Lahir pada 25 Desember, Pria Dari Keluarga Muslim Ini Diberi Nama Slamet Hari Natal
IDWS, Kamis, 19 Desember 2019 - Toleransi beragama serta tidak adanya isu-isu beragama pada masa-masa awal kemerdekaan Indonesia rupanya menghasilkan fenomena unik seperti nama yang tidak lazim.
Seorang pria di Dusun Wates, Desa Wonomulyo, Kecamatan Poncokusumo, Malang, merupakan seorang muslim bernama Slamet Hari Natal — hari suci bagi umat Kristen. Bisa kalian tebak, ia memang lahir pada tanggal 25 Desember, tepatnya pada tahun 1962 silam.
Tak hanya itu, pria berumur 57 tahun ini juga kerap dipanggil oleh Yesus oleh rekan-rekan maupun para tetangga.
"Yesus" Slamet Hari Natal menunjukkan e-KTP dan SIM-nya. (Foto: Rizal Adhi/Tugumalang.ID)
“Benar, warga memanggil saya Yesus, mungkin karena perawakan dan rambut saya yang mirip,” ungkap pria tersebut sembari tertawa, seperti dikutip dari Komentar.id.
Melansir laman Tugumalang.ID dan disadur kumparan, Kamis (12/12-2019) siang, Yesus pun bercerita terkait asal usul namanya: Slamet Hari Natal. Selain karena lahir tepat pada tanggal 25 Desember atau persis hari Natal, ia juga mengaku bahwa proses kelahiran dirinya juga berkat pertolongan seorang bidan beragama Kristen.
“Yang membantu saat saya lahir itu orang Kristen Jawi Wetan, namanya ibu Welasasih," tuturnya. Lalu, karena Yesus lahir bertepatan saat perayaan Natal, bidan tersebut menyarankan agar diberi nama Slamet Hari Natal agar lebih mudah dihafalkan.
e-KTP "Yesus" Slamet Hari Natal dengan tanggal lahir 25 Desember 1962. (Foto: Rizal Adhi/Tugumalang.ID)
“Lantas ibu saya, ya mengikuti saja saran bidan tersebut,” terangnya. Meski demikian, Yesus menegaskan baik dirinya dan keluarganya adalah muslim semua. Bahkan Slamet setiap harinya selalu rutin mengikuti kegiatan di mushala.
“Saya kadang juga azan di mushala juga. Tidak ada masalah,” jelasnya. Ia menjelaskan kalau selama ini tetangga-tetangganya tidak ada yang mempermasalahkan namanya meskipun mayoritas adalah muslim. Yesus sendiri menuturkan kalau kesulitan dari memiliki nama unik sepertinya adalah saat mengurus surat-surat di kecamatan.
Seringkali, prosesnya lama karena petugas di sana berkali-kali mengkonfirmasi namanya. “Lambatnya tidak [karena] dipersulit, hanya nanya lagi apa bener ini namanya,” kenangnya sembari tertawa.
Selain itu, ternyata Yesus dikenal sebagai sosok yang dermawan. Sehari-hari ia dengan sukarela membersihkan sampah dengan mobil pikap tuanya untuk dikirim ke TPA.
“Ya saya angkut sampah sukarela, daripada dibuang di sungai. Yang penting dapat barokahnya saja,” tuturnya.
Berkat keikhlasannya itu, ia mengantar sang anak bungsu menjadi prajurit TNI meskipun keadaan keluarganya serba kekurangan. Sang anak yang bernama Sertu Teddy saat ini sedang menjalani pendidikan S1 di RSPAD Gatot Subroto Jakarta.
(Stefanus/IDWS)
Sumber: Komentar.id via Tugumalang.ID dan kumparan