KPAI Nyatakan Tidak Ingin Hentikan Audisi PB Djarum, Tapi Suratnya Berbunyi Sebaliknya, Pakai Bold Lagi
IDWS, Rabu, 11 September 2019 - Konflik antara PB Djarum dengan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) dan Yayasan Lentera Anak masih panas.
Semua bermula ketika komisioner Komisi Sitty Hikmawatty menyebut PB Djarum mengeksploitasi anak lewat pemasangan logo dan nama Djarum dalam acara audisi umum bulutangkis PB Djarum "Djarum Beasiswa Bulutangkis" yang rutin diadakan secara tahunan sejak 2006 silam.
Tuduhan Sitty tersebut mengundang reaksi keras dari netizen Indonesia yang menganggap KPAI berpotensi mencekik laju prestasi Indonesia di cabang olahraga (cabor) bulutangkis, yang merupakan satu-satunya cabor yang hingga ini masih dapat dibanggakan.
Belum lagi timing dari tuduhan tersebut, di mana kita semua tahu bahwa audisi umum PB Djarum telah dilangsungkan selama 13 tahun lamanya. Kenapa baru sekarang? Benarkah demi melindungi anak? Atau karena menerima uang kampanye anti tembakau? Motif KPAI dan Yayasan Lentera Anak pun dipertanyakan.
Audisi Umum Djarum Beasiswa Bulutangkis 2019, Minggu, 28 Juli 2019 di GOR KONI, Bandung. (Humas Audisi Umum)
Pada awal Agustus 2019, KPAI merilis pernyataan untuk meluruskan tudingan bahwa mereka ingin menghentikan audisi beasiswa bulutangkis PB Djarum.
Yang menjadi tuntutan KPAI adalah dihilangkannya brand image produk rokok dalam acara, serta tidak menyertakan anak-anak dengan identitas dan brand image baik melalui company image dan colour image yang memiliki kesamaan pokok untuk mempromosikan image perusahaan maupun image produk sehingga tidak terjadi eksploitasi ekonomi terhadap anak-anak Indonesia terutama sebagai alat marketing.
Dilansir dari Merdeka, teguran KPAI tersebut sempat dipatuhi oleh PB Djarum dengan menghilangkan nama, logo, maupun warna khas PB Djarum dari audisi umum bulutangkis tahunannya. Namun tiba-tiba, pada Sabtu (8/9/2019), PB Djarum mengumumkan penghentian sementara audisi beasiswa bulutangkis mulai tahun 2020.
Ketua Yayasan Lentera Anak, Lisda Sundari pun menuduh Djarum Foundation berusaha untuk playing victim atau bertingkah seolah mereka menjadi korban dari kesema-menaan.
"Playing victim, bilang tahun ini perpisahaan, undang atlet ikut bicara, tanpa semua orang tahu fakta sebenarnya bagaimana. Mereka cuma mau audisi kalau ada brand image Djarum-nya, alias pamrih," demikian kata Lisda dikutip dari Tempo.
Menanggapi keputusan vakum audisi PB Djarum, KPAI kembali menegaskan "bahwa rekruitmen dalam bentuk audisi ini tidak kami (KPAI) larang. Yang dilarang adalah bentuk eksploitasi terselubungnya."
Akan tetapi tanggapan tersebut jadi bumerang bagi KPAI setelah beredarnya foto dari surat resmi KPAI terkait audisi umum PB Djarum.
Surat KPAI berkata lain
Pernyataan KPAI bahwa mereka tidak ada niat untuk menghentikan audisi umum bulutangkis PB Djarum terlihat seperti dusta semata. Baru-baru ini, beredar surat dengan cap resmi KPAI beserta tanda-tangan ketua KPAI Susanto yang ditujukan kepada Pimpinan Djarum Foundation.
Dapat surat ini, dan melihat kalimat yang di-bold, semakin tampak sikap semena-mena @KPAI_official.
Terkait munculnya tagar semacam #bubarkanKPAI mesti jadi catatan bagi KPAI. Silakan tetap bekerja tapi janganlah semena-mena. pic.twitter.com/ifO1u0Qlnw — Zulfikar Akbar (@zoelfick) September 9, 2019
Yang menjadi permasalahan adalah dalam surat tersebut, terdapat kalimat yang di-bold yang dengan jelas berbunyi "KPAI meminta kepada Pimpinan Djarum Foundation untuk menghentikan kegiatan Audisi Badminton Djarum Foundation yang akan dilaksanakan di beberapa kota pada bulan Juli-November 2019 guna melindungi anak dari segala bentuk eksploitasi industri rokok."
Ketua KPAI, Susanto. (Foto: Indopolitika.com)
Jadi mana yang benar? Katanya yang diminta hanya penghilangan brand image Djarum, tapi dalam suratnya tertulis jelas-jelas meminta dihentikan?
Berbagai tokoh ikut angkat suara. Seperti legenda bulutangkis sekaligus Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PB PBSI, Susi Susanti: "Ini bulutangkis loh, ini olahraga. Bukan hal negatif, kenapa tidak didukung?"
Atlet nasional eks binaan PB Djarum, Mohammad Ahsan berujar, "Bagi pihak yang melarang, harus mencarikan solusi, bisa mencarikan sponsor serupa seperti Djarum."
Bahkan Menpora Imam Nahrawi pun tanpa basa basi memberi komentar yang menyudutkan KPAI. "Mestinya jalan terus (Audisi Umum Beasiswa Bulutangkis PB Djarum) karena tak ada unsur eksploitasi anak. Bahkan audisi Djarum sudah melahirkan juara-juara dunia. Lagi pula olahraga ini butuh dukungan sponsor, ayo lanjutkan."
Sedangkan Kak Seto malah mencibir keputusan vakum Djarum Foundation: "Saya melihat ini kok kayak anak kecil yang sedang ngambek?"
Presiden Direktur Bakti Olahraga Djarum Foundation, Yoppy Rosimin, menampik bahwa adanya tekanan untuk menghentikan audisi. Namun menurutnya, posisi Djarum Foundation terombang-ambing karena ketidakjelasan dari KPAi maupun Yayasan Lentera Anak mengenai apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan.
"Tekanan memang tidak ada, cuma kami di posisi terombang-ambing, ini tidak boleh, itu tidak boleh, dan tidak ada kepastian, akhirnya kami memastikan sendiri.”
Jadi, sebenarnya siapa yang tidak jelas di sini? KPAI yang berubah-ubah opininya, Yayasan Lentera Anak, atau Djarum Foundation?
(Stefanus/IDWS)
Sumber: Mojok