Viral Kopi Harga Selangit, Pedagang Balas Sebut Turis Tak Tahu Diri Beli Kopi Secangkir Tapi Menginap Semalam
Baru-baru ini tengah viral kabar pedagang di Puncak Bogor mematok harga kopi selangit ke wisatawan yang berkunjung. Lantas, bagaimana faktanya?
IDWS, Kamis, 9 September 2021 - Seringkali kita terlalu cepat menyimpulkan sesuatu hanya dari satu sudut pandang saja, tanpa melihat dari sudut pandang seberang. Hal ini sepertinya patut diingat jika membahas kasus secangkir kopi yang dibanderol Rp 100 ribu di Puncak Bogor yang baru-baru ini marak diperbincangkan netizen.
Melansir pemberitaan detikcom, menurut seorang pedagang yang mengaku sebagai Koordinator Pedagang Puncak Bogor bernama Dadang Sukendar, ia menyebut harga secangkir kopi yang jauh dari harga standar itu karena para tamu dan wisatawan lah yang tak tahu diri.
Turis tak tahu diri
Karena diunggah di YouTube dan jadi viral, Dadang pun memutuskan meluruskan masalah yang menurutnya adalah kesalahpahaman.
"Masalah harga itu perlu dipahami, dikaji misalkan. Ada yang dibilang wajar, ada yang dibilang kurang ajar. Misalkan kopi bisa sampai Rp 100 ribu satu gelas karena mereka nginep di warung semalaman. Warung itu bukan penginapan atau vila," terang Dadang dengan ketus, seperti dikutip dari detikcom.
Dadang Sukendar (Foto: Yolanda Vista/detikcom)
Dadang mengakui bahwa harga yang paling wajar seharga Rp 20 ribu. Ia sudah membandingkan harga di Puncak dengan harga di beberapa destinasi wisata, seperti Situpatenggang, Pangandaran, Pelabuhan Ratu dan bila ada yang tak sesuai maka akan ditindak tegas.
"Kami juga selaku koordinator yang ambil tindakan tegas untuk kebaikan anggota kami juga dan ke pemda. Jangan sampai di tempat wisata akhirnya heboh dengan laporan-laporan yang tidak jelas," terang Dadang.
Lalu, warung mana yang bikin heboh sampai mematok harga hingga Rp 100 ribu? Ia tak menjawab secara terperinci namun mengimbau wisatawan untuk sadar diri ketika berkunjung.
"Kebanyakan emang bapak selaku koordinator juga pedagang, banyak tamu yang nggak tau diri. Istilahnya jajan Rp 50 ribu warung dipakai nginep semalaman. Itu kasian yang punya warung," terang dia.
Kalau tak punya uang ya di rumah saja
"Seluruh masyarakat Indonesia perlu tahu. Ya menurut bapak kalau pengin murah. Udah makan di rumah, minum di rumah jangan makan ke tempat wisata kalau untuk merugikan orang-orang, menjatuhkan wisata kuliner Puncak," tegas dia.
"Terus terang aja. Lebih baik diem di rumah kalau tidak punya duit. Jangan main ke tempat wisata," imbuh Dadang meradang.
(Stefanus/IDWS)
Sumber: detikcom