Ilmuwan Jerman Berencana Kembang Biakkan Babi Rekayasa Genetik untuk Transplantasi Jantung ke Manusia
Ilmuwan Jerman berencana untuk mengkloning dan membiakkan babi-babi yang sudah direkayasa secara genetik untuk menjadi donor jantung bagi manusia.
IDWS, Senin, 7 Februari 2022 - Rencana tersebut dibuat berdasarkan kesuksesan operasi transplantasi donor jantung babi ke manusia di Amerika Serikat bulan Januari lalu.
Tim bedah dari University of Maryland Medicine berhasil mentransplantasikan jantung dari seekor babi dengan 10 rekayasa genetik ke seorang manusia yang sakit parah. Menurut dokter yang menangani pasien tersebut, pria itu dalam keadaan baik meski risiko infeksi, penolakan organ, dan tekanan darah tinggi masih ada.
Eckhard Wolf, seorang ilmuwan di Universitas Ludwig-Maximillians (LMU) di Munchen mengatakan bahwa timnya menargetkan spesies babi donor siap untuk percobaan transplantasi pada tahun 2025. Menurutnya, transplantasi jantung dari timnya adalah versi lebih sederhana dari transplantasi yang dilakukan di AS.
"Konsep kami adalah menggunakan model yang lebih sederhana, yakni lima rekayasa genetik, kata Wolf seperti dilansir dari The Guardian.
Eckard Wolf di peternakan babi Badersfeld di Oberschleissheim, Jerman. (Foto: The Guardian via Lukas Barth/Reuters)
Wolf, yang sudah 20 tahun lamanya meneliti transplantasi organ antara hewan-manusia — disebut xenotransplantation — menyatakan bahwa timnya akan menggunakan teknologi kloning yang ada sekarang untuk menciptakan "generasi awal" yang kemudian akan dikembang biakkan lebih lanjut. Generasi pertama akan terlahir pada tahun ini, dan jantung mereka akan ditransplantasikan ke babon sebagai percobaan sembari berusaha mendapatkan persetujuan untuk uji coba terhadap manusia dalam 2-3 tahun.
Namun mimpi Wolf untuk menyukseskan transplantasi hewan-manusia menghadapi kesulita tidak hanya dari segi teknis, namun juga oleh kuatnya gerakan hak hewan di Jerman, di mana penelitian Wolf itu telah menjadi perdebatan panas di sana. Jerman sendiri merupakan salah satu negara di Eropa dengan rasio donor terendah, dengan kata lain pasien yang membutuhkan transplantasi organ di sana akan kesulitan mencari organ donor.
Wolf, dan pihak-pihak yang mendukungnya, berpendapat bahwa penelitian transplantasi organ hewan ke manusia bisa membantu mengatasi kekurangan donor organ di Jerman. Akan tetapi pihak-pihak yang menentangnya telah menyerukan pelarangan praktik xenotransplantation karena dianggap tidak etis.
(Stefanus/IDWS)
Sumber: The Guardian