Besok, Layanan Dukungan Untuk Windows 7 Akan Dihentikan Microsoft
IDWS, Senin, 13 Januari 2020 - Masih banyak sekali orang-orang yang menggunakan sistem operasi (OS) komputer berbasis Windows 7. Namun untuk diingat saja, Microsoft akan menghentikan layanan pendukung untuk OS tersebut pada besok, Selasa, 14 Januari 2020.
Data dari Net Applications menunjukkan bahwa market share Windows 7 dari seluruh pengguna OS Windows saja masih mencapai angka 30,8%. Windows 7 bisa dibilang merupakan OS favorit setelah era berakhirnya Windows XP karena tidak serumit Windows 10 serta stabil.
Meski akan dihentikan layanan pendukungnya, bukan berarti Windows 7 tidak bisa dipakai lagi, hanya saja menggunakan OS tersebut akan lebih rentan dari sisi keamanan dan dampaknya baru terasa pada jangka panjang. Seperti misalnya Windows 7 akan rawan oleh virus-virus baru yang diciptakan pasca pemberhentian layanan dari Microsoft.
Pengumuman dari Microsoft akan pemberhentian layanan dukungan untuk Windows 7 pada 14 Januari 2020. (Microsoft)
"Microsoft membuat komitmen untuk menyediakan dukungan produk untuk Windows 7 ketika dirilis pada 22 Oktober 2009," sebut Microsoft. "Ketika periode 10 tahun ini berakhir, Microsoft akan menghentikan support Windows 7 sehingga kami bisa memfokuskan investasi dalam mendukung teknologi yang lebih baru dan pengalaman lebih baik," tambah mereka.
"Tanggal spesifik berakhirnya dukungan untuk Windows 7 adalah 14 Januari 2020. Setelah itu, dukungan teknis dan update dari Windows Update yang membantu melindungi PC Anda tidak akan lagi tersedia untuk produk tersebut," papar perusahaan yang didirikan oleh Bill Gates dan Paul Allen itu.
Bagi yang ingin upgrade, ada dua pilihan. Pertama tentu upgrade ke Windows 10 yang kabarnya masih bisa dilakukan gratis melalui Media Installation Tool. Atau bisa juga beralih ke komputer lain berbasis Linux atau Mac.
OS tanpa pembaruan keamanan tentunya jadi sasaran empuk bagi para hacker, yang memang mengutamakan sistem yang mudah dieksploitasi. Contohnya adalah ada sekelompok hacker yang menginfeksi lebih dari 230 ribu PC Windows XP dan Windows Server 2003 dengan ransomware WannaCry pada 2017.
Mereka memanfaatkan celah bernama EternalBlue, yaitu celah yang dicuri oleh grup hacker ShadowBrokers dari National Security Agency.
Lalu ada juga laporan invasi hacker ke Windows XP dan Windows Server 2003 awal 2019. Si pelaku bisa mengakses PC dengan secara remote dan menyusupkan malware. Alhasil Microsoft terpaksa kembali mengerahkan engineernya untuk menambal celah di OS yang sudah dipensiunkan tersebut.
Kasus serupa bisa saja dilakukan pada Windows 7, di mana Microsoft dengan pertimbangan tertenu akan menambal celah keamanannya. Namun kemungkinan hanya jika insiden yang terjadi sudah skala besar.
(Stefanus/IDWS)
Sumber: detikcom