Asal Usul Bangsa Indonesia, Siapakah Leluhur Bangsa Kita yang Sebenarnya?
IDWS, Jumat, 18 Oktober 2019 - Selama beberapa generasi, bangsa Indonesia telah mendiskusikan pembedaan antara pribumi, atau ras/kaum yang dianggap sebagai penduduk asli Indonesia, serta non-pribumi, ras/kaum yang dianggap sebagai pendatang.
Analoginya kurang lebih sama seperti suku India di Benua Amerika (pribumi) dengan orang-orang Inggris yang datang belakangan (non-pribumi) dan mendominasi wilayah tersebut.
Pengunjung di pameran Asal Usul Indonesia (The Origins of Indonesians) yang digelar di Museum Nasional, Jakarta, tengah menonton sebuah video yang menggambarkan sejarah dari Bangsa Indonesia sejak gelombang migrasi Homo sapiens ke Nusantara sekitar 50 ribu tahun lalu. (Historia.id/Fernando Randy)
Secara historis, istilah pribumi dan non-pribumi digunakan untuk membedakan mereka yang akar leluhurnya berasal dari kepulauan Indonesia dengan mereka yang asal muasal leluhurnya berasal dari wilayah lain.
Akan tetapi dengan negara dengan keanekaragaman budaya yang terdiri dari ratusan etnis dan bahasa, pertanyaan pun mengemuka setiap kali istilah pribumi digunakan, termasuk dalam politik. Siapa sebenarnya penduduk asli kepulauan Indonesia?
Ilmu pengetahuan punya pandangan berbeda, di mana menurut penelitian ilmiah, tidak ada bangsa Indonesia di era modern ini yang benar-benar berasal dari penduduk asli.
Penelitian pemetaan silsilah (genealogi) yang baru-baru ini dirilis menemukan bahwa rakyat Indonesia, dalam DNA mereka, memiliki akar leluhur campuran campuran yang terdiri atas penduduk dari berbagai wilayah geografis berbeda.
Najwa Shihab ternyata punya leluhur dari 10 etnis berbeda
Penelitian yang dijalankan oleh kolaborasi majalah sejarah Historia.id dengan Kementerian Pendidikan dan Budaya antara bulan Juli hingga September itu mengambil sampel DNA dari 16 responden dari penjuru Indonesia, di mana sampel-sampel itu menjalani beragam tes berbeda.
Dari 16 responden tersebut, beberapa di antaranya adalah figur publik seperti jurnalis televisi Najwa Shihab, vokalis Noah Nazril "Ariel" Irham, dan sutradara film Riri Riza. Selain itu ada juga politikus seperti sekretaris jenderal PDIP Hasto Kritiyanto.
Menurut hasil penelitian tersebut, seluruh responden setidaknya memiliki dua jejak genetik dari kelompok etnis berbeda di penjuru Bumi.
Najwa misalnya, yang kerap kali dianggap sebagai keturunan Arab murni rupanya memiliki 10 pecahan DNA dari berbagai etnis. Unsur genetik Timur Tengah di dalam tubuhnya hanya menyumbang 3,48 persen dari total struktur DNA Najwa. Malah justru yang dominan adalah gen Afrika Utara (26,81 persen) dan Asia Selatan (48,54 persen).
Sutradara film Riri Riza setidaknya memiliki leluhur dari empat etnis berbeda, yakni kelompok etnis yang tersebar di asia (Asia-Amerika), Timur Tengah, Asia Timur dan juga Asia Selatan — etnis terakhir menyumbang 46,24 persen dari total struktur DNA Riri.
Jadi, siapa Bangsa Indonesia Sebenarnya?
Herawati Supolo Sudoyo, kepala dari penelitian fundamental di Institut Biologi Molekler Eijkman menjelaskan bahwa rakyat Indonesia memiliki pengelompokan genetik campuran berkat gelompang migrasi Homo sapiens ke Nusantara (istilah kuno untuk menyebut Asia Tenggara), kurang lebih 50 ribu tahun lalu.
Seorang pengunjung di pameran Asal Usul Indonesia (The Origins of Indonesians) tengah membaca informasi akan gen dari salah satu responden yang berpartisipasi dalam pemetaan genetik. (Historia.id/Fernando Randy)
"Sekitar 100 ribu hingga 150 ribu tahun lalu, Homo sapiens untuk pertama kalinya memulai sebuah perjalanan panjang mengarungi dunia (Bumi). Dalam perjalanan panjang ini, tubuh mereka berubah untuk beradaptasi dengan kondisi di tempat mereka berada. Inilah yang menyebabkan penampilan kita terlihat sangat beragam," ungkap Herawati.
Herawati juga mengatakan bahwa kelompok pertama yang datang ke Nusantara yang sebagian kini dikenal sebagai negara Indonesia, berasal dari Afrika dan sampai di kepulauan Indonesia lewat bagian selatan dari Samudera.
"Kepulauan kita berada di lautan dan dekat dengan daratan. Ketika mereka pertama kali datang, Borneo, Sumatra, dan Jawa masih menyatu sebagai satu daratan masif, jadi lebih mudah bagi mereka untuk berpindah dari satu area ke area lainnya pada saat itu," tambah Herawati.
Bersana koleganya di Institut Eijkman, Herawati juga telah menjalankan penelitian untuk menelusuri leluhur dari bangsa Indonesia di mana mereka mengambil dan menganalisa sampel DNA dari 6.000 responden dari seluruh Indonesia.
Dalam artikelnya yang dipublikasikan di The Conversation pada Oktober 2018, Herawati menuturkan bahwa ia dan koleganya mengetes kromosom Y (DNA yang diwarisi dari ayah) dari hampir 3.000 sampel dan juga mitochondria (diwariskan dari ibu) dari kurang lebih 3.700 sampel yang berasal dari 35 kelompok etnis berbeda.
Berdasarkan tes dari DNA mitochondria, mereka menemukan pada wilayah Barat Indonesia, jejak genetik dari bangsa-bangsa dengan leluhur yang sama — yang mayoritas berbicara bahasa Austronesia, tersebar di Asia Tenggara, Madagaskar, dan Kepulauan Pasifik.
Dari penelitian tersebut, Herawati menyimpulkan bahwa "Bangsa Indonesia adalah campuran dari berbagai kelompok [etnis] manusia. Seluruh bangsa Indonesia [pada dasarnya] adalah pendatang."
Kepala Editor Historia.id Bonnie Triawan berharap dengan penelitian ini, rakyat Indonesia bisa lebih toleran dan pengertian terhadap perbedaan-perbedaan antar ras dan suku untuk menjaga persatuan Indonesia.
(Stefanus/IDWS)
Sumber: The Jakarta Post