Asteroid Diprediksi Tabrak Bumi Pada 2027, NASA dan ESA Bekerjasama Belokkan Asteroid Tersebut
IDWS, Kamis, 5 September 2019 - NASA dikabarkan segera bertemu dengan Badan Antariksa Eropa (ESA) di Roma, Italia untuk melakukan misi bersama yakni mengalihkan asteroid yang diperkirakan akan menabrak Bumi pada 2027.
Salah satu cara yang dilakukan untuk membelokkan asteroid berukuran lebih dari Monas itu dengan menabrakan pesawat ruang angkasa ke permukaan asteroid.
Dilansir dari laman resmi ESA, kedua badan antariksa dunia itu akan menyiapkan dua pesawat ruang angkasa. Salah satu pesawat akan dihantam ke permukaan asteroid, sementara pesawat lainnya akan melakukan pengumpulan data terkait dampak yang ditimbulkan dari tabrakan tersebut.
"Pesawat ruang angkasa DART sudah dalam tahap konstruktsi untuk diluncurkan pada musim panas 2021 dan akan di uji coba pada September 2022," tulis Juru Bicara ESA.
Saat uji coba dilakukan, tim gabungan NASA dan ESA telah menyiapkan miniatur asteroid yang bernama LICIACube (Light Italian CubeSat) dan diterbangkan sejauh 6,6 kilometer.
Pesawat kedua dirancang sendiri oleh ESA yang disebut dengan Hera. Pesawat ini dikabarkan tengah menjalani pengerjaan tahap akhir dan dijadwalkan akan di uji coba pada Oktober 2024.
Sebelumnya, pada 26 Maret lalu para astronom NASA menemukan asteroid saat malam hari yang jauh lebih gelap dibanding Pluto dan mereka menyebut asteroid itu dengan PDC 2019.
Dalam temuannya, para astronom memiliki hipotesis asteroid PDC 2019 memiliki orbit yang melewati 0,05 unit astronomi. Lalu NASA dan Badan Antariksa Eropa berspekulasi asteroid itu akan menghantam Bumi pada 29 April 2027 mendatang.
NASA sendiri telah tiga kali mengikuti Planetary Defense Conferences serta tiga konferensi bersama FEMA atau Badan Penanggulangan Bencana AS. Meskipun latihan yang dilakukan terkait pencegahan asteroid menabrak Bumi, namun FEMA tidak berfokus pada detail ilmiah terkait asteroid.
"Apa yang ingin diketahui FEMA adalah kapan, di mana dan bagaimana asteroid akan berdampak dan jenis serta tingkat kerusakan yang akan terjadi," ujar Leviticus Lewis, Divisi Operasi Respon FEMA.
Gambar: NASA