Teknologi 5G masih Fresh, Para Ilmuwan Sudah Berpaling Meneliti Teknologi 6G!
Di saat dunia masih beradaptasi dengan teknologi 5G, industri telekomunikasi sudah mulai menatap jauh ke depan, yakni teknologi 6G.
IDWS, Senin, 1 Maret 2021 - Bukankah teknologi 5G merupakan teknologi komunikasi nirkabel paling terdepan saat ini? Kenapa 6G sudah dibahas?
Memang, untuk mencapai standar 6G, manusia masih butuh bertahun-tahun. Akan tetapi segelintir konsep teknologi yang akan membantu terwujudnya teknologi 6G kini sudah mulai diteliti dan dikembangkan.
Lantas, apa sih jaringan komunikasi 6G itu?
Sederhananya, teknologi 6G adalah generasi keenam dari infrastruktur teknologi nirkabel yang menjadi standar sinyal komunikasi global lewat International Telecommunication Union (ITU). Pergantian generasi dari teknologi komunikasi nirkabel rata-rata terjadi sekali tiap satu dekade, di mana generasi sebelumnya tidak kompatibel dengan generasi terbaru.
Teknologi 5G (generasi kelima) yang kini tengah hangat-hangatnya diadaptasi secara global, menawarkan kecepatan tinggi serta kapasitas data yang lebih besar dalam jaringan komunikasi nirkabel serta memungkinkan lebih banyak perangkat untuk terhubung satu sama lain, termasuk mobil, kota pintar, atau rumah pintar.
Sedangkan konsep serta cara kerja dari 6G untuk saat ini masih belum bisa dipastikan dan masih dalam tahap penelitian. Namun ITU telah memulai langkah ke depan dan mencanangkan kerangka infrastruktur teknologi 6G akan selesai pada 2028, dan produk 6G pertama diharapkan muncul di akhir dekade ini. Sedangkan untuk diadaptasi oleh konsumen global mungkin baru terjadi pada 2030 ke atas.
Teknologi 6G belum bisa didefinisikan, namun konsepnya tengah dipelajari oleh para peneliti. (Pixabay)
Apa saja konsep yang bisa digunakan untuk mencapai teknologi 6G?
Dr. Mahyar Sirvantmoghaddam dari Universitas Sydney mengklaim bahwa jika teknologi 6G bisa dicapai, maka manusia dapat menikmati kecepatan unduhan luar biasa mencapai 1TB per detik. Kecepatan unduh seperti itu berarti kamu bisa mengunduh film-film di Netflix dengan total durasi 142 jam, hanya dalam 1 detik! Namun pastinya tidak semudah itu mencapai teknologi 6G.
Saat ini, peneletian mengenai teknologi 6G berfokus pada transmisi data lewat frekuensi ultra-tinggi di atas rentang frekuensi yang kini dipakai teknologi 6G. Saat ini, teknologi 5G dapat mencapai kapasitas 100GHz, namun pemakaian pada umumnya tidak melebihi 39 GHz karena alasan efisiensi.
Para peneliti percaya bahwa mereka dapat mencapai pemakaian frekuensi ultra-tinggi (ratusan GHz atau bahkan terahertz) yang efisien untuk trasmisi data, sehingga praktis untuk digunakan.
Sederhananya, semakin tinggi frekuensi yang digunakan, jumlah data yang dapat ditransmisi juga semakin besar, yang otomatis meningkatkan kecepatan transfer data.
Masalah yang dihadapi saat ini adalah, belum ada semikonduktor yang mampu digunakan untuk transmisi data pada frequensi terahertz, karena teknologi prosesor yang ada sekarang masih belum mampu menginterpretasi data dalam jumlah super besar. Semikonduktor sendiri merupakan bahan utama dari prosesor.
Ada juga masalah lain terkait alam, yakni molekul air di atmosfer Bumi ternyata memblokir dan memantulkan gelombang terahertz. Masalah satu ini secara teori, dapat diselesaikan oleh para ahli matematika dengan cara menemukan pola-pola gelombang terahertz tertentu yang tidak diblokir atau dipantulkan oleh molekul air di atmosfer.
Alternatif konsep lain untuk teknologi 6G adalah mencari cara agar dapat mengirim dan menerima transfer data pada frekuensi yang sama di saat yang sama, melipatgandakan efisiensi pengiriman data. Saat ini, perangkat 5G hanya bisa mengirim atau menerima data dari suatu frekuensi di satu waktu, meski dapat dibagi ke berbagai "kanal" (channel) untuk berkomunikasi lewat beberapa stream sekaligus.
Mencapai latensi di bawah 1 milisecond juga merupakan salah satu cara mencapai 6G, namun ini tidaklah mudah. Latensi serendah itu belum mungkin dicapai dengan infrastruktur maupun teknologi komunikasi nirkabel saat ini.
(Stefanus/IDWS)
Sumber: Interesting Engineering