Heboh Uang Logam Rp 1.000 Bergambar Kelapa Sawit Laku Hingga Puluhan Juta, Asli atau Hoaks?
Uang koin pecahan Rp 1.000 dengan lambang kelapa sawit di tengahnya tengah viral di masyarakat karena bernilai sangat tinggi hingga ada yang membanderolnya Rp 100 juta
IDWS, Kamis, 18 Juni 2020 - Penjualan uang koin pecahan Rp 1.000 dengan harga fantastis ini terjadi di toko e-commerce seperti Bukalapak, Shopee, hingga Tokopedia. Berdasarkan laporan CNNIndonesia.com, uang logam yang diterbitkan Bank Indonesia (BI) sejak 8 Maret 1993 itu kini dijual hingga Rp 100 juta per keping.
Salah satunya akun dengan nama blue_shark88 yang berlokasi di Cilacap, Jawa Tengah di marketplace Shopee. Ada pula yang menawarkan koin kelapa sawit itu dengan harga Rp 100 juta di Tokopedia dengan akun Keren Sobh yang berlokasi di Bekasi, Jawa Barat.
Uang logam berlogo kelapa sawit yang tengah viral. (Foto: Tribunnews)
Dalam diskripsi produk tertulis bahwa uang koin ini merupakan hasil produksi era 1996 atau sudah berusia sekitar 24 tahun.
Sementara di Bukalapak, uang koin kelapa sawit ini termahal dijual di kisaran Rp5 juta per keping. Salah satunya dijual oleh pelapak bernama Agus Yayan yang berlokasi di Bandung, Jawa Barat. Pelapak menuliskan barang yang dijualnya merupakan uang kuno.
Asli atau hoaks?
Kendati begitu, sebenarnya harga rata-rata uang koin dengan ukuran 26 milimeter (mm) dengan tebal 2 mm, dan berat 8,6 gram ini berkisar Rp 2.000 sampai Rp 5.000 per keping. Pada kisaran tersebut, banyak koin yang sudah laku terjual.
Misalnya, penjual uang koin dengan akun @annasfadloli yang berlokasi di Ponorogo, Jawa Timur di marketplace Shopee. Ia menawarkan harga mulai dari Rp 2.100 per keping untuk uang koin kelapa sawit yang memiliki cacat, seperti bolong dan berkarat.
Sementara uang koin kelapa sawit yang sudah dibersihkan dibanderol dengan harga Rp3.600 per keping. Dari harga yang ditawarkan ini, setidaknya sudah ada 2.400 keping koin yang terjual dan masih memiliki stok sekitar 101 keping.
Annas mengatakan penjualan uang koin kelapa sawit sebenarnya sudah dilakukannya sejak 2015 lalu. Ia mengaku berjualan koin 'jadul' alias jaman dulu itu karena banyak peminatnya.
Koin Rp1.000 bergambar kelapa sawit sedang viral karena dijual online Rp100 juta. Ilustrasi. (Dok. Perum Peruri).
"Karena memang ada peminatnya, banyak orang yang cari untuk koleksi atau sebagai bahan mahar," ujar Annas dikutip dari CNNIndonesia.com, Rabu (17/6).
Tak hanya itu, menurutnya, banyak pula pembelinya yang memiliki ketertarikan kepada koin itu untuk sekadar memenuhi hasrat koleksi barang-barang lama. Namun memang, sambungnya, uang koin kelapa sawit ini tiba-tiba mendadak viral karena harganya yang 'tak masuk akal'.
"Sering banget viral begini, tapi kalau orang tahu, harga pasarannya sebenarnya ya cuma Rp2.000 sampai Rp3.000 saja. Jadi yang viral sampai jutaan itu hanya hoaks (kabar bohong) saja," katanya.
Viralnya uang koin kelapa sawit itu pun sempat dimasukkannya dalam deskripsi barang yang dijualnya itu. "Koin pembuatan tahun campur rata-rata 1996 dan 2000 yang katanya lagi viral harga jutaan di sini cuma ribuan," tulisnya.
Selain menawarkan harga per keping, Annas juga memiliki penjualan secara paket uang koin kuno lengkap dengan harga sekitar Rp100 ribuan. Bahkan, paket bisa dilengkapi dengan pengemasan yang lebih aman karena dikirim dari Ponorogo.
Sementara berdasarkan situs resmi BI, sebenarnya uang koin kelapa sawit ini masih berlaku dan sah untuk transaksi pembayaran tunai di dalam negeri. Nilainya pun seharusnya tetap mengacu pada nominal di uang logam, yaitu Rp1.000 per keping.
Uang koin kelapa sawit ini berbahan logam dari campuran Cupro Nikel pada bagian lingkaran luar dan Alumunium Bronze pada lingkaran dalam. Uang ini memiliki gambar Garuda Pancasila dan tanda tahun 1993 di bagian depan dan tulisan 'Kelapa Sawit' dan lambang pohon kelapa sawit serta angka Rp1.000 di bagian belakang.
Sampai berita ini diturunkan, BI belum bisa memberikan tanggapan atas viralnya penjualan uang koin kelapa sawit ini. Sebab, tengah berada di masa tenang jelang Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI.