Manga Tentang Hubungan Terlarang Pria Kantoran-Gadis SMA Jadi Kontroversi di Jepang
IDWS, Senin, 2 Desember 2019 - Sebuah manga tengah jadi kontroversi di Jepang, karena bertema "hubungan" antara seorang anak SMA di bawah umur dengan seorang pegawai kantoran berusia 40an tahun.
Diterbitkan oleh publisher Kodansha, "Musume no Tomodachi" (Daughter's Friend/Teman Putriku) sekilas tak beda jauh dengan manga romantis beda usia pada umumnya.
Koto dan Kosuke, dua tokoh utama dari Musume no Tomodachi. (Mangarock via Kodansha Comic)
Tokoh utama pria bernama Kosuke — seorang pegawai kantoran berusia 40an, sekaligus seorang duda dengan satu putri, duduk di sebuah kafe pada suatu hari di mana ia melihat sekelompok pemuda menggoda Koto — waitress yang bekerja di kafe tersebut.
Kosuke pun menolong Koto dari para pemuda nakal tersebut, dan Koto pun menawarkan untuk membalas kebaikan Kosuke. Pastinya sebagai seorang dewasa yang menganut norma dan moral di masyarakat, Kosuke menolak.
Namun tak disangka, keduanya bertemu kembali, kali ini di sekolah tempat Koto dan putri dari Kosuke bersekolah. Rupanya, Koto merupakan sahabat dari putri Kosuke. Keduanya pun lalu bertukar kontak Line, dan sejak saat itu pelan tapi pasti hubungan keduanya menjauh dari batas normal — dari sinilah judul "Musume no Tomodachi" berasal.
Jangan menyamakan manga ini dengan manga-manga romantis khas anak sekolahan lainnya. Genre cinta beda umur sudah cukup lazim di Jepang, dan beberapa di antaranya bahkan cukup disukai, salah satunya seperti manga "After the Rain" yang diangkat ke layar lebar. Namun Musume no Tomodachi menyajikan kerasnya kehidupan, dilihat dari sudut pandang yang seringkali tak mau kita akui.
Kosuke adalah seorang ayah single parent yang frustasi dan kesepian akan berbagai masalah hidup. (Mangarock via Kodansha Comic)
Kosuke merupakan single parent dengan satu putri, di mana putrinya tidak mau masuk sekolah semenjak ibunya meninggal. Kosuke dihadapkan pada situasi di mana ia sangat kesepian dan sedih melihat putrinya yang tak mau beranjak keluar dari kamar, namun masih harus bersikap sempurna di dunia pekerjaan sebagai seorang karyawan profesional.
Koto, seorang siswi SMA sekaligus sahabat dari putri Kosuke, memiliki ibu yang keras dan tak segan menghukum Koto secara fisik. (Mangarock via Kodansha Comic)
Sedangkan Koto sebagai seorang siswi SMA selalu ditekan ibunya (yang juga single parent) agar menjadi siswa teladan, hingga sang ibu tak segan melakukan kekerasan fisik untuk menghukum Koto apabila ia dianggap melanggar peraturan ibunya.
(Mangarock via Kodansha Comic)
Kesepian, frustasi, dan depresi, membawa Kosuke dan Koto mencari kenyamanan satu sama lain. Pada awalnya Kosuke sebagai orang dewasa masih bertarung melawan moral dan etika yang sudah tertanam dalam otaknya, akan tetapi lambat laun ia menyerah dan membiarkan egonya mengambil kendali.
?????????????????????????????????????????·???
????????????·??????????????180?????????????????????????????????????????“?????????????”???????…? — ??????? (@morningmanga) November 15, 2019
Yang membuat Musume no Tomodachi kontroversial adalah, bagaimana Kodansha sebagai penerbit mempromosikan manga tersebut. Perusahaan itu dengan gamblang mengunggah sebuah video promo di akun Twitter resmi Morning — sebuah mingguan harian di Jepang, dan memicu debat para netizen Jepang.
Kover dari dua volume Musume no Tomodachi. (MyAnimeList [kiri], mangaupdates.com)
Beberapa netizen Jepang menganggap konten dari Musume no Tomodachi tidak pantas untuk dipromosikan segamblang itu, dan mengutarakan opini mereka lewat komentar-komentar seperti;
"Kalian tidak seharusnya mempromosikan manga di mana seorang pria paruh baya memiliki hubungan mengarah ke seksual dengan seorang gadis SMA — yang tak lain adalah tindakan kriminal di Jepang dan itu sangat jelas bagi siapapun."
"Manga ini merupakan eksploitasi seksual akan anak di bawah umur, jelas dan simpel."
"Mempromosikan seksualisasi anak di bawah umur sangat menjijikkan. Ini seharusnya tidak beredar di media."
Namun ada juga komentar-komentar yang mendukung Kodansha:
"Sepertinya masih banyak orang yang tidak mengerti bahwa fiksi hanyalah fiksi."
"Bila kamu tidak bisa membedakan antara fiksi-dan non-fiksi, seharusnya kamu tak perlu membaca Musume no Tomodachi."
"Masih ada banyak fasis yang mengatakan 'Apapun yang tidak aku suka seharusnya dibakar di pendam,' tolong Kodansha, jangan pedulikan mereka dan tetaplah menerbitkan manga ini."
Di saat video promo Musume no Tomodachi diunggah di akun Twitter Morning, manganya sendiri didistribusikan lewat aplikasi manga milik Kodansha.
Fakta menarik lainnya, volume pertama dari manga tersebut — yang dirilis pada Agustus lalu, tidak menimbulkan kontroversi atau perhatian lebih. Begitu Morning mengunggah video promo tersebut di akun resminya pada 15 November (berbarengan dengan rilisnya volume kedua), netizen Jepang langsung gempar.
Jadi bagaimana menurut kalian? Apakah manga dengan konten seperti Musume no Tomodachi tidak seharusnya dipromosikan secara terbuka?
(Stefanus/IDWS)
Sumber: Japan Today