Listrik Padam, Panggung Tetap Berlanjut
Jelang malam, hujan yang telah reda kian membuat area Desa Wisata Brayut kian dijejali penonton
Ngayogjazz 2014. Di panggung Bang Bung, Dewa Bujana yang tampil bersama empat personel lainnya sontak menyedot animo ribuan pengunjung. Praktis hal itu membuat empat panggung lainnya yang menjadi ajang tampil bagi Yosias n friends, Aljabar, dan Duo Bajo mendadak sepi.
Kurang lebih 40 menit lamanya pentolan grup band Gigi tersebut tampil memamerkan skill gitarnya. Melodi etnik khas Bali yang menjadi karakternya dimainkan dengan sangat bersih dan sempurna. Dipadukan dengan solo bass yang dimainkan Shadu Rasjidi dan tiupan seruling, beberapa komposisi itu terdengar sangat etnis dan ekperimentalis.
Setelah Dewa Bujana usai tampil, di panggung yang lain, yakni di panggung Dang Dung, kelompok musik jazz asal Perancis, Mezz Call Jazz Unit tampil selama lebih kurang 2,5 jam. Sayangnya, saat Dewa Bujana usai tampil, listrik di Desa Wisata Brayut mendadak padam. Akibatnya, Ngayogjazz 2014 pun harus berlanjut dalam kondisi gelap gulita.
“Untungnya kami menyiapkan genset untuk menjaga agar listrik panggung tetap menyala. Jadi konser tetap bisa berlangsung,” terang Production Manager Ngayogjazz Novindra Diratama.
Lantaran dalam kondisi gulita, pengunjung yang semula memadati panggung Dang Dung, sontak kocar kacir. Akibatnya, penampilan Mezz Call Jazz Unit pun hanya sedikit ditonton pengunjung. Meski jumlahnya berkurang, ternyata di beberapa titik panggung, pengunjung masih saja setia menonton. Hingga di acara penutup, ketika secara bersamaan Balawan Trio, Shadu Rasjidi dan Saharani and Queenfireworks tampil di tiga panggung yang berbeda, yakni masing-masing Dang Dung, Tang Ting, dan Ning Nong, animo penonton kembali memuncak. Kehadiran tiga musisi jazz nasional itu ternyata mampu mengembalikan semangat penonton yang sempat kecewa lantaran padamnya listrik Desa Brayut malam itu.