Novel-novel Harry Potter Dilarang di Sebuah Sekolah Katolik Karena Dianggap Mengndung Kutukan dan Sihir Nyata
IDWS, Rabu, 4 September 2019 - Murid-murid dari Sekolah Katolik St. Edward d Nashville, Amerika Serikat, kini tak bisa lagi membaca novel populer Harry Potter di perpustakaan sekolah mereka.
7 Novel serial yang mengisahkan petualangan seorang penyihir muda bernama Harry Potter dan teman-temannya di sekolah sihir Hogwarts itu dilarang di perpustakaan sekolah karena kontennya dianggap menganduk kutukan dan sihir.
Pastur Dan Reehil dari Sekolah Katolik St. Edward
Hal itu dikonfirmasi oleh Pendeta Dan Reehil, seorang pastur dari sekolah paroki Katolik Roma. Kepada The Tennessean, ia mengutarakan keputusan tersebut diambil setelah berkonsultasi dengan beberapa exorcist atau pengusir setan di Amerika Serikat dan Roma.
"Buku-buku ini (7 novel Harry Potter) menyampaikan sihir sebagai sesuatu yang baik dan jahat, padahal tidak benar, namun merupakan tipuan cerdik. Kutukan dan mantra yang digunakan dalam buku-buku ini adalah nyata, di mana ketika dibaca oleh seseorang maka dapat beresiko memanggill roh jahat ke dalam orang yang membaca mantra tersebut," ungkap Reehil dalam emailnya kepada The Tennessean.
Ketujuh novel Harry Potter yang dipublikasikan antara tahun 1997 hingga 2007 dan ditulis oleh J.K Rowling, menuai sukses besar hingga diadaptasi menjadi delapan film layar lebar serta menelurkan berbagai spin-off dalam media lain. Rowling juga menambahkan novel-novel serta film baru di dalam dunia Harry Potter, seperti Fantastics Beasts and Where to Find Them dan sekuelnya, The Crimes of Grindelwald.
Ini bukanlah pertama kalinya Harry Potter mengundang kontroversi. Novel-novel tersebut telah diperdebatkan di beberapa komunitas, termasuk komunitas religius. Meski begitu, Gereja Katolik sendiri tidak berkomentar apapun mengenai novel populer itu.
Buku-buku Harry Potter sendiri masuk dalam daftar Most Challenged Books tahun 2001-2003 dari The American Library Association, yang berarti merupakan salah satu buku yang paling banyak diminta untuk dilarang dari perpustakaan sekolah.
(Stefanus/IDWS)
Sumber: The Tennessean