Pemuda Bantul Dipolisikan Ibu Sendiri Lantaran Jual Perabotan dan Genting Rumah Demi Sang Pacar
Cinta membutakan itu memang ada benarnya bagi beberapa orang. Rela melakukan apa saja demi orang yang dicintai, sampai akhirnya dipolisikan ibu kandung sendiri seperti yang terjadi pada pemuda asal Pundong, Kabupaten Bantul, Yogyakarta.
IDWS, Jumat, 26 November 2021 - DRS (24), pemuda yang sehari-hari bekerja sebagai pengemudi ojek online (ojol) itu dilaporkan ibunya sendiri ke polisi lantaran menjual perabotan rumah demi mencukupi kebutuhan pribadi serta membelikan barang-barang untuk pacarnya. Tak hanya perabotan saja, bahkan daun pintu hingga genting rumah juga tak luput dari incarannya.
DRS menjadi bucin akut ketika berkenalan dengan wanita yang mengorder layanan ojol kepadanya di seputaran Terminal Giwangan, Yogyakarta. Dari sana, keduanya berkenalan hingga kemudian menjalin hubungan asmara.
DRS (baju biru) saat ditanyai polisi di Polres Bantul. (Tribunnews.com/istimewa)
Baru berpacaran sebulan
Yang mengherankan lagi, DRS baru menjalin hubungan dengan wanita itu kurang lebih satu bulan, namun sudah jadi bucin akut dan jor-joran demi menuruti keinginan pacarnya, sebab penghasilannya sebagai pengemudi ojol terbilang minim. HIngga akhirnya DRS pun mulai menjual perabotan rumah milik orangtuanya.
Meja, kursi, daun pintu, semua ia jual. Bahkan genting rumah pun nyaris jadi korbannya. Pada Minggu (7/11/2021) ketika genting-genting rumah sudah diangkut ke truk untuk dijual, tetangga memergokinya dan melaporkan hal itu ke ibu DRS, Paiyem.
Melihat isi rumahnya sudah dalam kondisi kosong, termasuk genting rumah sudah diturunkan, Paliyem sontak marah dan melaporkan anaknya ke Polsek Pundong.
Kondisi rumah Paiyem yang perabotannya dijual oleh anaknya sendiri, bahkan genting juga nyaris jadi korban. (Tribunnews.com/istimewa)
"Orang tuanya juga sudah bilang bahwa dirinya, Pak RT, tetangga, sudah sering menasehati, tapi tetap tidak bisa. Ibunya pun minta dilanjutkan (proses hukum)," kata Kanit Reskrim Polsek Pundong Ipda Heru Pracoyo, seperti dikutip dari Tribunnews.com.
Heru menyatakan bahwa pada hari Minggu itu pihaknya sempat memberikan waktu untuk mediasi. Namun karena kesabaran sang Ibu sudah habis, DRS tetap dilaporkan ke Polsek Pundong.
"Saat itu kita kasih waktu untuk mediasi, namun paginya tetap melaporkan. Dan kita dari polsek tetap melayani laporan tersebut," tambahnya.
Dijual banting harga
Dari pengakuan tersangka, perabotan rumah tangga telah dijual dengan harga yang jauh dari pasaran Misalnya lemari dan empat kursi panjang dijual seharga Rp 500 ribu Sementara dua daun pintu, meja kursi dijual seharga Rp 700 ribu.
Kondisi rumah Paiyem yang perabotannya dijual oleh anaknya sendiri, bahkan genting juga nyaris jadi korban. (Kolase Tribun Jogja Santo Ari dan Dok Polsek Pundong)
"Harganya tidak sesuai, yang penting dia dapat uang. Uangnya itu digunakan untuk foya-foya bersama teman perempuannya," bebernya.
"Padahal kalau satu pintu saja, kalau normal dijual bisa Rp 2,5 juta. Sementara total kerugian kalau dihitung kurang lebih Rp 24 juta," imbuhnya.
Mengaku sudah kadung cinta
DRS mengaku ia sudah sangat mencintai pacarnya itu, yang identitasnya tidak disebutkan.
"Sistemnya memberi langsung, kadang berupa makanan, kadang tas dan kadang baju. Saya lakukan karena cinta," ujarnya.
Bahkan masih dalam posisi keadaan terborgol dan memakai baju tahanan ia menyampaikan pesan kepada pacarnya.
"Jaga kesehatan dan jangan lupa makan," ucapnya.
(Stefanus/IDWS)
Sumber: Tribunnews.com