Gangguan Ginjal Akut Misterius Terus Meneror Anak-anak Indonesia, Angka Kematian Dekati 50 Persen
Penyakit gangguan ginjal akut (acute kidney injury) terus meneror anak-anak di Indonesia dengan angka kematian (fatality rate) yang tinggi.
IDWS, Jumat, 21 Oktober 2022 - Belum ditemukannya penyebab pasti dari gangguan ginjal akut itu secara langsung berdampak pada tingginya angka kematian pada anak yang mengidapnya.
Menurut Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin, tingkat kematian akibat gangguan ginjal akut misterius tersebut mendekati angka 50 persen. Total di Indonesia, kasus gangguan ginjal akut misterius yang sudah ditemukan mencapai 206 kasus. Balita yang terpapar penyakit tersebut mencapai sekitar 70 orang per bulan. Budi Gunadi bahkan menyebut bahwa realitanya dipastikan ada lebih banyak kasus dari data yang ada.
Karakteristik penyakit ini adalah mendadak, cepat, dan belum diketahui penyebabnya. Hal ini membuat Kemenkes mulai mengkaji kemungkinan untuk menetapkan gangguan ginjal akut misterius dengan status Kejadian Luar Biasa (KLB).
"Para ahli sudah kita libatkan, bagian dari tim ini, apakah nanti perlu dilakukan (untuk menetapkan KLB), masih berproses semua," ungkap Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi, seperti dikutip dari Kompas.com.
Nadia mengungkap, ada beberapa pertimbangan yang dipikirkan dalam menetapkan kasus KLB. Salah satu pertimbangan yang dilakukan adalah melihat tren kenaikan dan angka kematian kasus. Biasanya, status KLB ditetapkan jika kasus dan angka kematian mengalami tren peningkatan yang cepat seperti kasus COVID-19.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta dr. Widyastuti (tengah) menggendong bayi peserta vaksinasi PCV, bersama Ketua IDI Jakarta Barat dr Cecilia Renny (kanan) dan orangtua peserta vaksin di Puskesmas Kembangan, Jakarta Barat (12/9/2022).(Kompas.com/MITA AMALIA HAPSARI)
Di ibu kota DKI Jakarta sendiri, kasus gangguan ginjal akut misterius telah terdata menjangkiti 71 anak hingga Rabu (19/10/2022). 40 di antaranya meninggal dunia sejak Januari, melansir laporan Kompas.com.
Di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) yang notabene sebagai rumah sakit rujukan, tingkat kematian pasien gangguan ginjal akut bahkan lebih dari 50 persen.
Berdasarkan pernyataan Direktur Utama RSCM dr. Lies Dina Liastuti yang dilaporkan Kompas.com, tingkat kematian pasien rujukan itu mencapai 63 persen dari total 49 kasus yang diterima sepanjang tahun 2022. Perincian pasien yang dirawat, yaitu 2 pasien pada Januari, 1 pasien pada Maret, 3 pasien pada bulan Mei, 2 pasien di bulan Juni, 1 pasien di bulan Juli, 8 pasien di bulan Agustus, 20 pasien pada September, dan 12 pasien pada Oktober 2022. Terdapat 7 orang yang dinyatakan sembuh usai mendapat perawatan, dan 11 anak yang saat ini masih dirawat.
(Stefanus/IDWS)