Gala Premier Film Horor Adaptasi Live-Action dari Game 'DreadOut'
IDWS, Kamis, 3 Januari 2019 - Diawal tahun 2019 ini, rumah produksi goodhouse.id menggelar acara gala premier film horor live-action DreadOut pada 2 Desember 2018 di CGV Grand Indonesia. Film ini diadaptasi dari game dengan judul yang sama dan merupakan buatan pengembang game asli Indonesia, Digital Happiness yang telah meraih kesuksesan secara internasional.
Para cast, sutradara, dan produser film DreadOut dalam Gala Premier di CGV Grand Indonesia hari Rabu (2/1/2019)
Memeriahkan debut layar lebar film DreadOut tak lain adalah para cast dari film tersebut serta sutradara, produser, game developer dari game DreadOut, serta perwakilan dari beberapa partner yang terlibat seperti CJ Entertainment, Sky Media, Nimpuna Sinema, dan Lyto Datarindo (Lyto Game).
Sutradara Kimo Stamboel dari Mo Brothers yang juga merangkap penulis dan produser film DreadOut ini berharap gala premier tersebut dapat membuktikan rasa penasaran para pecinta game DreadOut dan juga pecinta film Indonesia khususnya genre horor.
Brand dari game ini sudah sangat besar dan kuat, walaupun memang ide awal cerita yang disepakati bersama teman-teman dari Digital Happiness adalah prequel dari gamenya, tapi kualitas, keseruan dan kengerian dalam film ini harus sama persis seperti gamenya. Saya tersanjung namun memikul beban tanggung jawab yang besar telah dipercaoa oleh teman-teman creator game DreadOut dari Digital Happiness untuk menyutradarai film DreadOut. — Kimo Stamboel.
Ditanya mengenai kesulitannya dalam mengadaptasi game DreadOut ke film live-action, Kim Stamboel mengungkapkan bahwa masalah rating jadi tantangan terbesar baginya:
Kalau saya diberi kebebasan penuh dan boleh all-out, saya pasti langsung bikin film dengan rating 21+, namun saya diminta untuk membuat film ini agar mendapat rating 13+. Dan meski telah mengurangi sebisa mungkin adegan-adegan violence, hanya dikasih rating 17+ oleh pihak Lembaga Sensor Film Indonesia. Ya tak apa-apa lah.
Caitlin Halderman dan Jefri Nichol yang dipercaya untuk memerankan karakter utama Linda dan Erik mengaku bangga dan seru turut serta film bergenre horor. "Sebenarnya udah lama aku ingin mencoba karakter dalam genre film yang baru seperti genre film horor, bukan hanya drama percintaan saja. Khusus untuk film ini, aku harus menjalani latihan cukup berat, mulai dari latihan fisik, reading untuk pendalaman karakter sampai latihan adegan-adegan stunt, karena hampir semua adegah berbahaya aku lakukan sendiri tanpa pemeran pengganti," aku Caitlin.
Sementara Jefri Nichol mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada sutradara Kimo Stamboel. "Aku tu cast terakhir yang datang, hanya 1-2 minggu sebelum produksi dimulai dan sudah memasuki proses reading naskah. Namun Mas Kim mau bersabar menunggu dan menuntunku agar cepat mengejar ketinggalan dari cast lain."
Uniknya karena film dan game DreadOut bertema budaya Sunda, maka penggunaan logat Sunda jadi salah satu tantangan bagi cast film horor ini. "Kita latihan logat Sunda susah banget, sampai-sampai kita tidur pun sambil ndengerin lagu-lagu berbahasa Sunda," tambah Jefri sambil tertawa.
Film DreadOut terinspirasi dari game buatan Digital Happiness dengan judul yang sama. Dalam film ini, dikisahkan Linda (Caitlin Halderman) diajak Erik (Jefri Nichol) dan teman-teman sekolahnya yang ingin melakukan uji nyali secara live untuk menambah follower sosial media karena ia mengenal penjaga dari gedung kosong menyeramkan tempat tujuan uji nyali. Linda dan teman-temannya tak menyangka bahwa keisengan mereka akan menuntun mereka ke "Alam Lain" hingga bertemu dengan sosok Kebaya Merah (Rima Melati Adams). Selain Kebaya Merah, Linda, Erik dan kawan-kawan juga dikejar-kejar oleh pocong, tuyul, dan hantu-hantu lainnya. Game DreadOut sendiri sukses jadi game indie horor populer di platform Steam dan semakin populer ketika YouTuber nomor wahid PewDiePie memberikan review positif terhadap game ini.
Dilansir dari produser film Edwin Nazir, film DreadOut ini juga akan dipasarkan secara internasional bekerja sama dengan SkyMedia (Screenplay), Nimpuna Sinema, Lyto Datarindo (Game Publisher), dan CJ Entertainment dari Korea.
Sosok Di Balik Kebaya Merah
Hantu Kebaya Merah merupakan karakter hantu utama dalam Film DreadOut serta merupakan hantu terkuat. Kebaya Merah diperankan oleh Rima Melati Adams secara total. Menurutnya, peran Kebaya Merah ini merupakan pengalaman pertama bagi dirinya.
Aku sangat berterima kasih kepada Mas Kimo karena diberikan kesempatan dan kepercayaan untuk memerankan karakter Kebaya Merah. Ini merupakan pengalaman pertama aku memerankan karakter horor. Selama proses syuting ini sangat banyak tantangannya. Proses makeup dan penggunaan softlense, aku hampir gak bisa lihat pas dipasangin softlense dan mesti ada adegan yang menggunakan sling.
Hantu Kebaya Merah sendiri diciptakan berdasarkan pengalaman nyata dari Risa Saraswati, pengisi suara Hantu Kebaya Merah versi game. Hantu ini digambarkan mengenakan kebaya merah lengkap dengan sanggul, memberi kesan tempoe doloe yang sangat kental. Kebaya Merah mampu merasuki serta memanipulasi manusia bahkan di dunia nyata sekalipun. Ia bahkan memiliki semacam kekuatan telekinesis untuk menangkap atau melempar obyek dan manusia sesuka hatinya, meski tampaknya kekuatannya tersebut berkurang ketika berada di dunia nyata. Penampilan Kebaya Merah juga sangat menakutkan, berkat CG yang mumpuni. Seluruh giginya runcing, seringkali keluar darah hitam dari mulutnya, dan mata yang berwarna putih saja.
Poster dari para cast film live-action DeadOut. (Sumber: goodhouse.id)
Film DreadOut disutradarai oleh Kimo Stamboel (Rumah Dara, Killers, Headshot) yang juga merangkap sebagai produser bersama dengan Wida Handoyo (Petak Umpet Minako) dan Edwin Nazir (9 Summers 10 Autumns) serta dibintangi oleh Caitlin Halderman (Linda), Jefri Nichol (Erik), Susan Sameh (Dian), Ciccio Manassero (Alex), Irsyandillah (Beni), dan Marsha Aruan (Jessica), Rima Melati Adams (Kebaya Merah), serta beberapa aktor dan aktris seperti Miller Khan, Hannah Al Rashid, Salvita DeCorte, dan Mike Lucock. Film DreadOut akan dirilis pada hari ini, 3 Januari 2019.
(Stefanus/IDWS)