Ganda Campuran Bulutangkis Indonesia Raih Kemenangan di Hari Pertama Olimpiade Tokyo 2020, Meski Tidak Mudah
Ganda campuran Indonesia, Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti, sukses meraih kemenangan pada laga pertama fase grup bulu tangkis Olimpiade Tokyo 2020, Sabtu (24/7/2021) siang WIB.
IDWS, Sabtu, 24 Juli 2021 - Berada di Grup C, Praveen/Melati memulai petualangan mereka di Olimpiade Tokyo 2020 dengan mengalahkan wakil Australia, Simon Leung Wing Hang dan Gronya Somerville. Praveen/Melati namun tidak mendapatkan kemenangan itu dengan mudah karena harus bermain sampai rubber game sebelum mengakhiri perlawanan dari wakil Australia dengan hasil akhir 22-20, 21-17, dan 21-13.
Duet Paveen/Melati sempat lengah di gim pertama, di mana setelah sempat unggul jauh 20-14 dan selangkah lagi mencapai game point, mereka membiarkan lawan membalik keadaan dan mengunci gim pertama dengan mencetak delapan angka secara beruntun.
Kekalahan pada gim pertama terlihat sangat memengaruhi performa ataupun mental bertanding Praveen/Melati. Pada gim kedua, Praveen/Melati selalu tertinggal sebelum berhasil menyamakan kedudukan menjadi 16-16 setelah interval. Momen itulah yang menjadi kunci kemenangan 21-17 Praveen/Melati pada gim kedua. Pada gim penentuan, Praveen/Melati tercatat hanya pernah satu kali tertinggal dan sempat mencetak tujuh angka beruntun sebelum mengakhiri permainan dengan kemenangan 21-13. Seusai laga, Melati yang berstatus debutan di Olimpiade Tokyo 2020 mengakui dirinya masih merasakan sedikit ketegangan.
Pasangan pebulu tangkis ganda campuran Indonesia, Praveen Jordan dan Melati Daeva Oktavianti, bertanding melawan wakil Australia Simon Wing Hang Leung/Gronya Somerville dalam laga fase grup Olimpiade Tokyo 2020 di Musashino Forest Sports Plaza, Tokyo 24 Juli 2021.(ALEXANDER NEMENOV/AFP)
"Hari ini saya mainnya belum lepas. Tadi kami sudah unggul 20-14. Namun, situasi berbalik karena saya agak tegang, lengah, dan akhirnya panik ketika sudah tersusul," ujar Melati seperti dikutip dari Kompas.com.
"Pada awal gim kedua, kami masih kepikiran gim pertama. Beruntung pelan-pelan kami bisa mengembalikan performa. Kunci kebangkitan kami adalah komunikasi. Saya terus menguatkan diri sendiri. Saya juga memotivasi diri sendiri dan berteriak untuk melepas ketegangan," tambahnya.
Di sisi lain, Praveen sempat mengeluhkan lampu di lapangan Mushashino Forest Plaza, Tokyo, yang menurutnya terlalu terang. Namun, Praveen tidak mau menjadikan hal itu sebagai alasan. Sebab, Praveen menilai penampilan dirinya dan Melati memang tidak maksimal sehingga harus bersusah payah bermain sampai rubber game untuk mengalahkan Simon/Sommerville.
"Kami bermain kurang lepas hari ini. Lampu di lapangan memang agak silau. Namun, semua pemain pasti juga merasakan. Jadi, itu tidak bisa dijadikan alasan. Kami memang belum terlalu bagus saja. Beruntung kami bisa memenangi pertandingan," tutur Praveen.
Berbeda dari Melati, Praveen sebelumnya sudah pernah merasakan atmosfir pertandingan Olimpiade. Debut Olimpiade Praveen Jordan terjadi di Rio de Janeiro, Brasil, pada 2016. Praveen Jordan yang kala itu masih berpasangan dengan Debby Susanto berhasil lolos sampai babak perempat final Olimpiade Rio 2016. Pada Olimpiade Tokyo 2020, Praveen/Melati berstatus unggulan keempat.
Praveen/Melati kini dijadwalkan menghadapi wakil Denmark, Christansen/Alexandra Boje (Denmark), pada laga kedua Grup C, Minggu (25/7/2021). Satu hari berselang, Praveen/Melati akan berhadapan dengan wakil tuan rumah unggulan kelima, Yuta Watanabe/Arisa Higashino, Senin, 26 Juli 2021 pekan depahn.
(Stefanus/IDWS)
Sumber: Kompas.com