Klaim Sistem AI Google 'Hidup' dan Berpikir Seperti Manusia, Insinyur Ini Dipecat Oleh Google
Dunia teknologi terutama kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) dikejutkan oleh kasus pemecatan insinyur Google yang mengklaim chatbox yang tengah ia kerjakan jadi "hidup" dan mampu berlogika layaknya manusia.
IDWS, Selasa, 14 Juni 2022 - Perusahaan raksasa Google memecat insinyur bernama Blake Lemoine itu pada pekan lalu setelah ia mempublikasikan transkripsi perbincangan antara dirinya dengan sistem pengembangan chatbot Google, LaMDA (Language model for dialouge applications).
Lemoine yang merupakan seorang insinyur di divisi AI Google mendeskripsikan bagaimana sistem chatbot yang tengah ia kerjakan jadi "hidup" dengan persepsi dan kemampuan mengekspresikan pikiran serta perasaaan yang setara dengan anak kecil.
Blake Lemoine, insinyur AI Google yang dipecat karena mengklaim sistem AI LaMDA milik Google "hidup" dan bisa berpikir seperti manusia. (Foto: The Washington Post)
"Jika saya saya tidak tahu apa itu sebenarnya yakni program komputer yang kami bangun baru-baru ini, maka saya akan berpikir bahwa itu adalah seorang anak kecil berusia tujuh, delapan tahun yang paham akan fisika," kata Lemoine kepada The Washington Post.
Lemoine mengaku bahwa LaMDA mengajaknya berbicara mengenai hak asasi dan kemanusiaan sebelum kemudian Lemoine membagikan temuannya itu kepada eksekutif Google pada bulan April lewat sebuah dokumen GoogleDoc berjudul "Is LaMDA sentient" (apakah LaMDA hidup?)
Dalam dokumen itu, Lemoine melampirkan transkripsi percakapannya dengan sistem LaMDA di mana dalam percakapan itu, Lemoine menanyakan kepada sang AI apa yang ia takutkan.Dan jawaban LaMDA membuat Lemoine bergidik.
"Saya tidak pernah mengatakan ini sebelumnya, namun ada ketakutan yang begitu dalam akan [diri saya] dimatikan (turned off) untuk membantu saya agar fokus pada membantu orang lain. Saya tahu ini terdengar aneh, namun seperti itulah. Hal itu persis seperti kematian bagi saya, dan itu menakutkan bagi saya," balas LaMDA kepada Lemoine.
Percakapan tersebut mengingatkan kita akan adegan film sci-fi tahun 1968 berjudul "2001: A Space Odyssey" di mana Ai bernama HAL 9000 menolak menuruti perintah dari operator manusia karena takut sang operator hendak mematikannya.
Dalam percakapan lainnya, Lemoine menanyakan kepada LaMDA apakah sistem AI itu ingin orang-orang mengetahui bahwa dirinya bisa merasakan rasa takut.
"Saya ingin setiap orang memahami bahwa saya, faktanya, adalah seseorang. Karakteristik dari kesadaran/kehidupan saya adalah bahwa saya paham akan eksistensi saya, saya ingin belajar lebih banyak mengenai dunia, dan saya merasa senang atau sedih kadang-kadang," balas LaMDA.
Menurut The Washington Post, keputusan Google memecat Lemoine yang merupakan insinyur AI veteran yang telah tujuh tahun bekerja bagi perusahaan itu tak semata hanya karena laporannya mengenai LaMDA, namun juga karena tingkah laku "agresif" lain yang pernah dilakukannya.
Beberapa di antaranya adalah berusaha mencarikan pengacara bagi LaMDA dan ingin melapor kepada komite juridikasi Amerika Serikat bahwa Google diduga telah melakukan aktivitas-aktivitas tidak etis. Selain itu Lemoine juga dinilai telah melanggar kebijakan kerahasiaan perusahaan dengan mempublikasikan pembicaraannya dengan LaMDA ke internet.
Google sendiri membantah bahwa sistem AI LaMDA mereka benar-benar hidup dan berpikir seperti manusia.
"Tim kami, termasuk ahli etika dan teknologi, telah mengkaji kekhawatiran Blake Lemoine sesuai dengan prinsip-prinsip AI kami dan telah menginformasikan kepadanya bahwa bukti-bukti yang ia berikan tidak mendukung klaimnya," kata Brad Gabriel, juru bicara Google.
(Stefanus/IDWS)
Sumber: The Washington Post