Pria AS Gugat Canon Rp 70 Miliar Karena Printer All-in-One yang Tidak Bisa Meng-scan Dokumen Jika Tinta Hampir Habis
Seorang pria Amerika Serikat (AS) menggugat CANON U.S.A sebesar USD 5 juta atau setara Rp 70,546 miliar karena produk printer all-in-one mereka tidak bisa digunakan untuk meng-scan dokumen ketika tinta di kartrid tinggal sedikit.
IDWS, Senin, 18 Oktober 2021 - Pria bernama David Leacraft asal Queens, New York itu mengajukan gugatannya pada 12 Oktober di Pengadilan Distrik AS bagi Distrik Timur New York.
Melansir Actionable Intelligence, dalam dokume gugatannya Leacraft mengaku membeli sebuah printer All-in-One Canon PIXMA MG2522 di Walmart pada Maret 2021 untuk kebutuhan scanning seperti yang diiklankan. Akan tetapi ia merasa tertipu karena fungsi scanner dari printer tersebut tidak berfungsi jika tinta dalam kartrid tinggal sedikit atau habis.
"Pengugat Leacraft megalami cedera dan kerugian atas sikap Canon pada masalah tersebut. Penggugat Leacraft tidak akan membeli perangkat tersebut jika ia tahu bahwa perangkat itu tidak bisa melakukan scan terhadap dokumen jika tinta tinggal sedikit," bunyi salah satu kalimat dalam dokumen gugatan Leacraft.
Printer All-in-One Canon PIXMA MG2522 yang dipermasalahkan David Leacraft. (Foto: ShopGoodWill)
Pengacara Leacraft, Mark Reich, mengatakan bahwa lewat iklannya, canon mempromosikan bahwa printer all-in-one mereka bisa digunakan untuk mengeprint, menyalin, dan meng-scan dokumen namun tidak ada indikasi yang menyatakan bahwa kapasitas tinta diperlukan untuk melakukan scan sehingga Reich menuduh bahwa Canon secara culas "telah memaksa konsumen membeli kartrid tinta terlepas dari apakah konsumen membutuhkannya atau tidak jika ingin melakukan scan dokumen".
Canon sendiri dalam sebuah forum pernah merespon akan diperlukannya tinta untuk melakukan scan dokumen dengan printer all-in-one produksi mereka, dan mengaku bahwa tidak ada jalan lain selain mengisi ulang tinta di printer agar bisa melakukan scan, menurut laporan Business Insider.
Tak hanya menggugat Canon telah menipu para konsumen, Leacraft juga menggugat perusahaan itu telah melakukan praktik "pengayaan diri yang tidak adil" dengan menerima pendapatan dari konsumen yang harus membeli kartrid tinta agar bisa meng-scan dokumen menggunakan produk printer all-in-one mereka seperti yang diberitakan oleh FOX.
(stefanus/IDGS)