Indonesia Diyakini Sudah Masuk Gelombang Ketiga Pandemi COVID-19
Virus corona COVID-19 kembali meneror Indonesia di mana kini dengan semakin pesatnya peningkatan kasus infeksi. Hal itu membuat Ikatan Dokter Indonesia (IDI) menyatakan bahwa Indonesia sudah masuk gelombang ketiga pandemi.
IDWS, Selasa, 2 Februari 2022 - Hal ini ditandai dengan melonjaknya angka kasus Covid-19 dan ‘positivity rate’ yang tinggi, yakni di atas 20 persen. Angka ini melampaui standar yang dipatok Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), yakni 5 persen. Jumlah kasus Covid-19 di Indonesia mengalami peningkatan secara signifikan dalam beberapa pekan.
Libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) dianggap menjadi penyebab kembali meruyaknya orang yang terpapar virus corona. Kondisi ini diperparah dengan munculnya Omicron, varian baru virus ini yang pertama kali terdeteksi ada di negeri ini pada 15 Desember 2021.
Peningkatan kasus mulai terlihat pada pertengahan Januari 2022. Medio 17-23 Januari, ada 14.729 kasus positif baru. Kemudian pada periode 24-30 Januari, ada kenaikan 56.807 kasus baru dalam sepekan. Selama sepekan kasus Covid-19 konsisten naik. Mulai dari 2.927 kasus baru pada 24 Januari, lalu terus meningkat hingga 30 Januari dengan 12.422 kasus baru dalam sehari.
Pada Selasa (1/2/2022), kasus Covid-19 di Indonesia kembali bertambah 16.021. Dengan penambahan ini total kasus Covid di Indonesia sudah mencapai 4.369.391. Kasus kematian juga merangkak naik. Selama 17-23 Januari, sebanyak 50 pasien Covid-19 di Indonesia dinyatakan meninggal dunia. Lalu pada 24-30 Januari, kasus kematian meningkat menjadi 83 orang dalam sepekan.
Sementara pada Selasa (1/2/2022), pasien Covid-19 yang meninggal bertambah 28 orang. Sehingga total menjadi pasien Covid-19 yang meninggal mencapai 144.348 orang. Kementerian Kesehatan pernah menyatakan, puncak kasus Covid-19 di Indonesia akan terjadi pada awal hingga pertengahan Februari 2022. Lonjakan kasus ini diprediksi bisa mencapai 60.000 kasus dalam sehari. Prediksi jumlah kasus baru itu lebih tinggi dari rekor penambahan kasus harian yang terjadi pada 15 Juli 2021, dengan 56.757 kasus baru akibat penyebaran varian Delta.
Mengabaikan peringatan
Epidemiolog dan sejumlah kalangan sebenarnya sudah mengingatkan pemerintah terkait ancaman gelombang ketiga pandemi ini. Peringatan ini dilontarkan saat pemerintah membatalkan rencana Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 3 secara nasional saat libur Nataru. Libur Nataru dikhawatirkan akan menciptakan klaster baru. Pasalnya, tak ada pembatasan yang signifikan terkait kerumunan dan mobilitas orang.
Kebijakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang mewajbkan agar sekolah menggelar pendidikan tatap muka (PTM) atau dilakukan secara offline juga disesalkan. Kebijakan ini dilakukan saat angka kasus pasien Covid-19 varian Omicron naik signifikan. Selain Nataru, PTM dikhawatirkan akan mempercepat penyebaran dan penularan Omicron.
Menurut WHO dan sejumlah ahli, varian baru Covid-19 ini lebih cepat menular dibanding varian Delta. Mutasi terbaru virus corona ini juga dapat menginfeksi orang yang sudah menerima vaksin dua kali.
Pemerintah mengaku siap
Meski ada lonjakan kasus Covid-19, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) membantah bahwa saat ini Indonesia sudah memasuki gelombang ketiga pandemi. Pasalnya, kenaikan kasus baru terjadi dua pekan.
Meski demikian, potensi gelombang ketiga pandemi bisa saja terjadi jika melihat peningkatan kasus Covid-19 saat ini. Menurut Kemenkes, kasus harian Covid-19 berpotensi terus mengalami kenaikan hingga mencapai puncaknya pada akhir Februari 2022. Mengutip penjelasan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, puncak kasus harian Covid-19 berpotensi bisa tiga hingga kali lebih besar dari puncak kasus harian saat penularan varian Delta.
Sehingga jika tahun lalu puncak kasus harian saat penularan varian Delta sebanyak 56.000, maka ada potensi varian Omicron terjadi tiga hingga empat kali lipat. Pemerintah mengklaim sudah menyiapkan diri menghadapi gelombang ketiga pandemi. Fasilitas kesehatan (faskes) dan alat kesehatan (alkes) telah dipersiapkan dengan matang guna menghadapi potensi lonjakan kasus Covid-19. Selain itu, pemerintah juga terus meningkatkan testing dan tracing sebagai bentuk upaya deteksi dini dalam mencegah meluasnya pandemi.
Peringatan sudah dilontarkan. Kritik dan masukan juga sudah disampaikan. Kecemasan dan kekhawatiran akhirnya menjadi kenyataan. Kini negeri ini kembali diselimuti pandemi. Tiap hari ada peningkatan kasus dengan angka yang cukup tinggi. Kabar kematian juga mulai kerap datang. Benarkah pemerintah telah siap dengan gelombang ketiga pandemi ini? Akankah kita akan kembali menghadapi kondisi seperti saat gelombang kedua pandemi terjadi?
Gambar fitur: Ilustrasi/Pexels