Viral Calon Klien Ingin Sewa Jasa Fotografer Bermodal Rp 300 ribu
IDWS, Selasa, 9 Juli 2019 - Kalian yang berkecimpung di dunia desain dan fotografi, pasti tahu atau setidaknya pernah mengalami merasa kurang dihargai, terutama oleh para calon klien.
Ya, masih ada dan banyak, orang-orang yang menganggap remeh kedua bidang itu, serta otomatis meremehkan mereka yang mencari nafkah di sana. "Apa susahnya jeprat-jepret?" atau "Apa susahnya 'menggambar'?" Begitulah kira-kira penafsiran orang-orang seperti itu.
Padahal, baik desain dan fotografi bukanlah bidang serta pekerjaan asal-asalan. Butuh pengetahuan, pengalaman, serta bermodal darah serta cucuran keringat untuk mendapat pengakuan.
Karena masih banyak orang-orang yang meremehkan seperti itu, tak heran bila mayoritas orang tua tak ingin melihat anak-anaknya berkecimpung di industri kreatif seperti menjadi fotografer, desainer, penulis maupun profesi kreatif lainnya. Para orang tua umumnya menginginkan anaknya bekerja kantoran atau jadi PNS.
Kali ini kita akan membahas fotografi, karena baru-baru ini ada satu kisah yang cukup menggelikan. Arbain Rambey, seorang fotografer senior di Indonesia, membagikan screenshot chat WhatsApp antara dirinya dengan calon klien yang menawarkan pekerjaan.
Orang tersebut, entah karena percaya diri atau tidak tahu diri, menanyakan kesediaan Arbain melakukan pemotretan selama 5 jam mulai dari jam 9 pagi hingga 2 siang. Tak hanya itu, calon klien luar biasa ini juga meminta Arbain merekam serta mengedit acara tersebut agar menjadi video yang bagus. Semua itu hanya dengan budget IDR 300 ribu saja!
Screenshot chat tersebut jadi viral dan memperoleh banyak tanggapan dari netizen. Banyak yang menghujat, namun banyak juga yang kemudian latah membagikan pengalaman serupa hingga screenshot chat dengan seorang calon klien yang mau menghargai orang yang bekerja di bidang kreatif.
Dari screenshot di atas, calon klien paham dan tak ragu untuk langsung melontarkan harga yang pantas begitu desainer menolak. Klien seperti ini lah yang peduli terhadap kesejahteraan mereka yang berkecimpung di industri kreatif, pun menghargai jerih payah mereka dengan layak.
Semoga ke depannya, masyarakat Indonesia lebih paham bahwa zaman terus berubah dan industri kreatif pun mulai mendapat panggung yang layak untuk diperjuangkan sebagai mata pencaharian. (stefanus/IDWS)
Sumber dan gambar: Keepo