Insiden Penembakan di Christchurch, Selandia Baru, Akan Diangkat Menjadi Film Berjudul 'Hello Brother'
IDWS, Kamis, 16 Mei 2019 - Peristiwa penembakan massal di dua masjid di Christchurch, Selandia Baru pada 15 Maret lalu yang menewaskan puluhan itu orang akan diangkat menjadi film berjudul "Hello Brother". Kabar tersebut diumumkan dalam Festival Film Cannes 2019, Rabu (15/5/2019) waktu setempat.
Film itu akan diproduseri oleh produser asal Mesir, Moez Masoud. "Hello Brother", sebut Masoud, akan mengisahkan sebuah keluarga yang mengungsi dari Afghanistan ke Christchurch, Selandia Baru, untuk menyelematkan diri tapi malah menjadi korban dalam insiden memilukan itu.
Kepada Variety, Masoud berujar: "Di Christchurch, 15 Maret, dunia menyaksikan sebuah kejahatan tak terungkapkan dengan kata-kata terhadap umat manusia." Masoud sendiri kini berada di Selandia Baru untuk bertemu dengan keluarga korban dan mereka yang selamat dari insiden tersebut.
"Kisah yang 'Hello Brother' akan bawa kepada penonton hanyalah satu langkah dalam proses penyembuhan sehingga kita semua bisa memahami lebih baik satu sama lain, dan akar masalah dari terorisme, supremasi, rasisme, dan kebencian," tambahnya.
Daoud Nabi (71), kakek yang mengucapkan "Hello Brother" kepada Brenton Tarrant sebelum Tarrant memulai aksi kejamnya. Daoud sendiri menjadi korban jiwa pertama dalam insiden tersebut. (Mothership)
Judul film "Hello Brother" diambil dari ucapan seorang jemaat asal Afghanistan, Daoud Nabi (71), yang menyapa Brenton Tarrant — pelaku penembakan massal — saat tengah memasuki masjid untuk memulai aksinya. Jemaat tersebut kemudian ditembak mati di tempat oleh Tarrant dan menjadi korban jiwa pertama.
Ucapan salamnya tersebut dikutip di penjuru Bumi untuk menyerukan perlawanan terhadap aksi kebencian.
Ilustrasi Daoud Nabi saat mengucapkan "Hello Brother" kepada Brenton Tarrant. Gambar ini langsung jadi viral di media sosial pasca insiden berdarah Christchurch. (akbarbisul/Instagram)
Asosiasi Muslim Canterbury yang berdomisili di Christchurch mengaku belum dihubungi terkait proyek film tersebut. "Kami belum mendapat pengajuan tentang ini (proyek film 'Hello Brother') ataupun persetujuan terkait proyek tersebut," kata ormas itu. Namun diketahui sebelumnya seorang pria telah datang ke masjid Al-Noor dan secara samar membahas soal film mengenai insiden Christchurch tersebut.
"Kami tidak dapat menghentikan proyek semacam itu bila para sineas berkeinginan membuatnya, namun Asosiasi Muslim Canterbury menghargai kehormatan dan privasi komunitas kami dan martabat mereka yang hidup sebagai yang utama," lanjut pernyataan tersebut.
Film "Hello Brother" sendiri akan ditulis oleh Masoud dan digarap oleh perusahaannya, Academia Pictures.
Korban tewas dalam peristiwa penembakan di dua masjid (Al-Noor dan Lindwood) di Christchurch, Selandia Baru, pada 15 Maret diketahui sebanyak 51 orang di mana satu orang warga Turki sempat kritis sebelum kemudian meninggal belakangan.
Pelaku merupakan warga Australia yang bermukim di Selandia Baru bernama Brenton Harrison Tarrant. Ia menembaki para jemaat Muslim yang tengah menunaikan salat Jumat di dua masjid bahkan menyiarkannya secara langsung lewat akun Facebook-nya.
Ia didakwa dengan 89 tuduhan, termasuk 50 tuduhan pembunuhan dan 39 percobaan pembunuhan. Tak lama setelah insiden berdarah tersebut, pemerintahan Selandia Baru mengesahkan revisi Undang-Undang Senjata Api.
Perdana Menteri Selandia Baru, Jacinda Ardern, mengatakan pemerintah bakal melarang senapan kepemilikan dan penggunaan senjata api otomatis dan semi-otomatis. Pemilik senjata itu harus menyerahkannya kepada polisi dan mereka akan mendapat ganti rugi sesuai usia dan kondisi senjata.
(Stefanus/IDWS)
Sumber: CNN Indonesia