Mutasi Virus Corona yang Lebih Mudah Menular Ditemukan di Indonesia
Mutasi virus corona yang lebih mudah menginfeksi ditemukan di Indonesia, menurut Eijkman Institute for Molecular Biology yang berbasis di Jakarta.
IDWS, Senin, 31 Agustus 2020 - Institut tersebut melaporkan temuannya tersebut pada hari Minggu (30/8/2020) kemarin. Indonesia sendiri mencatatkan penambahan kasus infeksi sebanyak 2.858 dalam 24 jam terakhir, terhitung mulai dari Sabtu (29/8/2020) pukul 12.00 WIB hingga Minggu pada waktu yang sama.
Meski jumlah itu masih di bawah angka 3.308 kasus infeksi baru dalam sehari yang terjadi pada Sabtu dua hari lalu, terjadi peningkatan rata-rata penambahan kasus infeksi baru harian dibandingkan bulan sebelumnya. Total hingga hari Senin ini, jumlah kasus positif virus corona COVID-19 di Indonesia telah mencapai 172.053 dengan korban jiwa sebanyak 7.343, menurut situs covid19.go.id.
Deputi Direktur Institut Eijkman, Herawati Sudoyo, mengatakan kepada Reuters bahwa Mutasi yang disebut D614G itu memang lebih mudah menginfeksi orang lain, namun disebut lebih mild, dan ditemukan dalam sekuensi data genom yang dikumpulkan Institut tersebut. Ia juga menekankan bahwa studi lebih lanjut masih dibutuhkan untuk menentukan apakah mutasi ini adalah penyebab dari tren peningkatan infeksi virus corona di Indonesia pada bulan Agustus ini.
Percabangan atau mutasi tersebut yang menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah diidentifikasi sejak Februari lalu, telah menyebar di Eropa dan Benua Amerika, serta ditemukan juga di negara tetangga Indonesia seperti Singapura dan Malaysia.
Syahrizal Syarif — pakar epidemiologi dari Universitas Indonesia — memperingatkan agar rakyat Indonesia harus tetap waspada karena dari simulasi yang ia lakukan, ada kemungkinan penambahan kasus infeksi COVID-19 sebanyak 500 ribu hingga akhir tahun 2020.
"Situasi ini serius...transmisi lokal saat ini di luar kendali," kata Syarif seperti dikutip dari ndtv.com. Ia juga menekankan bahwa jumlah infeksi harian bisa saja lebih banyak apabila laboratorium bisa memproses lebih banyak spesimen dalam sehari.
Ibukota Jakarta sendiri mencatatkan rekor peningkatan infeksi COVID-19 secara harian, yang dikaitkan dengan tingginya mobilitas masyarakat pada pertengahan Agustus atau momen perayaan Hari Kemerdakaan RI yang ke-75.
(Stefanus/IDWS)