Para Haters Ungkapkan Alasan Mereka Menuliskan Komentar-komentar Jahat Terhadap Sulli
IDWS, Senin, 18 November 2019 - Episode terbaru dari program acara televisi Korea Selatan berjudul Unanswered Questions membahas kematian Sulli akibat bunuh diri lebih detail.
Selain membahas penyebab paling mungkin dari keputusan Sulli mengakhiri hidupnya sendiri, program TV itu juga mengungkapkan realita mengejutkan di balik budaya "kebencian" yang mungkin telah luas mewabah di masyarat, terutama di industri hiburan di Korea Selatan.
Bahkan setelah kepergian Sulli, masih ada para haters yang menyalahkan Sulli karena tak kuat menghadapi komentar-komentar negatif mereka. (Foto: Koreaboo)
Membahas tingkat akan kekejaman online yang dihadapi Sulli sebagai seorang selebriti, Unanswered Questions juga mengintervew beberapa netizen Korea Selatan yang meninggalkan komentar-komentar buruk di laman Instagram Sulli.
Seperti yang diberitakan sebelumnya, Sulli yang merupakan mantan anggota girlband f(x) itu dikenal sebagai pendukung kebebasan berpakaian para wanita serta pendukung gerakan #NoBra. Sayangnya justru karena itulah ia diserang oleh para netizen Korea Selatan.
Ketika dihadapkan pada pertanyaan kenapa mereka menulis komentar sekejam itu, para haters ini menyebutkan tanpa malu-malu alasan mereka yang mungkin bisa jadi bahan renungan bagi kita, orang Indonesia, juga. Berrikut ini reaksi seorang hater yang kita sebut sebagai Hater A.
Hater A: "Kamu tahu, bila komentarku kutulis 10 minggu lalu, aku pasti akan meminta maaf ratusah kali. Tapi aku menuliskannya ratusan minggu lalu. Apa yang harus aku lakukan bila kamu mengungkitnya sekarang?"
Interviewer: "Tapi menurut kami (tim Unanswered Questions) komentar tentang bagian tubuh Sulli ini jelas-jelas dituliskan untuk tujuan jahat dan merupakan pelecehan seksual."
Hater A: "Terus kenapa bila komentarku memang bertujuan jahat? Maksudku hanya dia (Sulli) sudah cukup cantik, jadi dia tak seharusnya melakukan sesuatu seperti ini (menunjukkan belahan payudara) yang mengurangi kecantikannya."
Interviewer: "Menurutmu apakah Sulli berpose seperti itu di foto ini dengan tujuan pamer?"
Hater A: "Apa ada alasan lain baginya untuk melakukan hal itu?"
Interviewer: "Kenapa kamu meninggalkan opinimu di Instagram Sulli?"
Hater A: "Kenapa, apa kamu penggemarnya? Komentarku bukan soal dirimu."
Seorang hater yang lain (sebut saja Hater B) — yang juga menuliskan komentar bernada pelecehan seksual tentang belahan dada Sulli, beralasan bahwa semuanya hanyalah lelucon. Terlebih lagi, menurutnya lelucon tersebut tidak akan berdampak bagi selebriti yang meninggal pada 14 Oktober 2019 itu.
Komentarku hanyalah lelucon. Sulli memang seorang wanita, tapi aku pikir ia memiliki jiwa yang lebih kuat dari laki-laki. Jadi aku pikir sekalipun aku menuliskan komentar [jahat] seperti itu, Sulli tidak akan peduli. Dan jujur saja, menurutku komentar-komentar jahat itu lebih seperti 'Mati saja kau'... atau lebih buruk lagi. Paham? Aku benar-benar ragu Sulli mengalami masa-masa sulit karena beberapa komentar seksual. Ditambah lagi, ini pendapatku tentang selebriti. Mereka tidak hanya menerima cinta dan perhatian. Mereka juga harus bertahan dari komentar jahat. Sebagai gantinya, bukankah mereka menikmati kehidupan terbaik mereka? Mengenakan pakaian bagus, mobil mewah, dan apa saja yang bagus
— Hater B.
Menurut seorang hater lain (sebut saja Hater C), ia menyebut Sulli sebagai "pelacur perhatian" lewat komentarnya. Menurutnya, para selebriti memang harus bertahan dari kebencian-kebencian karena menerima dan memproses emosi negatif seperti ini adalah bagian dari pekerjaan selebriti.
Ya saya menyebut Sulli sebagai seorang pelacur perhatian. Tapi dia bisa saja mengakui bahwa dia memang pelacur perhatian. Komentarku bukanlah komentar kebencian. Aku tidak menyuruhnya mati. Aku bisa saja tidak peduli akan kehidupannya. Tapi bagaimana kamu bisa jadi selebriti bila kamu punya jiwa yang lemah? Kamu harus menunjukkan dirimu di depan publik.
— Hater C.
Sekalipun Sulli telah pergi, para haters ini — yang membenarkan diri mereka dengan logika "ketenaran datang dengan kritikan — tidak berhenti begitu saja. Seorang YouTuber bernama Bepon, mencoba jadi viral dengan mengungah sebuah video di mana ia mengklaim dirinya adalah mantan pacar Sulli.
YouTuber Bepon saat diwawancara terkait video buatannya yang 'ditujukan untuk berkabung atas kematian Sulli'. (SBS)
Dalam video yang kini telah dihapus itu, Bepon mengaku berduka atas kematian Sulli dan mengucapkan selamat tinggal. Dalam sebuah interview terpisah, Bepon menyarankan para selebriti yang tidak bisa bertahan dari komentar dan kritik negatif lebih baik pergi dari dunia hiburan saja.
Aku tidak mencoba menghina atau mencela Sulli dalam hal apapun. Video itu murni untuk berkabung. Aku membuatnya agak berbeda dari video-video mengenang Sulli yang lain. Aku tak mengira video itu akan jadi viral. Tapi aku ada pendapat mengenai komentar-komentar kejam. Bolehkah aku membagikannya? Menurutku bukanlah hal yang keren bagi para selebriti bertingkah emosional hanya karena komentar-komentar jahat. Hal itu datang seiring dengan ketenaran, jadi mereka harus menghadapinya. Jujur saya, bila kamu mengalami butthurt karena komentar-komentar negatif, lebih baik pilih pekerjaan lainnya. Jangan jadi selebriti.
— YouTuber Bepon.
Setelah episode Unanswered Questions tersebut tayang di televisi, banyak warga Korea Selatan yang terdiam dan merasa jijik terhadap bagaimana mereka berkilah bahwa komentar-komentar kejam mereka bukanlah alasan dibalik kematian Sulli atau para selebriti lainnya.
(Stefanus/IDWS)
Sumber Foto: Koreaboo.com