Viral Lima Siswi SMP Bersihkan MRT, Aksi Nyata Daripada Debat Tanpa Solusi
Aksi nyata ketimbang berdebat di media sosial
IDWS, Minggu, 7 April 2019 - Akhir-akhir ini, media sosial viral dengan tingkah laku para pengguna Moda Raya Terpadu (MRT) yang kurang pantas dalam memanfaatkan fasilitas transportasi terbaru ini.
Dari membuang sampah sembarangan, tidak mengantri dengan benar, makan dan minum di dalam gerbong, menginjak-injak kursi hingga bergelantungan bak monyet dengan bangganya, polah tingkah tersebut menyulut para netizen yang mengkritik baik secara terang-terangan maupun lewat sindiran pedas.
Polemik ini memicu perdebatan karena ada juga yang membela perilaku kurang terdidik tersebut dengan berbagai alasan seperti kurangnya fasilitas kebersihan, kurangnya sosialiasi peraturan dan belum siapnya mental masyarakat dalam memasuki budaya modern dalam menggunakan MRT.
Akan tetapi di saat banyak orang ikut serta dalam perdebatan tersebut, ada segelintir anak muda yang mencoba untuk menanggapi polemik tersebut dengan cara yang positif.
Lima siswi SMP Santa Ursula Jakarta yang berinisiatif membersihkan sampah MRT. Ki-Ka: Patricia, Angie, Andrea, Wynnona, Amanda (Petugas MRT) dan Brigidta. (Dok. Pribadi Amanda)
5 siswi kelas 9 SMP Santa Ursula (Sanur) Jakarta yakni Patricia, Angie, Andrea, Wynnona dan Brigidta tak pusing-pusing ikut beradu argumen dan langsung melakukan aksi nyata membersihkan sampah-sampah berserakan di dalam MRT pada Sabtu (30/3).
"Itu bukan dari sekolah, Itu murni atas inisiatif spontan mereka. Hari itu mereka jalani Penilaian Akhir Semester (UAS) kelas 9, di hari terakhir, terus mereka berlima ingin naik MRT. Nah mungkin melihat sampah yang berserakan, mereka tergerak hati nya," ujar Bambang Purwita Kepala Sekolah SMP Sanur Jakarta.
Hal ini dibenarkan Angie salah satu siswa Sanur yang melakukan kegiatan ini.
"Jadi awalnya tuh memang kita naik mau MRT cuma untuk nyobain dan sekalian refreshing karena kita baru saja selesai ulangan umum. Sebenarnya kita sudah liat sih keadaan MRT yang kotor dari foto foto yang beredar di sosial media, tapi banyak juga orang orang yang bilang kalau MRT udah bersih," cerita Angie.
Akhirnya mereka memutuskan naik MRT dan merasa prihatin melihat kondisi yang ada.
Ia menyayangkan masih adanya sikap kurang menghargai terhadap fasilitas pemerintah yang sangat bagus ini.
"Pas sampai di situ, kita sedikit kaget melihat kondisi stasiun MRT yang tidak sesuai sama ekspektasi kita, kotor banget. Parahnya semua orang seperti tidak peduli gitu sama sampah-sampah yang berserakan," lanjutnya.
Tak takut kotor
Alih-alih memotret pemandangan kotor untuk diunggah ke media sosial lalu diperdebatkan, kelima siswi SMP Sanur ini memutuskan untuk membersihkan sampah yang masih bisa ditemukaan di sepanjang Stasiun Lebak Bulus hingga Thamrin. Tak berhenti sampai di situ saja, mereka juga mengumpulkan sampah-sampah yang masih berserakan di sepanjang trotoar Jalan Thamrin.
"Kita memungut sampah di beberapa tempat, kalai di Lebak Bulus kebanyakan tissue dan bungkus makanan, kalau di sepanjang trotoar Thamrin itu bungkus makanan dan minuman. Yang di Thamrin parah, sampahnya banyak banget. Kalau di Sarinah itu kebanyak botol bekas dan tissue," kata Angie. Ia melanjutkan,
"Ada juga minuman dan es krim yang masih ada isinya dibuang ke tanaman. Sedih sih lihatnya." Tidak merasa jijik membersihkan sampah dan sisa orang lain? "Sebenarnya agak geli sih, tapi setelah itu kita langsung beli tissue basah dan sanitizer," ujarnya.
Rasa cinta dan kepedulian terhadap lingkungan mendorong kelima siswi ini menyingkirkan rasa jijik dan geli tersebut. "Pasti ada sih rasa geli. Tapi demi kebersihan stasiunnya kami lawan rasa gelinya," tegas Wynnona, salah satu siswi yang tergerak melakukan kegiatan ini.
Apresiasi positif
Tindakan nyata yang positif dari kelima siswi SMP ini mendulang tanggapan positif dari para netizen. Kisah bersih-bersih MRT tersebut lalu viral di media sosial dan grup WA.
"Seorang wanita petugas MRT dibuat terkesima dan takjub saat melihat dari pantauan CCTV-nya, ada 5 anak sekolah yang cantik-cantik sedang sibuk mungutin sampah di area stasiun MRT," bunyi cerita yang beredar di grup WA.
Sang petugas pun turun menghampiri kelimat siswi itu dan mengajak mereka berfoto bersama. Foto inilah yang kemudian beredar di media sosial.
"Kalau gak salah, namanya Kak Amanda. Rupanaya dia mengamati lewat CCTV dan menghampiri kami dan mengajak foto selfie," cerita Wynnona.
Ia berharap apa yang dilakukan bersama teman-temannya ini dapat menjadi inspirasi bagi generasi milenial lainnya. "Awalnya sih kita merasa kita pantas ga sih dipuji seperti ini soalnya baru sekali pungut doang," ujar Wynnona. "Tetapi semoga kita bisa menjadi inspirasi bagi teman-teman remaja lain dan juga orang-orang yang masih buang sampah sembarangan," tambahnya.
Sekolah berperan penting dalam pendidikan moral dan etika
"Kami merasa bangga dan berhasil menanamkan nilai-nilai hidup kepada anak-anak untuk peduli kepada lingkungannya. Mereka menjadi siswa yang peka terhadap situasi lingkunganya," ujar Bambang saat diminta tanggapan tentang kegiatan yang dilakukan kelima siswanya ini.
Bambang menjelaskan SMP Sanur memiliki pembiasaan piket pungut sampah saat istirahat pertama dan kedua. Ini dilakukan siswa sesuai tugas terjadwal dengan pendampingan guru piket. Para siswa juga dibiasakan membawa tempat makan dan minum sendiri sehingga kantin sekolah tidak menyediakan plastik kemasan.
"Ada progam 'serviam service' yang dilakukan para siswa untuk menumbuhkan rasa peduli terhadap lingkungan sekitar. Berbagai kegiatan bisa dilakukan siswa mulai dari mengajar dan bermain bersama adik-adik di TK- SD, ke panti asuhan dan jompo, atau mengunjugi guru-guru yang sudah pensiun," jelas Bambang.
Ia menambahkan, "Serviam sendiri artinya melayani. Hal ini menjadi salah satu keutamaan di Sekolah Santa Ursula". Ia berharap apa yang telah dilakukan para siswa SMP Santa Ursula ini dapat menjadi inspirasi bagi sekolah lain dan masyarakat untuk melakukan tindakannya nyata peduli terhadap lingkungan.
(Stefanus/IDWS)
Sumber: Kompas.com