Berbagai Kejanggalan Dari Aisha Weddings, Nyata Atau Settingan?
Penyedia jasa pernikahan Aisha Weddings baru-baru ini bikin heboh karena dinilai mempromosikan pernikahan dini hingga poligami. Namun terdapat beberapa kejanggalan yang patut untuk digarisbawahi, yang mengapungkan kemungkinan bahwa eksistensi Wedding Organizer (WO) ini hanyalah untuk membuat keresahan semata.
IDWS, Kamis, 11 Februari 2021 - Sebelumnya kita telah membahas mengenai KPAI yang melaporkan Aisha Weddings ke Mabes Polri dengan dugaan melanggar UU perlindungan anak serta dinilai membuat resah masyarakat.
Namun Founder Drone Emprit, Ismail Fahmi, menemukan beberapa kejanggalan dari WO kontroversial itu. Analisanya ia bagikan lewat akun Twitternya, @ismailfahmi. Drone Emprit sendiri adalah sistem yang memonitor serta menganalisa media sosial dan platform online yang berbasis teknologi big data.
Sebelum kita meninjau lebih jauh lagi, IDWS tekankan bahwa sebaiknya pembahasan mengenai WO ini cukup sampai pada kejanggalan-kejanggalannya saja, dan tidak perlu diangkat lebih jauh lagi. Jika pembahasan meledak terlalu jauh, kemungkinan pemberitaan ini berpotensi menimbulkan dampak negatif dalam masyarakat seperti keretakan dan perpecahan. Bisa jadi siapa pun dalang di balik Aisha Weddings, malah akan seneng jika kasus ini semakin meluas. IDWS membuat artikel ini sebagai komparasi bagi artikel sebelumnya, sehingga kita bisa menggunakan logika dan pengetahuan untuk menarik kesimpulan dan menyudahinya.
Jika sudah paham akan poin di atas, yuk kita bahas apa saja kejanggalan dari Aisha Weddings yang ditemukan?
1. Situs Aisha Weddings sudah tidak bisa diakses
Situs resmi Aisha Weddings meski sudah tidak bisa diakses, namun masih bisa ditelusuri jejak digitalnya menurut Fahmi.
"Banyak yang ngetag saya soal kehebohan aishaweddings ini. Di FB dan Web sudah hilang pagenya. Tapi jejak digital masih bisa dicek di http://Archive.org." tulis Fahmi.
Aisha Weddings
Banyak yang ngetag saya soal kehebohan aishaweddings ini. Di FB dan Web sudah hilang pagenya. Tapi jejak digital masih bisa dicek di https://t.co/Hqynroy0c1.
Saya lihat thread dari @representatif ini cukup bagus menjelaskan temuan online dan offlinenya. https://t.co/pgXmTkkOlQ — Ismail Fahmi (@ismailfahmi) February 10, 2021
2. Situs baru diupdate pada 9 Februari 2021
Laman Aisha Weddings baru dibuat pada Selasa, 9 Februari 2021 atau satu hari sebelum viral di media sosial.
"Kalau situs http://aishaweddings.com ini pada tahun 2018 dan sebelumnya, semua redirect ke http://aishaevents.com. Lalu lompat diupdate pada 2021. Di tahun 2021, konten baru diupdate tanggal 9 Feb (kemaren banget), dan hari ini 10 Feb. Tampak landing pagenya baru dibandingkan dengan last update tahun 2018 lalu," kata Fahmi.
3. Isi konten provokatif dan tidak lengkap
Konten yang ada di dalam website Aisha Weddings belum semuanya terisi. Selain itu juga sebagian isinya dinilai provokatif karena membawa-bawa agama untuk anjuran menikah diusia mulai 12 tahun. Soal isu poligami juga disebut bisa dinikmati semua umat Islam.
Nambahin dikit saja, kl situs https://t.co/KnKPh7UFIS ini pada tahun 2018 dan sebelumnya, semua redirect ke https://t.co/BWYNQhaB2s.
Lalu lompat diupdate pada 2021. pic.twitter.com/Zf5blGdrfh — Ismail Fahmi (@ismailfahmi) February 10, 2021
"Konten belum lengkap, isi provokatif. Baru beberapa halaman yang terisi, seperti Keyakinan tentang Poligami, Untuk Kaum Muda. Sedangkan bagian Layanan, Covid-19, Kontak belum diisi. Sepertinya web ini baru dibuat, tapi keburu ketahuan," jelas Fahmi.
4. Launching yang terlalu cepat
Dilihat dari promosi dengan menyebar spanduk di beberapa titik, seharusnya website sudah siap dan lengkap isinya untuk diakses orang yang membutuhkan informasi soal pernikahan. Selain itu nomor kontak dan alamat juga tidak jelas.
"Spanduk sudah dibikin di beberapa titik. Kalau spanduk ada, artinya sudah siap terima layanan. Apalagi ada email dengan domain. Saran, web dilengkapi dulu, yang profesional, baru spanduk disebar, biar lebih meyakinkan," kata Fahmi.
5. Jadi Trending di Twitter
Fahmi mengatakan isu soal Aisha Weddings ini berangkatnya dari Facebook, baru kemudian ramai di Twitter. Di Twitter postingan awal yang tercatat adalah dari pemilik akun @SwetaKartika 9 Februari pukul 10.27 malam.
Tren di Twitter
Isu berangkatnya dari Facebook. Di Twitter postingan awal yg tercatat DE dari @SwetaKartika (10:27 pm 9Feb) dan @representatif (12:10 am 10Feb) berasal dari netizen biasa yang meresponse berita isu dari FB tsb. pic.twitter.com/VgEDPKbjqQ — Ismail Fahmi (@ismailfahmi) February 10, 2021
Selain itu juga dari pemilik akun @representatif pukul 12.10 dini hari, pada Rabu 10 Februari, berasal dari netizen biasa yang meresponse berita isu dari FB tersebut.
6. Banyak netizen percaya Aisha Weddings itu bisnis nyata
Fahmi menulis, bila melihat komentar-komentar yang paling populer di Twitter, sebagian curiga ini bisnis betulan. Tapi banyak juga yang percaya bahwa Aisha Weddings ini betul-betul ada, sehingga menuding ada penggunaan agama untuk trafficking, bisnis esek-esek, agenda pedofilia hingga poligami.
Misi Cukup Berhasil
Kalau melihat komentar2 yang paling populer di Twitter, sebagian curiga ini bisnis betulan.
Tp banyak yang isinya percaya bahwa "Aisha Weddings" ini betul2 ada, shg menuding: ada penggunaan agama untuk trafficking, bisnis eseks2, agenda pedofilia, poligami. pic.twitter.com/rOlF8OzuDk — Ismail Fahmi (@ismailfahmi) February 10, 2021
Dilihat dari peta Social Network Analysis (SNA), media nasional, lembaga pemerintahan hingga pihak kepolisian juga ikut menanggapi informasi soal Aisha Weddings.`
7. Diduga settingan
Kesimpulannya, lanjut Fahmi, Aisha Weddings sebagai WO resmi pernikahan tidak jelas keberadaannya. Baik secara online maupun offline. Apalagi dalam website atau akun media sosialnya tidak mencantumkan alamat dan nomor telepon.
"Situs onlinenya juga baru diisi kontennya pada 9 Feb (berusia 1 hari), dan sebelumnya terakhir diupdate 2018, itu pun redirect ke situs lain," katanya.
5/ Jika tujuannya untuk membangun keresahan, misi ini cukup berhasil, karena narasinya berhasil menarik komentar dari berbagai organisasi besar, dan juga diliput media mainstream dan TV. — Ismail Fahmi (@ismailfahmi) February 10, 2021
"Disinformasi yang meresahkan ini sengaja serius dibuat, dilihat dari spanduk (offline) yang disebar di beberapa titik," ujar Fahmi.
---------------------------------------------------
Itulah berbagai kejanggalan yang ditemukan Ismail Fahmi mengenai Aisha Weddings. Sekali lagi IDWS tekankan untuk menggunakan logika dan kebijaksanaan kita saat mengonsumsi informasi dari internet sehingga entah secara langsung atau tidak langsung, turut menjaga ketenteraman masyarakat kita.
(Stefanus/IDWS)
Sumber: kumparan/twitter @irfanfahmi