya tersebut mengundang lahirnya banyak meme dan hinaan. Ia mengeluarkan "keahliannya" tersebut saat melawan Kosta Rika pada 22 Juni lalu, yang membuat Brazil mendapat hadiah pinalti pada menit ke-78. Namun untuk pertama kalinya dalam sejarah Piala Dunia, hadiah pinalti tersebut dibatalkan setelah wasit melihat kembali adegan tersebut dan mendapat masukan dari Video Assistant Referee (VAR), teknologi digital terbaru FIFA untuk membantu para official pertandingan membuat keputusan sedekat mungkin dengan kenyataan.
Setelah Meksiko kalah dari Brazil pada tanggal 7 Juli, pelatih Meksiko Juan Carlos Osorio mengatakan bahwa sebagian dari penyebab kekalahan tim asuhannya adalah karena "akting" Neymar. Di menit ke-71, Neymar berlagak kesakitan di pinggir lapangan selama hampir 2 menit setelah pemain Meksiko Miguel Layun secara tidak sengaja menginjak engkel kakinya. "Ini adalah hal yang benar-benar memalukan bagi sepakbola," tutur Osorio. "Kami menghabiskan banyak waktu karena satu pemain."
Kesal dan jijik akan aksi diving para pemain bola sudah menjadi hal familiar bagi para penggemar sepakbola dunia. Ekspresi kesakitan, berguling-guling, serta teriakan-teriakan kesakitan telah menjadi bagian kelam dalam sepakbola. Hal tersebut sering mengundang cemoohan dan hinaan dari para penggemar loyal sepakbola, dan membuat orang-orang yang skeptis akan sepakbola semakin membenci olahraga paling populer ini.
Setidaknya, bagi orang-orang Amerika Serikat, diving adalah suatu hal yang sangat memalukan, tidak adil, serta jauh dari sportifitas atlet, serta menjadi salah satu alasan utama mayoritas dari mereka ogah menonton Piala Dunia. Basket dan Rugby, bersama dengan baseball memang lebih menjadi primadona di negeri Paman Sam.
Terlepas dari berbagai drama akan diving, ada sebuah logika dibalik aksi-aksi diving tersebut. Peraturan dalam sepakbola sendiri cenderung memihak tipu muslihat dan pemain-pemain oportunis (dalam hal mengeksploitasi peraturan) mengasah teknik dan seni berakting mereka agar bisa memanfaatkan celah tersebut. Sekalipun ketika banyak mata tengah menyaksikan pertandingan mereka.
Jauh dari sekedar menjatuhkan diri secara acak, bukti-bukti telah memperlihatkan bahwa para pemain sepakbola cenderung melakukan diving saat aksi mereka tersebut memberikan hasil maksimal dalam pertandingan penting, yang di mana berarti sudah direncanakan dengan sengaja. Para official pertandingan sudah mulai semakin peka terhadap aksi-aksi tidak sportif tersebut.
Mengapa Pemain Sepakbola Menjatuhkan Diri
Pemain bola melakukan diving karena satu alasan yang jelas: untuk mengundang pelanggaran bagi lawan mereka. Dalam sepakbola, hal ini berarti wasit berhak menghentikan pertandingan lalu memberikan hadiah entah tendangan bebas atau malah pinalti yang bisa diartikan 90% gol gratis, belum lagi memberikan kartu kepada pemain lawan. Karena pertandingan dalam sepakbola jarang dihentikan dan setiap gol amat sangat berarti, mendapatkan hadiah pinalti dari aksi diving menjadi suatu keunggulan bagi mereka yang lihai dalam aksi terjun bebas dalam sepakbola.
Peneliti yang mengamati perilaku diving para pemain sepakbola mengatakan bahwa tipu muslihat yang mereka lakukan tersebut sama seperti yang banyak ditemukan di alam, seperti seekor kepiting Uca (fiddler crab) yang sedang cedera meniru perilaku kawan-kawannya yang masih sehat agar tidak ditindas. Tipu muslihat pada dasarnya adalah mencapai suatu tujuan dengan usaha yang seminimal mungkin, jadi masuk akal juga mengapa para atlet sepakbola melakukan diving.
Akan tetapi, dalam sepakbola, tipu muslihat memiliki resiko seperti dikucilkan dan dicemooh para penggear sepakbola atau juga mendapat peringatan dari sponsor pada kasus ekstrim. Maka dari itu para atlet sepakbola juga memilih-milih pada laga mana mereka melakukan diving.
Beberapa ahli biologi asal Australia melaporkan bahwa dalam sebuah studi di tahun 2011 menyebutkan semakin dekat pemain melakukan diving dengan wasit, semakin besar kemungkinannya wasit akan memihak padanya. Mereka melihat 60 pertandingan sepakbola profesional dari 10 liga berbeda, mengamati dan mencantumkan perilaku yang dicurigai sebagai diving dan seberapa sering perilaku tersebut terjadi.
Tim mereka menyimpulkan bahwa menjatuhkan diri dekat dengan wasit memiliki kemungkinan tiga kali lipat lebih besar untuk dihadiahi tendangan bebas atau pinalti dari pada sebaliknya. Namun resikonya adalah, semakin dekat dengan wasit, semakin besar juga kemungkinan wasit akan melihat tipu muslihat sang pemain dan memberikan peringatan keras, bahkan kartu kuning.
Mereka juga menyimpulkan bahwa diving adalah sebuah pertunjukan yang ditujukan kepada satu penonton, yakni sang wasit. Hasil pengamatan mereka memperlihatkan bahwa pemain 2 kali lipat lebih sering menjatuhkan diri di saat pertandingan berada dalam skor imbang dibandingkan dengan saat tim mereka kalah atau menang.
Selain itu, posisi juga menentukan. Seorang pemain akan lebih sering melakukan diving 2 kali lipat lebih banyak saat ia berada di dekat gawang lawan dari pada di dekat gawangnya sendiri, dan ada peningkatan yang stabil antara jumlah diving dengan wilayah tempat diving.
Pola tersebut masuk akal, Namun juga ada beberapa anomali: "Di luar dugaan, semakin banyak diving dilakukan, semakin besar kemungkinan wasit memberi hadiah free-kick atau pinalti," lapor tim peneliti tersebut. Dengan kesimpulan ini, tak heran jika aksi diving semakin marak di dunia sepakbola.