Misteri Hilangnya Petenis Kenamaan China, Peng Shuai, Setelah Klaim Dipaksa Berhubungan Badan dengan Pejabat
Petenis asal China, Peng Shuai, jadi sorotan dunia belakangan ini karena dikabarkan hilang setelah mengungkap pernah dipaksa berhubungan seks dengan mantan Wakil Perdana Menteri China, Zhang Gaoli.
IDWS, Senin, 22 November 2021 - Sempat hilang kabar selama kurang lebih 19 hari, keselamatan Peng Shuai dikhawatirkan oleh banyak pihak di luar China, terutama sesama petenis lainnya seperti Naomi Osaka, Serena Williams, dan Novak Djokovick yang meminta jawaban dari Partai Komunis China (CCP) akan hilangnya Peng Shuai.
Peng Shuai menghilang dan tidak bisa dihubungi setelah pada 2 November 2021 mengklaim bahwa dirinya dipaksa pernah berhubungan seksual dengan mantan Wakil Perdana Menteri China, Zhang Gaoli, yang juga sebelumnya merupakan anggota dari Komite Tetap Politburo dan Letjen Sekretaris dari Presiden China Xi Jinping.
Kementerian Luar Negeri China dilaporkan menyanggah tuduhan Peng Shuai tersebut lewat juru bicaranya, Zhao Lijian, pada Jumat (19/11/2021) pekan lalu.
Pada 2 November 2021, Peng mengunggah di media sosial Weibo sebuah postingan panjang yang menyatakan bahwa dirinya dipaksa berhubungan seksual dengan Zhang Gaoli tiga tahun lalu. Postingan itu kemudian dihapus dari akun Weibo Peng dengan cepat, namun tangkapan layar dari postingan itu beredar luas di internet China.
Peng kemudian tidak lagi muncul di publik dan tidak bisa dihubungi oleh sahabat-sahabatnya sesama petenis profesional. Petenis Naomi Osaka kemudian angkat suara dengan menyatakan bahwa sensor yang terlalu ketat tidak bisa dibenarkan dan menggunakan tagar #WhereisPengShuai (di mana Peng Shuai).
Petenis Serena Williams menambahkan bahwa kasus kekerasan seksual yang menimpa Peng Shuai serta menghilangnya sang petenis harus diselidiki.
Di laga ATP FInals di Turin, Italia, petenis Novak Djokovic mengatakan bahwa menghilangnya Peng Shuai sangat mengerikan dan seluruh komunitas tenis harus membantu Peng Shuai dan keluarganya.
Tuntutan akan keberadaan serta kondisi Peng Shuai juga disuarakan dengan lantang oleh Olimpiade melalui Asosiasi Tenis Wanita (WTA) dan Asosiasi Pemain Tenis Profesional (PTPA) yang meminta CCP memberi jawaban.
Menariknya pihak Komite Internasional Olimpiade (IOC) lebih memilih diam menanggapi kasus menghilangnya Peng Shuai, meski atlet tersebut pernah tiga kali mengikuti Olimpiade. Padahal, IOC selalu mengatakan bahwa pihaknya memprioritaskan atlet. Hal ini diperkirakan karena China kurang lebih dua setengah bulan lagi akan menggelar Olimpiade Musim Dingin Beijing, dan pemasukan dari hak siar adalah pemasukan mayoritas bagi IOC dengan nilai mencapai miliaran USD.
Peng Shuai muncul kembali
IOC mengklaim bahwa Presiden dari IOC, Thomas Bach, telah melakukan komunikasi panggilan video dengan Peng Shuai pada Minggu (21/11/2021) kemarin. Keduanya ditemani oleh seorang pejabat olahraga China bernama Li Lingwei dan anggota dari Chair of the Athletes Commission, Emma Terho.
Dari pernyataannya seperti dilansir dari CNN, Peng Shuai berterima kasih terhadap kekhawatiran IOC dan menegaskan bahwa dirinya baik-baik saja namun tengah ingin memiliki privasi untuk saat ini bersama keluarga dan teman-temannya.
Panggilan yang dikabarkan berlangsung selama 30 menit itu merupakan kontak langsung pertama Peng Shuai dengan organisasi di luar China sejak menghilang pada 2 November lalu.
Foto yang dirilis IOC, memperlihatkan Presiden IOC Thomas Bach tengah melakukan panggilan video dengan Peng Shuai. (Greg Martin/Agence France-Presse, via Ois/Ioc/Afp Via Getty Images)
"Saya lega melihat Peng Shuai baik-baik saja, yang merupakan kekhawatiran kami. Ia terlihat rileks. Saya menawarkan dukungan kami dan untuk tetap menjaga kontak kapan saja dia mau," kata Emma Terho.
Selain itu IOC juga menyatakan bahwa Peng telah menerima tawaran makan malam bersama Bach dan Terho, dan juga mantan direktur dan sekretaris Partai Komunis Pusat Administrasi Tenis Administrasi Umum Olahraga China yang hanya disebut sebagai Li.
Anehnya, hingga berita ini ditulis, IOC belum merilis video percakapan mereka dengan Peng Shuai, dan hanya merilis foto yang memperlihatkan Thomas Bach berbicara dengan Peng Shuai lewat panggilan video.
Meski telah menjalin kontak dengan IOC, pihak WTA menyatakan bahwa hal itu tidak cukup untuk menurunkan keseriusan akan dugaan kekerasan seksual terhadap Peng Shuai, dan bersikeras agar penyelidikan terkait masalah itu tetap dilakukan.
Steve Simon, ketua WTA, juga menyatakan bahwa pihaknya ingin bukti yang lebih konkret akan kebebasan Peng Shuai. Dalam suratnya ke Duta Besar China untuk Amerika Serikat, Qin Gang, Simon meminta Peng Shuai diizinkan pergi dari China atau berbicara secara langsung dengan Simon lewat telekonferensi tanpa dihadiri pihak lain.
Permintaan Simon ini datang setelah beberapa orang yang memiliki koneksi dengan portal berita milik atau didukung pemerintah China, merilis unggah video di Twitter, memperlihatkan Peng Shuai menghadiri acara tenis untuk remaja di Beijing yang disebut terjadi pada Minggu kemarin, namun keaslian akan kapan video itu diambil masih diragukan.
Pada Jumat pekan lalu, seorang jurnalis bagi media yang dibeking pemerintah China merilis foto-foto Peng Shuai di atas kasur bersama beberapa boneka. Jurnalis itu mengklaim bahwa foto-foto itu adalah momen-momen saat Peng Shuai melakukan panggilan video bersama seorang temannya di WeChat pada akhir pekan, namun tidak mengungkap kapan pastinya terjadi. Dalam foto itu, Peng Shuai tampak lebih muda dari foto-foto terbarunya, membuat kecurigaan bahwa pemerintah China menyembunyikan fakta sebenarnya akan kondisi Peng Shuai semakin meruncing.
Jadi benarkah Peng Shuai baik-baik saja? Bagaimana menurut kalian?
(Stefanus/IDWS)
Sumber: CNN, New York Times, globalnews.ea,