Kontroversi Pemulangan Atlet SEA Games Karena Tidak Perawan, Ini Klarifikasi Menpora
IDWS, Minggu, 1 Desember 2019 - Diberitakan sebelumnya, Shalfa Avrila Siani (17) — seorang atlet senam lantai kontingen Indonesia untuk SEA Games 2019, dipulangkan paksa karena dituding tidak perawan oleh tim pelatihnya.
Ayu Kurniawati, ibu Shalfa, beranjak dari Kediri untuk menerima kepulangan putrinya dari pemusatan pelatihan senam SEA Games di Gresik. Ia geram tak habis pikir bagaimana alasan tidak perawan bisa memupuskan harapan anaknya itu. Apalagi kemudian terbukti bahwa Shelfa masih perawan.
Ayu Kurniawati (tengah), ibunda Shalfa Avrila Siani. (Foto: iNews/Afnan Subagio)
"Bu, minta maaf, ini Shalfa harus pulang sekarang karena itu, Bu, dia sering keluar malam. Ini kelihatannya anaknya selaput daranya sudah sobek, seperti orang diperkosa," ujar Ayu menirukan ujaran sang pelatih kepada detikcom, Jumat (29/11/2019). Ayu menambahkan bahwa kalimat itu ia dengar lewat telepon yang diterimanya pada 13 November 2019.
Setelah diinterogasi Ayu, Shalfa mengaku memang pernah keluar malam bersama sang pacar, tetapi hubungan mereka tak sampai kelewat batas. Untuk memastikannya, Shalfa pun dibawanya ke Rumah Sakit Bhayangkara di Kediri untuk pemeriksaan lebih lanjut. Hasilnya, putrinya tersebut terbukti masih perawan.
Meski demikian, pihak pelatih tim senam SEA Games, tetap tidak percaya dan meminta Shalfa dites ulang di Rumah Sakit Petrokimia Gresik — yang ditolak oleh Ayu. Ia kemudian memutuskan Shalfa keluar dari pusat pelatihan dan tinggal di tempat kos. Shalfa yang sekrang telah duduk di bangku kelas III SMA, sejak kelas IV SD berada di Gresik dan bertempat tinggal di asrama Pusdiklat Persani.
Menurut penasihat hukum keluarga Shalfa, Imam Mukhlas, kliennya meminta kejelasan soal pemulangan paksa Shalfa.
Ayu Kurniawati menunjukkan beberapa medali yang telah diraih Shalfa. (Foto: Andhika Dwi Saputra/detikcom)
Shalfa sendiri sudah memborong puluhan medali dan dua kali memperoleh Piagam Satya Yasa Cundamani, penghargaan tertinggi dari Pemkot Kediri, dan bahkan juga dianugerahi medali perunggu dalam Asian School.
Isu keperawanan ini sudah membawa korban yang tak lain adalah Shalfa sendiri. Shalfa syok dan sudah memutuskan berhenti dari dunia senam.
"Sambil nangis, Shalfa mengaku sangat trauma dan enggan meneruskan cita-citanya sebagai seorang atlet senam. Padahal saya selama 10 tahun men-support keinginan anak saya demi menjadi atlet Jawa Timur dan Indonesia," kata Ayu, ibu Shalfa.
Klarifikasi Menpora
Kontroversi soal pemulangan Shalfa karena tudingan tidak perawan itu akhirnya sampai di telingan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Zainudim Amali. Ia berpendapat bahwa masalah keperawan itu merupakan privasi dan kehormatan seseorang dan tak berhubungan dengan prestasi.
Foto Shalfa saat dianugerahi Piagam Satya Yasa Cundamani. (Foto: Andhika Dwi Saputra/detikcom)
"Karena ini selain masalah privasi dan kehormatan seseorang, juga itu tidak ada hubungannya dengan soal prestasi," ujar Zainudin seperti dikutip dari detikcom.
Zainudin menggarisbawahi bahwa Shalfa dipulangkan bukan karena masalah perawan atau tidaknya, namun karena masalah indisipliner.
"Yang benar, kata Pak Indra (pelatih Shalfa yang di Jatim) bahwa atlet tersebut indisiplin dan kurang fokus dan berdampak prestasi menurun, sehingga diputuskan pelatihnya tidak disertakan di SEA Games. Dan digantikan oleh atlet lain yang peringkatnya jauh lebih tinggi," imbuh Zainudin.
KONI Jatim juga mengamini pernyataan Menpora. Ketua Harian KONI Jatim M Nabil mengatakan pihaknya telah menerima laporan pelatih timnas. Laporan itu menyebut pencoretan Shalfa dilakukan karena remaja 17 tahun ini melakukan tindakan indisipliner, bukan soal keperawanan.
"Jadi intinya tidak karena status keperawanan. Jadi ini soal kedisiplinan, terutama soal prestasi, karena masing-masing cabang olahraga ada standar masing-masing," kata Nabil.
Namun Nabil tetap mempertanyakan dari mana isu tak perawan itu muncul. Karena itu, pihaknya akan menelusuri siapa yang memunculkan isu heboh tersebut.
"Makanya itu yang saya belum tahu, itu bagian dari persoalan saja. Makanya saya berpikir sebenarnya tidak mungkin anak ini melawan dengan barang bukti keperawanan, kalau tidak ada tuduhan seperti itu," kata Nabil.
Nabil berjanji akan memediasi pihak pelatih dengan keluarga Shalfa agar persoalan ini menjadi jelas. "Kita coba mediasi atlet dengan keluarganya dan dengan tim pelatih supaya ini tidak berkepanjangan," kata Nabil.
(Stefanus/IDWS)