Peneliti: Sistem Pengenalan Wajah di Bandara atau Layanan Pembayaran Digital Dapat Dikecoh Dengan Topeng
IDWS, Rabu, 18 Desember 2019 - Penggunaan teknologi pengenalan wajah (facial recognition) sebagai metode keamanan semakin meluas. Teknologi mutakhir ini digunakan untuk mengawasi dengan ketat suatu tempat untuk kemudian mengidentifikasi siapa saja yang berada di sana.
Dimulai dari imajinasi seperti novel dan film sci-fi, hingga akhirnya dipraktikkan di dunia nyata, teknologi pengenalan wajah berkembang dengan pesat hingga telah menjadi kebutuhan — terutama bagi institusi-institusi pemerintahan, seperti yang tengah booming di China.
Namun, teknologi ini mungkin belum sehebat yang kalian kira.
Para peneliti dari perusahaan AI, Kneron, mengklaim sanggup mengecoh sistem pengenalan wajah yang digunakan di pos pemeriksaan di perbatasan, bank, hingga bandara dengan menggunakan sebuah topeng yang diprint berdasarkan wajah orang lain. Mereka mengumumkan klaim tersebut pada Jumat, 13 Desember 2019.
All it takes to fool facial recognition at airports and border crossings is a printed mask, researchers found https://t.co/42ymWrzYZI #fintech #biometrics pic.twitter.com/n294lfUUmw — Chris Gledhill (@cgledhill) December 13, 2019
Seperti yang sudah kita ketahui, teknologi pengenalan wajah disambut dengan tangan terbuka oleh pihak bandara karena dapat membantu mengurangi waktu tunggu serta memperketat keamanan bandara. Mengidentifikasi orang-orang dengan memantau wajah mereka lalu membandingkannya dengan foto di passpor atau identitas resmi lainnya terbukti sangat memudahkan kerja dari para petugas bersangkutan.
Kneron memutuskan untuk menguji teknologi pengenalan wajah yang digunakan di berbagai tempat umum dengan pengawasan ketat. Mereka memprint beberapa topeng dengan wajah berbeda-beda yang kemudian dikenakan oleh beberapa peneliti Kneron sendiri.
Para peneliti Kneron mengenakan topeng-topeng dengan wajah yang berbeda dengan wajah asli masing-masing peneliti, lalu menggunakannya untuk menguji sistem pengenalan wajah di tiga benua.
(Izusek/iStock)
Haslnya, topeng-topeng tersebut sanggup menipu sistem pengenalan wajah. Kneron mengklaim mampu menipu layanan pembayaran digital dari dua perusahaan besar China — AliPay dan WeChat. Mereka juga berhasil mengecoh sistem pengenalan wajah di perbatasan China saat hendak memasuki negeri itu. Kesuksesan yang sama juga terjadi di Bandara Schipol di Amsterdam, Belanda.
Penelitian ini mengungkapkan fakta yang cukup mencemaskan, bagaimana topeng yang notabene tidak sulit dibuat dengan printer tiga dimensi itu mampu mengecoh sistem keamanan yang diandalkan.
Akan tetapi, teknologi pengenalan wajah canggih yang menggunakan teknik light imaging tidak bisa ditipu semudah itu. Teknologi yang digunakan oleh Huawei dan Apple ID itu tidak bisa ditipu oleh para peneliti Kneron.
Pastinya Kneron melakukan serangkaian tes tersebut dengan seizin dari penanggungjawab keamanan tempat-tempat bersangkutan, dan juga diawasi langsung.
(Stefanus/IDWS)
Sumber: Interesting Engineering