Laptop Berisi 6 Virus Komputer Paling Mematikan di Dunia Ini Laku Terjual Hingga Rp 18 Miliar Lebih
IDWS, Rabu, 29 Mei 2019 - Beberapa dari mahakarya seni dikenal karena latar belakangnya atau sejarahnya yang kompleks, namun sebuah mahakarya bernama "The Persistence of Chaos" bisa jadi pengecualian. Diciptakan oleh seniman internet asal China, Guo O Dong, mahakarya seni yang tak lazim ini bisa dikatakan sangat berbahaya bagi perdaban manusia di era digital ini.
Seperti apa mahakarya seni itu hingga memiliki potensi bahaya sedemikian besar? Sederhana saja, karya tersebut hanyalah sebuah laptop biasa. isi dari laptop itu lah yang sangat mengerikan, yakni enam malware/virus komputer paling berbahaya di dunia. Laptop itu sendiri dijamin keamanannya, asalkan jangan sampai laptop itu terhubung dengan internet atau pun perangkat komputer lain.
Kepada The Verge, Guo O Dong mengatakan bahwa tujuan dari diciptakannya "The Persistence of Chaos" adalah untuk mewujudkan wujud fisik dari ancaman abstrak dari dunia digital.
"Kita punya fantasi bahwa apa pun yang terjadi di dalam komputer tak akan benar-benar memengaruhi kita, akan tetapi [pemikiran[ ini absurd. Virus-virus [komputer] yang dipersenjatai dapat memengaruhi pembangkit listrik atau infrastruktur publik dan menyebabkan kerusakan secara langsung," ungkap Guo O Dong.
Guo O Dong sendiri adalah seorang seniman yang karya-karyanya mengkritik dunia modern yang sangat bergantung pada kultur online (internet).
Keenam virus komputer yang dibenamkan ke dalam laptop Samsung NC10-14GB dengan layar 10,2 inci itu dipilih dengan patokan seberapa besarnya kerugian ekonomi yang mereka sebabkan. Mereka antara lain adalah:
• ILOVEYOU
Sebuah bug komputer dari tahun 2000 yang seringkali muncul sebagai "surat cinta" yang disematkan ke dalam surat elektronik alias surel (e-mail) atau tersebar lewat platform pembagian file. Malware ini memengaruhi lebih dari 500.000 sistem pada minggu pertama sejak disebarkan.
• WannaCry
Merupakan ransomware cryptoworm (jenis perangkat lunak jahat yang didesain untuk memblokir akses ke sebuah sistem komputer hingga sejumlah uang dibayarkan ke pihak penyebar ransomware tersebut) mematikan yang juga memasang pintu belakang pada sistem. Malware ini menyerang lebih dari 200 ribu kompuer di 150 negara dan menyebabkan Lembaga Kesehatan Nasional Inggris merugi hingga US$4 miliar.
• MyDoom
Diduga diciptakan oleh e-mail spammers asal Rusia, merupakan salah satu malware dengan penyebaran tercepat. Kerugian yang disebabkannya diproyeksikan mencapai US$38 miliar.
• SoBig
Adalah sebuah program worm dan trojan yang tersebar lewat e-mail sebagai spam viral. Malware ini dapat mengkopi file, mengirimkan dirinya sendiri ke komputer lain via e-mail, dan dapat merusak perangkat lunak maupun keras dari sebuah komputer. Kerugian yang disebabkannya mencapai US$37 miliar dan memengaruhi ratusan ribu komputer.
• DarkTequila
Malware yang canggih dan licin ini mengincar para pengguna komputer terutama dari Amerika Latin. DarkTequila mencuri surat kredensial bank dan data-data korporasi bahkan ketika offline sekalipun. Malware ini menyebabkan kerugian jutaan dollar bagi setiap korbannya.
• BlackEnergy
BlackEnergy 2 menggunakan rootkit canggih/teknik proses-injeksi, enkripsi yang kokoh dan arsitektur modular yang dikenal sebagai "dropper". BlackEnergy digunakan dalam serangan siber yang memicu pemadaman listrik massal di Ukraina pada Desember 2015.
Mahakarya seni "The Persistence of Chaos" ciptaan Guo O Dong. (thepersistenceofchaos.com)
Salah satu dari malware di atas, WannaCry, merupakan sebuah serangan ransomware yang bertanggung jawab mematikan secara paksa komputer-komputer di berbagai rumah sakit dan pabrik di penjuru dunia pada tahun 2017. Agensi-agensi intelejen dunia menyalahkan Korea Utara atas serangan WannaCry.
Guo menuturkan bahwa WannaCry merupakan contoh sempurna akan bagaimana serangan digital dapat menyebabkan konsekuensi fisik di dunia nyata.
"WannaCry...menyebabkan [Layanan Kesehatan Nasional Inggris] mengalami kerugian senilai US$100 juta (dan belakangan kemudian, mencapai US$4 miliar) dan berujung pada pembatalan pengangkatan puluhan ribu dokter," jelas Guo. "Bukanlah melebih-lebihkan untuk mengatakan bahwa [virus] ini dapat menyebabkan kerusakan yang signifikan bagi umat manusia, meski mungkin sulit untuk menentukan pengaruhnya hingga ke pasien.
Tak perlu menengok terlalu jauh untuk melihat seberapa fatal serangan ransomware terhadap umat manusia. Pada bulan Mei ini, sebuah serangan ransomware meluluh lantakkan Kota Baltimore di Amerika Serikat, membekukan sistem-sistem pemerintahan dan mengganggu "penjualan negara bagian, tagihan air, peringatan kesehatan."
Menurut estimasi Guo O Dong, enam malware mematikan dalam laptop Samsungnya itu dapat menyebabkan kerugian ekonomi hingga mencapai US95 miliar (sekitar Rp 1.370 triliun!!!).
"The Persistence of Chaos" dilelang secara online dalam sebuah situs yang diorganisir oleh perusahaan keamanan siber Deep Instinct dan disiarkan secara live streaming. Dalam situs tersebut dijelaskan bahwa perangkat fisik maupun elektronik tertentu dari laptop itu telah dihilangkan, sehingga tidak dapat tersambung ke internet baik secara fisik maupun nirkabel (Wi-Fi).
Tapi sebuah peringatan keras tetap diberikan kepada siapa pun pembelinya untuk tidak "melepaskan" program-program mengerikan di dalam laptop itu ke internet.
Situs tersebut menegaskan bahwa "The Persistence of Chaos" diciptakan murni untuk penelitian dan mengharuskan siapapun pembelinya harus bersedia menyetuji perjanjian di mana pembeli "tidak memiliki maksud untuk menyebarkan malware."
"Mohon diingat bahwa ini adalah sampel malware yang aktif dan sangat berbahaya," tegas situs itu. Menjalankan virus-virus itu dengan teledor berarti anda akan menginfeksi diri anda sendiri dan orang lain dengan malware kejam dan berbahaya.
Akhirnya "The Persistence of Chaos" laku terjual kepada seorang pembeli yang tidak disebutkan identitasnya dengan harga US$1,3 juta (sekitar Rp 18,72 miliar).
(stefanus/IDWS)
Sumber: The Verge, thepersistenceofchaos.com