Ada Film 'Bulan Di Atas Kuburan'
Jika mengangkat novel lawas ke layar lebar, bukan hal spesial. Tetapi mengangkat film lawas untuk diproduksi ulang, tentu sebuah hal baru di perfilman Indonesia.Butuh produser yang berani-cenderung nekat-untuk mengemas ulang film lama ke layar lebar. Terlebih, tidak ada jaminan sisi komersial dari film itu. "Bulan di Atas Kuburan," film arahan sutradara Asrul Sani yang dirilis pada 1973, dibuat ulang oleh Edo WF Sitanggang dengan judul sama.
Menariknya, film ini merupakan debut Edo sebagai sutradara. Sebuah langkah yang lagi-lagi berani. "Bulan di Atas Kuburan" merupakan film yang diadaptasi dari sebuah sajak karya Sitor Situmorang yang berjudul "Malam Lebaran."Film yang dikemas dengan drama dua perantau asal Samosir, Sumatra Utara, bernama Sahat (Rio Dewanto) dan Tigor (Donny Alamsyah) ini menceritakan intrik kehidupan.
Potret kejam Ibu Kota juga tergambar gamblang di sepanjang film. Harus diakui, riset panjang Dirmawan Hatta (penulis ulang naskah) dan Edo terbilang rinci. Salah satunya adalah cara mereka menceritakan tipikal parlente pria paruh baya Batak yang ditemui Sahat dan Tigor dalam perjalanan ke Jakarta.
Berbagai lapisan kelas sosial, lengkap dengan masing-masing persoalannya disuguhkan sebagai plot cerita. Penonton seolah diajak untuk menyadari apa yang terjadi pada kehidupan kota sehari-hari, yang sebenarnya bukan hal asing.
"Bulan di Atas Kuburan" versi 2015 memang tidak bisa dipisahkan dengan versi 1973, tetapi kisah yang dihadirkan benar-benar baru. Anda jangan terkecoh dengan judul yang berbau horor, karena film ini sama sekali tidak ada kaitan dengan kata "kuburan" secara harfiah.
Soal akting? Jangan diragukan lagi. Film ini dipenuhi pemeran berpengalaman. Sebut saja, Tio Pakusadewo, Remy Sylado, Adi Kurdi, Ria Irawan, Atiqah Hasiholan adalah beberapa nama yang akan Anda lihat selama sekitar dua jam.
Satu pemeran debutan dalam film ini adalah Andre Hehanusa. Pelantun "Kuta Bali" ini mendapat tugas berperan sebagai seorang mafia. Film ini layak diapresiasi, lepas dari soal bagaimana cara tim produksi mengemasnya. Bentuk pendokumentasian dan penghargaan terhadap film Indonesia bisa dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya proses kemas ulang seperti ini. Sekaligus sebagai cermin bahwa di masa lampau sineas Indonesia mampu menghadirkan film bermutu dari segi cerita, jauh lebih bermutu dari sekadar 'dagang' film dengan menu utama model-model seksi yang dijadikan aktris dadakan.Film ini akan tayang di bioskop mulai 16 April 2015, jangan sampai gak nonton yaa...