Lini Belakang Korsel di Piala Dunia Dipenuhi Nama 'Kim', Kenapa Banyak Nama 'Kim' di Korea?
Pertandingan pembuka Grup H Piala Dunia 2022 antara Uruguay vs Korea Selatan pada Kamis (24/11/2022) malam WIB berakhir dengan skor kacamata. Namun ada satu hal menarik perhatian warganet Indonesia, yakni banyaknya pemain Korea Selatan bernama "Kim" yang menjadi starter.
IDWS, Jumat, 25 November 2022 - Setidaknya ada lima pemain Korea Selata dengan nama depan Kim. Menariknya mereka semua berada di lini belakang, mulai dari kiper hingga empat pemain bertahan Korea Selatan
Mereka antara lain adalah penjaga gawang bernama Kim Seung-Gyu dari klub Al Shabab, empat pemain bertahan masing-masing bernama Kim Jin-Su (Jeonbuk Motors), Kim Young-Gwon (Ulsan Hyundai), Kim Min-Jae (Napoli), dan Kim Moon-hwan (Jeonbuk Motors).
"Starting XI Korea Selatan lawan Uruguay. Semua pemain bertahan (kiper & bek) punya nama Kim," tulis akun Twitter @faktasepakbola.
Dilansir dari britannica, dari total 49,3 juta orang Korea Selatan (pada 2015), sebanyak 20 persen di antaranya memiliki nama keluarga atau marga Kim, atau sekitar 10 juta orang. Lee adalah nama paling umum kedua di Korea, dan Park adalah yang ketiga. Secara keseluruhan, sekitar 45 persen orang Korea memiliki salah satu dari nama Kim, Lee, dan Park. Tapi mengapa Kim begitu banyak? Apakah mereka semua terkait satu sama lain?
Asal muasal nama "Kim" di Kroea
Mengutip laporan Kompas.com, nama "Kim" di Korea berasal dari nama keturunan penguasa Kerajaan Silla. Di Kerajaan Silla (57 sebelum Masehi-935 Masehi), yang berperang dan bersekutu dengan negara-negara lain di semenanjung Korea dan akhirnya menyatukan sebagian besar Korea pada 668. Kim yang berarti "emas" adalah nama sebuah keluarga yang naik pangkat dan menjadi penguasa Silla selama 700 tahun. Selama berabad-abad di Korea, nama keluarga jarang ditemukan di antara siapa pun kecuali keluarga kerajaan dan aristokrat. Keadaan ini berlangsung sampai pemberian nama keluarga menjadi tanda kesukaan raja selama Dinasti Goryeo (935–1392).
Kemudian, pada akhir Dinasti Joseon (1392–1910), beberapa rakyat jelata mengadopsi nama keluarga untuk keuntungan sosial dan ekonomi. Sebuah praktik yang menjamur setelah sistem kelas dihapuskan pada 1894 dan penjajah Jepang memaksa orang Korea untuk menggunakan nama keluarga. Rakyat jelata sering memilih nama klan yang tinggi seperti Kim, Lee, atau Park. Namun, tidak semua orang yang memiliki nama Kim karena warisan adalah sama.
Unit dasar dari sistem kekerabatan tradisional Korea adalah klan, atau bongwan, sebuah kelompok yang nama belakang menandakan asal geografis yang sama. Dengan demikian, Kim yang berbeda dapat melacak garis keturunan mereka ke tempat yang berbeda, terutama Gimhae. Kota di bagian tenggara Korea adalah tempat kelahiran Kim Su-Ro, pria yang diakui sebagai nenek moyang asli Kim dan yang menemukan Gaya (42 Masehi), sebuah kerajaan Korea kuno. Selebihnya, ada sekitar 300 orang dengan nama Kim lainnya yang berasal dari Gyeongju, Andong (yang sudah memiliki 2 klan Kim), dan Gwangsan.
Artikel Asli: Kompas.com.